3 bulan kemudian....
Jemari lincah penjahit kebaya pengantin menjelujur brokat di area pinggang. "Dietnya ketat banget ya, Mbak? Padahal baru dua minggu lalu i tting pas banget. Eh, sekarang berkurang satu senti," komentar si penjahit kebaya.
"Ya maklum lah.... Namanya juga mau jadi pengantin. Pasti biar malam pertamanya nanti hot dan seksi ya, Cin? Bodinya sudah ala-ala Miranda Kerr. Singset langsing ala ala macan gimanaaa gitu.... Tadi pagi aja pas akad, si masnya kayak udah nggak tahan banget tuh." Sambil menata sanggul, hair stylish bergaya nyentrik dan gemulai ikutan komentar. Nggak lupa mengedip-ngedipkan mata penuh arti. "Awas lho, Ciiin... kelewat seksi nanti masnya jadi nggak ku-ku... alias kurang tahan lama. Kayak paket kilat gitchuuu...." Lalu seisi ruangan khusus pengantin perempuan di ballroom hotel itu tertawa kompak.
Mix yang duduk di pojok ruangan ikut cekikikan. Nggak nyangka, salah satu sahabatnya bakal menikah secepat itu. Padahal tiga bulan yang lalu belum ada tanda apa-apa.
"Love... maaf, cintaku, gue telaaat...." Pintu ruangan terbuka. Win tergopoh-gopoh masuk dengan kantong plastik minimarket 24 jam di tangannya. "Nih, cokelat pesenan lo. Demi menebus ketelatan, gue sampe rela turun di minimarket dengan dandanan total begini."
Win menyodorkan plastiknya ke arah Love. Love cemberut menyambar plastik yang disodorkan Win. "Gila lo ya, berani-beraninya nyaris telat ke resepsi kawinan gue! Nyebelin sih lo, habis akad pakai ke kantor dulu! Untung lo masih sempet. Kalau nggak... nggak termaafkan!"
"Iyaaa... iyaaa...." Win tersenyum maklum. Sahabatnya itu cantik banget hari ini. Balutan kebaya pengantin bernuansa salem betul-betul bikin Love kelihatan anggun, elegan, dan tentu saja sangat bahagia.
Tiba-tiba mata Win menghangat. Setelah akad nikah tadi pagi, Love sudah sah jadi seorang istri. Nggak nyangka, Love yang menikah duluan. Tiga bulan lalu, tiba-tiba aja Dean melamar Love. Tanpa pikir panjang, Love menjawab iya. Lalu tiga bulan kemudian, di sinilah mereka. Di hari pernikahan Love.
"Eh, kenapa muka lo bengong tiba-tiba begitu?"
"Love... Selamat ya!" Win memeluk Love tiba-tiba. Dia terlalu terharu dan ikut bahagia. "Berkali-kali meluk lo hari ini, gue tetep belum puas. Gue terlalu bahagia buat lo."
Love balas memeluk Win. Tanpa harus mengatakan apa pun, Love tahu Win bahagia banget untuk dia. Dalam hati Love berulang kali berdoa semoga Win mendapatkan kebahagiaan yang sama seperti dia hari ini.
"Eeh... kecurangan terselubung banget sih kalian pelukan berdua!" Mix melompat dari duduknya lalu ikut memeluk kedua sahabatnya.
"Oke, sekarang lo bisa lepasin gue, Win, sebelum ada ornamen rambut gue yang nyangkut di rambut kalian berdua. Kalau sanggul gue rusak dan gue harus duduk diem sampe kepala pegel lagi, gue cekek lo berdua sampe jadi setan!"
**
"Makan chocolate fondue yuk?" ajak Mix sambil menggandeng tangan Win yang lagi asyik berdiri di gubuk siomay Bandung.
"Ah, makan mulu lo! Itu perut nggak penuh-penuh? Kita baru juga beres makan siomay." Mix cengengesan. "Eh, intisari kondangan itu, selain merayakan pernikahan seseorang, ya makan-makan gratis. Lagian, semua orang juga bakal muji lo setinggi langit sebab lo cuantik dahsyat bak dewi-dewi khayangan yang iseng-iseng turun ke bumi ini."
"Ih!" Win mendelik.
Tapi Mix nggak salah. Win memang nggak kalah cantik dengan Love malam ini. Jas pink pucat dengan kemeja yang sedikit erbuka di bagian dada, rambut bergaya messy, Win seperti siap melenggang di red carpet Piala Oscar sambil melambai dadah-dadah mesra pada paparazi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HONEYMOON EXPRESS [BrightWin] ✅
FanfictionBright Vachirawit bukan hanya sekedar teman lama, dia adalah laki-laki yang selalu sukses membuat jantung Metawin berdebar tak karuan sewaktu di kampus. Dan setelah sekian tahun, reaksi debar jantungnya masih sama. Tapi lamunan Metawin buyar seketik...