Hari semakin malam. Walau baru menunjukkan sekitar jam sembilan malam, tetapi sudah terasa lumayan larut bagi Alena.
Alena belum merasa ngantuk sekarang. "Tumben sekali"batinnya. Karena Alena adalah termasuk salah satu orang yang gampang sekali merasa ngantuk.
Sepertinya ibunya sudah tidur. Akhirnya Alena mengurungkan niatnya untuk menghampiri ibunya.
Akhirnya Alena memutuskan untuk membuka gawainya setelah benda pipih itu berdenting yang menandakan ada pesan masuk.
Salma
Na...
Lo udah tidur?Alena
Belum sal,
Gimana?Salma
Eum gue mau ada sesuatu
yang mau di ceritain ke Lo,
besok temenin gue ke mall yukAlena
Iyaa Sal, besok ketemuan di gang depan yaSalma
Siyaap 86Sejujurnya belakangan ini Alena merasa ada sesuatu yang berbeda dengan Salma. Yang biasanya Salma periang terlihat agak murung belakangan ini.
Sepertinya ada hal yang sedang ia rasakan, tetapi tak ia bagikan dengan orang sekitarnya. Alena tak ingin menanyakan hal itu sebelum Salma sendiri yang bercerita kepadanya.
Mungkin esok ia akan menceritakannya.. batin Alena.
Alena bukan kepo dengan masalah atau apapun hal pribadi yang sedang dirasakan oleh temannya. Tetapi ia hanya mencoba menjadi pendengar yang baik ketika temannya sedang ada masalah, mungkin dengan negitu temannya bisa merasa lebih baik.
Setelah pesan dari salma berakhir ponselnya kembali sepi. Tak ada notifikasi satu pun yang masuk. Alena pun mematikan kembali ponselnya dan ia memutuskan untuk membaca buku.
Alena mengambil asal buku yang ada di meja belajarnya. Dan yang didapatnya adalah buku geografi.
Alena membuka daftar pustaka dan ia membuka halaman berjudul tata Surya. Entahlah Alena merasa dirinya lumayan tertarik dengan apapun yang berkaitan dengan bumi, entah itu planet lain yang ada disekilingnya.
****
Terilihat Marchel di depan tv tengah bersantai sendirian dengan memangku setoples cemilan kesukaannya.
Biasanya jam segini acara menontonnya ditemani oleh ayahnya, tapi sekarang ayahnya kemana ya? Batinnya
Karena sedari tadi ia belum melihat ayahnya sama sekali. Di ruang kerjanya tidak ada, tapi dirinya belum mencarinya di kamarnya.
Akhirnya Marchel memutuskan untuk mencari ayahnya di kamarnya.
Ketika membuka pintu ber-cat putih itu, lagi-lagi Marchel melihat ayahnya tengah membuka sebuah buku yang sama seperti yang sebelumnya ia pernah lihat.
Namun hingga sekarang ia belum tau buku apa itu,, karena ayahnya belum memberitahuya sampai sekarang.
Marchel berjalan menghampirinya ayahnya.
"Ayah"panggil marchel lirih sambil menepuk pelan pundak ayahnya.
Kali ini reaksi ayahnya tak sama seperti waktu itu, ketika ia sedang membuka buku yang sama dan buru-buru menutupnya.
Brapta-ayahnya Marchel menengok ke arahnya "iya gimana Chel?"tanya ayahnya kemudian ia menepuk kasur di sebelahnya mempersilahkannya duduk di sana.
Marchel kemudian beranjak dan duduk di pinggir kasur, tepat di sebelah ayahnya. "Ayah masih ngeliat apa?"tanyanya
Ayahnya seketika terdiam kemudian memberikannya sebuah buku album bersampul merah marun itu ke Marchel
Marchel menerimanya kemudian ia membuka sampul dari buku itu. Di halaman pertama ia melihat seperti foto ayahnya ketika masih muda dan disampingnya? "Ini siapa yah?"tanya Marchel
"Ini ibu kamu Chel"ujar ayahnya membuat suasana menjadi sendu
Entahlah.. Marchel merasa seperti.. dirinya ingin menitihkan air mata sekarang. Setelah sekian lama ia baru melihat wajah ibunya sekarang.
Marchel membuka halaman selanjutnya dan terlihat foto ibunya yang tengah tersenyum menampakkan lesung pipinya dan menggandeng tangan dirinya kecil serta menggendong bayi?
Selama ini dirinya tak tau kalau ia mempunyai saudara"ini yang di gendong ibu siapa yah?
"Dia saudara perempuan kamu Chel, dia adik kamu. Jarak usiamu dengannya hanya berjarak sekitar kurang lebih satu tahun"jelas ayahnya
"Boleh Marchel nanya yah?"ujarnya dan ayahnya pun menatapnya dengan sendu lalu menggangguk
"Maaf sebelumnya ya yah, dari dulu Marchel penasaran banget, Marchel pingin tau banget soal ibu. Tapi marchel belum berani buat tanya sama ayah"jeda beberapa detik marchel meneteskan air matanya yang jatuh membasahi pipinya
"Ibu kemana ya yah?kalo Marchel punya adik, dia juga kemana? Apa ibu masih ada? Ohya kenapa ayah udah nggak sama ibu lagi? Ayah..."diluar sana memang Marchel terlihat seperti teman-teman lainnya. Yang seolah tak memiliki masalah. Ia terlihat kuat dan senang di sana.
Tapi.. sesungguhnya yang terlihat baik-baik saja belum tentu baik bukan? Marchel cengeng kalau soal orang tua. Sedari kecil ia kurang kasih sayang akan seorang ibu. Walaupun hidupnya berkecukupan tetapi tanpa kasih sayang seorang ibu? Semua seolah tak cukup.
Brabta menjawab dan menjelaskan satu persatu dari pertanyaan anak laki-lakinya itu.
Brapta flashback ke masa dimana ia masih bersama istrinya "ibu kamu itu orangnya cantik, lemah lembut Chel. Tapi saat itu, saat ayah sudah punya kamu dan adik kamu yang baru lahir beberapa bulan, ayah dipaksa almarhumah nenek kamu untuk meninggalkan ibumu karena beliau tidak menyetujui pernikahan kami. Hingga akhirnya ibu kamu memutuskan buat pisah dengan ayah dan hak asuh anak kita ambil satu satu" ayahnya Marchel menerawang jauh ke depan seolah di depannya ada layar besar yang menampakkan kilas baliknya pada masa itu
"Kenapa yaah... Hiks... Kalo nenek nggak ngelakuin itu pasti Marchel hidupnya senang ya.. Marchel nggak akan kekurangan kasih sayang orang tua.. hiks..."marchel terisak
"Maafin ayah Chel,, ayah yang salah... Nggak bisa melakukan banyak hal waktu itu, Maaf"brapta pun menitihkan air matanya kemudian memeluk putranya yang tengah terisak itu
"Terus sekarang ibu diamana yah?"tanya Marchel lirih
"Waktu itu, ibu kamu pergi ke rumah orang tuanya. Dan sekarang ayah tidak tau Chel"jelas brapta jujur.
Dengan fakta ini Marchel berniat untuk mencari ibunya. Mencari seseorang yang melahirkannya. Mencari surganya yang selama ini ia tak pernah bersamanya.
Dan satu fakta lagi yang baru ia tau, dirinya punya seorang adik? Akan hal itu ia sangat penasaran sekali bagaimana sosok adiknya itu, apakah ia hidup bahagia?
_________________________________
Next...
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria With Senior [•END]
Teen FictionPart lengkap✅ Alena, gadis yang selalu menerima keadaan yang sedang ia alami dan mengikuti begitu saja takdir semesta. Ia tinggal hanya bersama ibunya seorang dan sering bertanya-tanya dimana ayahnya? Namum tak ku Jung mendapat jawaban. Dari mulai...