Hari ini Alena bersiap-siap untuk ke sekolah seperti biasanya. Hanya saja hari ini ia berniat untuk ke sekolah lebih pagi dari biasanya.
Alena berjalan menyusuri pinggir lapangan untuk sampai ke kantin dan menitipkan nasi uduk bikinan ibunya.
Sedari semalam Alena berniat untuk mengembalikan jaket milik Alendra. Jaket yang waktu itu dipakainya ketika hujan lebih tepatnya.
Sehabis dari kantin, dengan paperbag berisikan jaket Alendra, Alena berjalan dengan santainya sambil bernyanyi lirih sesuai suasana hatinya.
Dan ketika dari arah lapangan hendak berbelok ke arah kelasnya Alena melihat cowok yang waktu itu, cowok yang sama dengan pemilik jaket yang dibawanya itu.
Buk...
Buk...
Buk....
Alendra mendrible bola basket di tangannya beberapa kali dan memasukkan ke dalam ring.
Ia melihat adik kelas yang hendak ia hampiri nanti untuk mengambil barang miliknya berjalan ke arahnya.
Alendra berusaha mengabaikannya.
"Kak..."Alena memanggil Alendra dengan jaraknya yang sudah tak begitu jauh. Entahlah Alena sendiri terkadang tidak menanggil Alendra dengan embel-embel kak, atau semacamnya. Tapi, jika dirinya ingat ya tentu saja ia memanggilnya dengan embel-embel kakak kelasnya.
Alendra masih fokus pada bola di tangannya dan sampai ia kembali memasukkan bola ke dalam ring.
Namun sepertinya dirinya kurang beruntung sekarang. Bola yang seharusnya masuk ke ring malah memantul ke tiang dan mengenai jidatnya
Buuugh...
Alena yang melihat itu langsung menghampiri Alendra dan menyuruhnya duduk di pinggir lapangan
"Aduuh.. kak Alendra ga papa?"tanya Alena lumayan panik melihat jidat Alendra yang merah
Melihat reaksi Alena padanya Alendra hanya tersenyum tipis, "kerjain daah"batinnya
"Aduuuh,, kepala gue pusing aduuh.."kata Alendra dengan memegangi kepalanya dan Alena semakin panik dibuatnya
"Adduh gue amesia ini.. amesia gue.... Adduh gue siapa?"kata Alendra asal kemudian tertawa terbahak-bahak dengan puasnya
"Ahahahaha mukak Lo kayak orang panik abis ngeliat nilai ujian nasional yang jebluk ahahaha"kata Alendra kemudian Alena sadar dirinya dibohongi oleh Alendra sontak meninju lengan Alendra
"Buuk"..
"Aduuh.... kena kame-hame-haa hahahaha"kekeh Alendra sedangkan alena memicingkan matanya berniat meninju lebih keras Alendra
"Niih jaket Lo, makasih dan udah gue cuci bersih wangi pake softener sekali bilas yang rasa bunga mawar melati semuanya indah"ujar Alena sambil menyodorkan paperbag kepada Alendra dengan muka datar
"Wkakaka bisa ngelawak juga Lo ternyata.. atau jangan-jangan Lo...."sepertinya meledek adik kelasnya itu menjadi awal pagi yang cukup menghibur dan menggelitik perut bagi Alendra
"Iiiih siapa yang ngelawak si"sebal Alena "apa? Jangan-jangan gue apa?"ujarnya
"Aduuh galak amat lo Na.. pms Lo ya"Alendra berdiri dan ancang-ancang hendak lari
"Kalo iya emang kenapa"tekasnya
"Waah sial tebakan gue bener.. besok-besok kalo berangkat pagi ke lapangan dulu ya, Lo cocok dah jadi pelawak ahaha atau jangan-jangan Lo...."Alendra kembali menggantung ucapannya
"Gue?..."Alena menautkan alisnya
"Jangan-jangan lo anaknya Komeng yaa ahahaa"Alendra langsung kabur ketika Alena bersiap melayangkan kepalan tangannya hendak meninju lengan Alendra
"Awas aja lo, gue sumpahin jatuh mampus lo"Alena mengeluarkan sumpah serapahnya dan musih-misuh sampai ke kelas.
Di dalam kelas 10 ipa 3 sudah ada beberapa siswa lainnya.
Dan Alena melihat si Rifki yang sedang menghapus papan tulis "tumben lo berangkat pagi mana pake ngapus papan tulis segala"ujar Alena
"Yee gue mah anak rajin kalik"jawab Rifki dengan pedenya
"Orang dia piket Na, coba dah kalo dia kagak berangkat pagi gue unyel-unyel sampe jadi remukan rengginang dah"sahut Neza yang sedang menyapu di barisan bangku belakang
Alena hanya mengangguk sambil terkekeh dan kemudian duduk di bangkunya.
Tak selang waktu lama Bisma dari arah luar langsung berlari masuk meletakkan tasnya asal dan langsung keluar lagi dengan kecepatan kilat bak Boboiboy dalam mode halilintar
"Kenapa lagi tuh anak satu"ujar Salma bingung karena dirinya baru saja berangkat dan kebetulan berpapasan dengan Bisma di depan pintu
"Eh kenapa tu si Bisma?"tanya Salma bingung dan Alena hanya menggelengkan kepalanya sebab dirinya pun tak tahu apa yang sedang terjadi.
Selang sekitar dua menit kemudian pak kepsek memasuki kelas 10 IPA 3
Sontak seisi kelas langsung panik.
"Benar ini kelasnya Bisma?"tanya pak kepsek
"Iya pak, benar. Maaf sebelumnya ada apa ya pak?"Alena memberanikan diri bertanya pada pak kepsek yang sepertinya dalam mode marah itu sebab dirinya membawa rotan andalannya
"Tolong beritahu teman kalian itu, pagi-pagi begini sudah bikin ulah saja. Masa parkiran mobil saya ditulisnya pakai karton bacaannya dilarang parkir terus mau parkir dimana saya? Di kelas kalian? Hah? Benar-benar bocah itu"sambil berjalan keluar kelas pak kepsek tak henti-hentinya misuh
"Peftt... Ahahahaha gilee berani bener si Bisma"Rifki menyeletuk tak kuasa menahan tawanya
"Nekat juga tuh bocah"sambung salah satu teman Rifki yang sedang duduk di bangkunya
"Kurang kerjaan bener dah kayaknya"ujar Alena kemudian dirinya mengobrol dengan Salma sedangkan neza melanjutkan piket kelasnya dibantu dua orang temannya yang juga piket.
____________________________________
Next...
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria With Senior [•END]
Teen FictionPart lengkap✅ Alena, gadis yang selalu menerima keadaan yang sedang ia alami dan mengikuti begitu saja takdir semesta. Ia tinggal hanya bersama ibunya seorang dan sering bertanya-tanya dimana ayahnya? Namum tak ku Jung mendapat jawaban. Dari mulai...