Wanti-Wanti Love

7.1K 802 10
                                    





"Jangan coba-coba." Suara Love terdengar tajam dengan tatapan yang tak kalah tajam. Persis pembawa acara infotainment investigasi yang kebanyakan mengorek skandal perselingkuhan selebriti. Rasanya cocok banget kalau sehabis kalimat tadi Love bilang, "Apakaaah... Win Metawin Opasiamkajorn akaaan terjebaaak dalaaam perasaan berbahaya ini?" dengan gaya khas presenter infotainment, bibir mencong-mencong dan mata mendelik-delik heboh.

Win mematikan laptop, lalu duduk di samping Love yang sejak tadi asyik membongkar koleksi majalah traveling di sofa ruangan Win. "Jangan coba-coba apaan sih?"

"Kalau nggak bisa profesional mendingan lo kasih aja si Bright ke staf lo, Win."

Win mendelik. "Maksudnya, jangan gue yang nanganin? Nyesel deh gue cerita sama lo tadi. Love, deg-degan gue itu cuma lucu-lucuan. Jangan serius gitu dong."

Huh, kalau tahu bakalan kena omel, Win nggak mau deh cerita jujur ke Love. Padahal kan Win cerita karena menganggap Love sebagai sahabatnya yang paling lengket, jadi Love bisa diajak ngobrol seru. Ternyata reaksi Love sama sekali nggak asyik.

Pluk! Love menutup majalah di pangkuannya lalu menatap Win. "Anak bandel banget sih lo. Denger ya, Win, lucu-lucuan itu kalau lo baru kenal Bright dan tiba-tiba deg-degan nggak jelas, tapi lo sama Bright itu beda. Lo beneran punya perasaan buat dia. Kalau sekarang lo masih deg-degan juga, artinya perasaan lo itu masih ada, padahal udah bertahun-tahun lo pendam. Perasaan model kayak gitu yang lebih bahaya. Dia itu klien lo, Win. Sudah mau kawin pula. Jangan main-main! Lo inget kan gimana bencinya lo sama Mon?"

Bibir Win berubah cemberut. "Love, ih! Lo kenapa jadi nyeremin gitu sih? Masa deg-degan aja nggak boleh. Lagian, gue nggak mungkin kayak Mon. Gue nggak akan pernah merusak hubungan orang." Win menggusrak poninya ke atas. Mendadak pembahasan ini bikin gerah. Win jadi merasa dihakimi.

Love menghela napas pelan. "Gue serius, Win. Denger ya, mungkin lo sempet mikir pertemuan lo sama Bright setelah sekian lama itu karena kalian berjodoh. Tapi faktanya, dia udah punya calon istri. Sekarang lo harus berpikir sebaliknya, Win. Mungkin kalian ketemu justru karena kalian nggak berjodoh. Jadi, mulai sekarang, bersikap profesional yang bener deh. PDKT sama Luke yang serius."

Dahi Win berkerut. "Filosoi lo aneh amat. Di mana-mana itu, kalau jodoh, Tuhan pasti mempertemukan lagi. Bukannya malah kalau NGGAK jodoh yang dipertemukan lagi."

"Kuno," Love bersungut-sungut. "Nggak harus selalu kayak gitu. Semua hal itu ada dua sisi. Memang umumnya kalau berjodoh, maka akan ketemu lagi, tapi nggak selalu kayak gitu. Contohnya, lo sama Bright. Tuhan mempertemukan kalian justru untuk ngasih tahu lo bahwa dia bukan jodoh lo. Forget it! Tuhan mempertemukan kalian supaya lo lihat bahwa Bright udah punya kehidupan lain, dan sekarang saatnya lo move on dan melupakan dia. Karena mungkin secara nggak sadar lo masih mengharapkan Bright selama bertahun-tahun ini, sampe Tuhan merasa harus turun tangan supaya lo bisa move on. Kasian banget lo, Win." Love tertawa resek setelah berpidato sangat serius.

"Sialan lo!" Win menepak bahu Love, keki. "Gue nggak se-desperate itu sampe Tuhan harus turun tangan."

Love cekikikan. Tapi lima detik kemudian cekikikannya berhenti dan menatap Win lagi. "Pokoknya gue serius, Win. Lo harus hati-hati. Gue nggak mau lo main-main sama perasaan. Perasaan itu bukan untuk lucu-lucuan, Win. Jangan sampe lo keterusan dan semuanya jadi nggak lucu lagi. Mending lo tentuin sikap dari sekarang."

Serius banget sih, si Love! Win jadi merasa habis selingkuh.

"Love, please. Gue cuma lucu-lucuan. Suwer! Lo kan tahu gue paling anti sama pengganggu

HONEYMOON EXPRESS [BrightWin] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang