Semilir hembusan angin yang perlahan namun menenangkan itu meniup dedaunan yang sudah tak terlalu erat dengan rantingnya sehingga membuatnya jatuh melayang berapa saat di udara dan akhirnya menyentuh tanah.
Hembusan angin yang sama juga dengan seijin alam menerpa melewati gadis manis yang tengah duduk sendirian di bawah pohon belakang sekolahnya itu sambil melihat ke arah teman-temannya yang sedang sedang berbincang ria.
Alena memejamkan matanya perlahan dan menghirup oksigen banyak-banyak lalu menghembusnya lagi.
"Semangat Na,"katanya lirih menyemangati dirinya sendiri.
"Kayaknya berat ya?"mendengar suara itu membuat Alena sedikit terpelonjak kaget. Ia tak tau sejak kapan ada orang lain yang duduk di sampingnya.
"Fyuuuh lumayan kak"jawab Alena sekenanya setelah melihat ke arah cowok yang duduk di sebelahnya itu, dan hanya berjarak beberapa jengkal saja
Alena menerawang lurus pandangannya. Melihat ke arah atas. Pohon di atasnya cukup rindang ternyata, pantas saja ia tak merasa ada terik matahari yang mengenai dirinya.
"Tau ngga, kenapa gue duduk di samping lo?"sebuah pertanyaan terlontar dari mulut Marchelino, kakak kelas yang baru beberapa kali bertemu dengannya
Alena menggeleng "ga tau kak"katanya lirih
"Tadi gue ngeliat Lo ngelamun sendirian jadinya gue samperin dah"jelas Marchel
"Emmm"Alena hanya meng-iyakan dengan dehamannya saja.
"Ga tau kenapa, walaupun baru beberapa kali gue ketemu Lo dan di setiap pertemuan itu gue ngerasa ada yang beda na"tutur marchel sambil memosisikan doronya duduk bersandar dengan lengannya
"Maksud kakak?"sontak Alena bingung dengan maksud tujuan Marchel mengatakan hal itu
"Bukan, bukan gue suka sama lo. Tapi tu kayak ga tau kenapa gue ngerasa kita pernah ketemu jauh sebelum sekarang gitu na, tapi gue ga inget"Marchel berusaha menjelaskan dengan rasa yang sulit ia definisikan
Ya, Alena sempat merasakan hal itu juga. Entahlah, dirinya sekarang merasa seperti de-ja-vu waktu. Sejujurnya ia juga merasakan hal itu, antara ia dan marchel.
Alena merasa ada sebuah pertemuan dan sebuah ikatan yang jauh sebelum sekarang. Walupun ia tak tau ikatan apa itu.
Ada perasaan apa sebenarnya antara dirinya dan Marchel? Entahlah mungkin hanya waktu yang bisa menjawab semua rasa penasarannya dan marchel.
"Masa lo ga ngerasain juga si Na"tutur Marchel setelah melihat Alena yang bungkam
"Sebenernya Alena ngerasain kak, tapi kita ga tau apa itu. Perasaan apa, entahlah"Alena menaikkan bahunya
"Fyuuuh lupain aja ya Na, oh ya btw bentar lagi bel. Gue ke kelas duluan ya Na"setelah mengucapkan itu marchel meninggalkan Alena.
Alena melihat jam di ponselnya dan ternyata memang sebentar lagi jam masuk kelas dan KBM di mata pelajaran terakhir sebelum pulang.
***
Alena berjalan ke kantor sambil membawa prakaryanya yang dibuatnya dari stik es krim beberapa hari lalu.
Tadi waktu perwakilan kelompok kelasnya mengumpulkan, ia sedang ke toilet alhasil sekarang ia mengumpulkannya sendirian sehabis jam mata pelajaran terakhir selesai.
Setelah mengumpulkannya kepada guru prakarya, Alena langsung saja bergegas keluar kantor karena dirinya ingin cepat-cepat sampai rumah dan rebahan di kasurnya.
