Tet pulang sekolah Auris masih duduk manis di bangku kelasnya. Aksel sedang jam tambahan, seperti siswa kelas 12 pada umunya.
Hal ini memaksa Auris untuk bersabar menunggu abangnya.Gadis yang mulai termakan bosan itu mendatangi sudut ruangan tempatnya menuntut ilmu, mengambil gitar akustik yang mungkin sengaja di tinggalkan oleh pemiliknya.
Perlahan memetik satu per satu senarnya. Dirinya jadi teringat pertama kali belajar gitar, jarinya tidak bisa menggapai kunci C.
"Keren juga lo ." Sahut seseorang. Membuat gadis berusia berambut hitam itu memberhentikan kesibukannya.
Tersenyum lebar "makasih."
Mike berjalan mendekati gadis itu "gue ga tau apa-apa soal musik ."
"Musik itu sama aja dance, nulis, nggambar. Sama-sama Mengalir." Terang Auris. Meletakkan gitar akustik itu di meja.
"Gue cuma tau yang lo sebutin semuanya seni ." Mike tertawa.
"Gue cuma tau lo gak pernah tertarik sama seni ." Sinis Auris.
Mike tersenyum "gila aja , lo tau semuanya ."
Auris menelan ludahnya. Dirinya melupakan fakta yang sangat penting, bagaimana kalau pria itu tau selama ini gadis itu selalu mengikuti kemanapun pria itu pergi.
"Gue udah lama tau. Lo suka ngikutin gue kan?." Tanya Mike tepat sasaran, rasanya memiliki kekuatan membaca pikiran orang."Pd lo. Gue cuma nebak ." Gugup Auris.
"Gue besok ultah ." Kata Mike tiba-tiba merubah topik.
Auris nampak berpikir "mana ada. Masih 6 bulan lebih 3 hari lagi ." Cetusnya. Membuat gadis itu buru-buru menutup mulutnya.
Pria di hadapannya itu menyeringai "ck. Bego lo ."
Pria itu mulai melangkah pergi, meninggalkan Auris yang nampak jengah dengan mulut pedas nya.
"Ris lo bego banget si." Gumamnya kepada diri sendiri, entah bagaimana terlalu banyak kebodohan yang di lakukan gadis itu akhir-akhir ini.Auris kembali merasa bosan. Sekarang gadis itu sudah menyalakan speaker di ponselnya, membuat lantunan musik milik ariana grande memenuhi ruangan kelasnya.
Tubuhnya mulai bergerak mengikuti lantunan musik.
Seseorang menatapnya dari celah jendela, membuatnya menyunggingkan senyum melihat tingkah gadis di hadapannya."Ekhem ." Dehamnya membuat gadis yang tengah sibuk menari itu mendadak berhenti.
Auris mematikan speaker ponselnya "ngapain lo?."
"Disuruh Aksel jemput lo." Terang Arkan yang sekarang berdiri di ambang pintu.
Auris nampak berpikir "lo ngibul." Ucapnya.
"Gue pulang." Potong Arkan malas berlama-lama.
Gadis itu membelalakkan matanya "tungguin gue ." Teriaknya melihat remaja sepantarannya yang mulai meninggalkannya.
"Lo gak ikhlas banget kayak nya ." Sinis Auris.
Arkan menoleh "emang." Singkatnya membuat gadis di sampingnya mencebikkan bibir kesal.
Kenapa juga dirinya bertemu dengan dua orang menyebalkan.Pertama Mike memang Auris termakan penasaran dengan pria itu, hanya saja mulut pedasnya membuat Auris meringis setiap mendengar setiap kata yang terlontar dari mulutnya.
Yang kedua Arkan. Pria yang sekarang sedang mengatarkannya pulang. memang baik, pria itu membuatnya menghemat ongkos untuk angkutan umum, hanya saja ucapannya yang menyebalkan dan irit ngomong menyebabkan gadis yang malah gemar berbicara itu kesal."Eh bentar. Berhenti dulu!." Perintah Auris, membuat pria di hadapannya nurut memberhentikan motornya.
