Jangan lupa vote n comen
H
A
P
P
Y
Reading
_________________
_________Malam ini di ruangan menejer kafe Alena tak tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia hanya menunduk sambil memandang sepatunya yang kotor dengan debu
"Maaf pak, ada perlu apa ya?"tanya Alena sopan kepada sang menager yang duduk di ruangannya
"Duduk dulu Alena"kata sang manager mempersilahkannya duduk dan Alena pun duduk di sofa kecil ruangan itu
"Jadi gini Alena, langsung to the poin ya"sepenggal kalimat yang membuat perasaan Alena semakin deg-degan dan membuat tubuhnya seketika mengeluarkan keringat dingin
"Saya sangat paham sekali apa yang kamu alami dan keadaan keluargamu, tapi di kafe ini ada peraturan yang harus dipatuhi, dan salah satunya tidak memperkerjakan seseorang di bawah umur 17 tahun atau bahkan masih sekolah seperti kamu Alena"kata menejer kafe dan Alena tau betul arah pembicaraan ini dan ia pun hanya bisa pasrah saja. Toh selama ini memang kesalahannya dan ia pun harus menanggung akibatnya.
"Iya pak, maaf"kata Alena sambil tertunduk "ini gajih sekaligus uang pesangon yang saya berikan dan hari ini adalah hari terakhir kamu bekerja di sini. Sebelumnya saya minta maaf Alena, saya harus memecat kamu karena saya baru tau kalau kamu masih seusia anak sekolah dan terimakasih telah bekerja sama dengan kafe ini"sambung manager kafe itu
"Iya pak, sebelumnya maaf karena Alena tidak jujur dari awal dan terimakasih sudah mau menerima saya,saya pamit pak"kata Alena kemudian bersalaman dengan bosnya itu kemudian keluar ruangan.
****
Alena berjalan menyusuri gang dekat rumahnya. Ia berjalan sambil memikirkan bagaimana ia akan memberitahu ibunya kalau hari ini adalah hari terakhirnya berkerja di kafe. Bagaimana ia bisa mendapatkan uang untuk membantu dan mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Entahlah terlalu banyak hal yang terfikir di benak Alena. Karena Alena berjalan sambil banyak fikiran ia tak sadar kalau ada motor besar yang melintas tiba-tiba...
"Braakk.."
"Awww...."ringis Alena ketika mendapati siku dan lututnya bergesekan dengan aspal
"Kalo jalan jangan ngelamun dong"kata cowok itu sambil susah payah mendirikan motor besarnya yang roboh
"Maaf, tapi lo kalo bawa motor liat-liat dong kalo ada orang yang lagi jalan"kata Alena sambil beranjak berdiri dari posisinya tadi yang terduduk di aspal
Alena menengok ke arah cowok itu, dia? Alena merasa tak asing dengan cowok itu. Ya tak salah lagi cowok itu adalah Alendra. Kakak kelasnya yang menurutnya menyebalkan buktinya sekarang, bukannya menolongnya yang jelas-jelas terluka malah lebih memperdulikan motornya yang terlihat tak apa-apa
"Lain kali jalan tu liat liat, untung aja motor kesayangan gue ga kenapa-kenapa nih"kata Alendra ngegas
"Bukanya minta maaf atau apa malah marah-marah dasar ngegasan"frontal Alena karena ia merasa tak bersalah toh motor itu yang menabraknya bukan ia kan
"Dah lah sana pergi jauh-jauh"usir Alena kemudian ia melanjutkan jalannya sambil sedikit pincang karena kakinya yang mungkin sedikit terkilir akibat kejadian barusan.
"Awas lo sampe motor gue kenapa-kenapa"kata Alendra kemudian melesat pergi.
Huuh sungguh sangat sial Alena hari ini. Sudah diberhentikan dari kafe tempatnya bekerja, diserempet motor yang ternyata yang nyerempet adalah kakak kelasnya yang judes, dan satu hal lagi yang membuat penderitanya lengkap sudah, ia bingung harus mencari pekerjaan kemana lagi untuk menggantikan pekerjaannya yang sebelumnya.
Sesampainya dirumah Alena melihat sang ibu sedang duduk di sofa usang ruang tamu sambil memegang alat jahit. Ibunya tengah menjahit selimutnya yang robek karena sudah saking lamanya sampai-sampai termakan usia dan juga pemakaian detergen yang membuatnya semakin mudah robek.
"Assalamualaikum ibu, Alena pulang" kata Alena sembari mencium tangan sang ibu. Jejak wajah murung Alena ditangkap langsung dengan baik oleh ibunya.
"Ada apa Alena? Apa kamu ada masalah?"tanya ibunya menghentikan aktivitas menjaitnya dan pandangannya terfokuskan pada sang anak dan tiba-tiba sebulir air mata jatuh membasahi pipi Alena
"Maafin Alena bu, hari ini, hari terakhir Alena kerja di kafe Bu, pak manager tau kalo Alena masih sekolah dan akhirnya Alena diberhentikan engga boleh kerja lagi Bu"jelas Alena lirih sambil menangis
"Enggak apa-apa Alena, seharusnya ibu yang minta maaf karena membuat beban kamu yang seharusnya waktu remajamu dihabiskan dengan senang hati bersama teman-temanmu, tapi kamu malah harus bekerja paruh waktu demi kita bisa makan"tutur sang ibu dan langsung memeluk hangat putrinya itu.
"Nanti kita fikirkan lagi yak nak, gimana cara dapet uang untuk sehari-hari dan bayar kontrakan"kata Rahayu-ibunya Alena.
"Emm.. ini Bu Alena dapet pesangon sedikit dan gajih terakhir Alena kerja, Alena serahin buat ibu yang membagi-bagi untuk kebutuhan ya Bu"Tutur Alena sembari meletakkan amplop coklat di telapak tangan ibunya.
"Terimakasih Alena, ibu minta maaf belum bisa bikin Alena bahagia"kata ibunya kemudian ikut menitihkan air mata.
****
Semalam, Rahayu memikirkan matang-matang apa yang akan ia lakukan selanjutnya untuk menyambung dan mencukupi kebutuhan hidupnya dan terbersit dirinya pandai membuat nasi uduk "oh benar juga, berjualan nasi uduk"batinnya dan keesokan harinya...
Alena baru saja bangun tidur sekitar pukul setengah lima pagi untuk melaksanakan sholat subuh dan ketika ia ke dapur ia melihat ibunya tengah membungkus nasi uduk di kertas nasi.
"Ibu, mau diapakan nasi uduknya?"tanya Alena bingung
"Hari ini kita coba jualan nasi uduk ya nak, nanti ibu coba tawarkan ke tetangga-tetangga siapa tau laku"jelas ibunya
"ooh, iya Bu nanti Alena bawa juga sebagian ya, nanti Alena coba titipkan ke kantin sekolah, pasti laku deh Bu"kata Alena semangat
___________________________________
Next semoga suka...
Vote n comen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria With Senior [•END]
Ficção AdolescentePart lengkap✅ Alena, gadis yang selalu menerima keadaan yang sedang ia alami dan mengikuti begitu saja takdir semesta. Ia tinggal hanya bersama ibunya seorang dan sering bertanya-tanya dimana ayahnya? Namum tak ku Jung mendapat jawaban. Dari mulai...