Tapi realita memang tak semulus dugaannya. Ketika baru saja keluar dari pintu kantor Alena tak sengaja menubruk seseorang
"Buuugh..."dan beberapa buku yang bertumpuk lumayan tebal itu berjatuhan
"Ma-maaf kak, Alena nggak sengaja"dengan sepontan Alena langsung membantu mengambil satu persatu buku yang jatuh itu tanpa melihat ke arah siapa yang barusan ia tabrak.
"Makanya kalo jalan liat depan"suara dengan nada lumayan ketus keluar dari mulut Alendra.
Ya, Alena baru saja bertubrukan dengan Alendra yang sepertinya hendak mengumpul buku di kantor.
"Iya sorry, Alena tadi buru-buru"ujarnya lirih.
Alena tak habis fikir, waktu itu saat di halte Alendra baik padanya. Tapi sekarang? Ketus. Terkadang baik dan ketus. Aiishh.. sebenarnya Alendra itu orang yang gimana si.. batinnya berkecamuk
"Buru-buru mau kemana si, pulang? Atau ngantri sembako.. hah"kata Alendra kemudian ia berdiri setelah semua buku yang diambilnya dibantu Alena sudah rapih kembali
Belum sempat Alena menjawab, terlebih dahulu Alendra meninggalkannya, memasuki kantor. "Ohya jaket gue balikin. Jangan lupa"walaupun sudah berjarak beberapa langkah darinya tetapi Alena dapat mendengar jelas kata Alendra
"Iyaa"kata Alena. Kemudian ia bergegas menuju tempat parkir sekolah setelah urusannya dengan dikantor selesai.
Sepertinya tadi cuacanya sangat bagus sekali. Matahari bersinar terik tepat di atas kepalanya tapi sekarang?
Alena menilik ke atas, ia melihat awan mulai gelap. "Sepertinya mau ujan"batinnya. Ia pun bergegas mengambil memakai helm bogonya.
Sepertinya memang sudah memasuki musim hujan sekarang. Datangnya hujan pun sudah semakin tak terprediksi. Menurut Alena hujannya masih lumayan lama sepertinya. Dan akhirnya ia memutuskan untuk bergegas meninggalkan pekarangan sekolah.
Tak selang waktu lama ada sebuah motor besar berwarna hitam yang juga meninggalkan pekarangan sekolah saat rintik gerimis mulai turun.
Alendra baru saja membatin kalau hujan pasti akan sebentar lagi turun. Dan benar saja. Sekarang dirinya mulai merasakan rintik air yang awalnya gerimis kecil sekarang sudah mulai lumayan lebat.
Akhirnya ia memutuskan untuk meneduh di depan sebuah ruko yang tutup.
"Oh.... sial... ujannya deres"gumamnya.
Alendra memang sudah melihat di sana ada beberapa orang yang juga meneduh selain dirinya. Tapi ia tak tau kalau ada adik kelas yang pernah beberapa kali bertemu dengannya juga meneduh di sana.
Alena, adik kelasnya itu Alena. Sepertinya Alendra tak menyadari kalau gumamannya tadi tak begitu lirih, alhasil Alena tak sengaja mendengarnya
"Sabar atuh, ujan kan rezeki kata opahnya Upin Ipin"ujar Alena sontak membuat yang di ajaknya bicara menengok kepadanya.
"Sotoy lo, pasti ini gara-gara lo, jadinya hujan. Kenapa si setiap ketemu lo pasti hujan. Heran gue"Alendra berdecak
Sungguh kakak kelasnya yang satu itu benar-benar membuat Alena sebal bukan main sepertinya. Mana dirinya tau kalau mau hujan dan bakal meneduh seperti ini, mana bareng kakak kelas nyinyir lagi. batin Alena
"Hehehe kebetulan aja kali"kekeh Alena
Alendra hanya menengok sekilas ke arahnya tapi tak berucap apa-apa. Mungkin sedang ada yang ia pikirkan sekarang.
____________________________________
Next.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria With Senior [•END]
Teen FictionPart lengkap✅ Alena, gadis yang selalu menerima keadaan yang sedang ia alami dan mengikuti begitu saja takdir semesta. Ia tinggal hanya bersama ibunya seorang dan sering bertanya-tanya dimana ayahnya? Namum tak ku Jung mendapat jawaban. Dari mulai...