"Apa?."
"Dah lo diem !." Perintah Auris lagi, sedang menatap sepasang insan yang sedang duduk di coffe shop.
Auris menatap intens objeknya "Mike. Ish ngapain sama tu cewek lagi." Bisik Auris samar yang masih dapat di dengar oleh Arkan.
"Lo suka sama Mike ?." Tanya Arkan tepat sasaran. Sebenarnya Arkan sendiri tidak bisa dibilang dekat dengan Mike, hanya sekadar tau.
"Sempit amat dunia. Kayaknya semua tau siapa Mike ." Melas Auris masih menatap dua orang itu.
Arkan menarik tangan Auris. Memaksa gadis itu mengikuti langkah panjang pria 17 tahun itu.
Pria itu menoleh ke kanar dan kiri memastikan tiada kendaraan yang melintas, lalu kembali membawa gadis yang di gandengnya."Lo mau ngapain ." Bisik Auris.
"Brisik ."
Auris semakin kehilangan kata-kata, sekarang ini dirinya mulai mendekati tempat duduk Mike "lo ga aneh-aneh kan?." Tanya gadis itu gugup.
"Ck cerewet ." Singkat Arkan. Membuat Auris berpikir sepertinya mulut pedas Mike juga di miliki oleh Arkan. Bahkan lebih pedas, terbukti dari seberapa banyak umpatan dan hujatan yang di tujukan kepadanya.
"gila aja. Sampai lo ngomong gajelas ge tampol ." Bisik Auris yang berusaha menatap tajam pria yang bahkan tatapannya lebih tajam.
Arkan semakin membawa gadis itu mendekat ke arah Mike. Sepertinya Auris sudah pasrah dengan nasib buruk nya hari ini, kesalahan besar menyuruh pria itu memberhentikan motornya.
Mereka sudah sampai di meja tempat Mike duduk. Mike menatap keduanya penuh tanya, Auris sudah gugup setengah mati, sedangkan Arkan berhasil membuat Auris mencak-mencak dengan senyum mengejek miliknya.
"Hai." Ucap Auris cengar-cengir. Sepertinya hawa mengumpatnya sudah sangat tinggi untuk Arkan.
Arkan yang mengetahui Auris sedang salah tingkah semakin melebarkan cengirannya.
Mike menatapnya sperti bertanya "ngapain lo ngikutin gue ?.""Gue kebetulan lewat dan ga ngikutin lo ." Ucap gadis itu seakan mengetahui maksud tatapan menusuk milik Mike. Arkan hanya mendengarkan percakapan mereka semakin melebarkan cengirannya, sedangkan gadis yang bersama Mike terdiam, tidam tau arah pembicaraan kali ini.
"Gue duluan ." Lanjut Auris yang menarik lengan Arkan menjauh. Mike hanya menatap kepergian mereka dengan heran.
Auris menatap Arkan kesal setibanya mereka kembali ke tempat Arkan memarkirkan motornya.
Arkan sekarang ini tengah menunggu kemungkinan yang terjadi. Sepertinya aroma-aromanya gadis di hadapannya akan mencak-mencak."Lo bego lo bego lo begooo ." Teriak Auris memukul lengan pria itu. Yang padahal tidak terasa sama sekali.
"Ck. Tetep aja lo lebih bodoh ." Sarkas Arkan yang membuat emosi gadis itu tidak bisa lagi ditahan. Tangannya mengepal di arahkannya ke tulang hidup pria itu. Membuat darah segar mengalir dari hidungnya.
Auris nampak terkejut dengan apa yang dilakukannya, sedangkan Arkan terlebih terkejut.
Lo psikopat
-Retayon Arkan haqrian
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOR
Teen FictionPria tadi menoleh "badan lo gede, menuhin jalan." Auris tertohok kenyataan. -Michael Viorentino "gue harus cari tau tentang dia, kalo perlu gue jadiin pacar." Auris berkata sembari mengikat kuncir kuda rambutnya. -Auristela Arabelle "Ck sial." -Ret...