"Lo tau apa aja soal Mike?." Tanya Arkan. Dirinya sekarang sudah duduk di ayunan kursi yang ada di balkon milik Auris.
Sejak perjanjian hari itu Arkan sering mengadakan pertemuan bersama dengan Auris.
Sedangkan gadis itu hanya pasrah menjadikan balkonnya sebagai tempat pertemuan rahasia, walaupun kesal dengan pria yang selalu meninggalkan sampah sisa camilan yang tidak sedikit."Banyak ." Singkat Auris menjawab.
Arkan mengangguk. Membuka kulit kacang lalu membuangnya asal, membuat Auris menghela napas setiap melihat sampah-sampah itu menginjakkan tubuhnya di lantai. Alamat dirinya harus menyapu ulang tempat itu.
"Besok gue ke sekolah lo ." Berita Arkan yang membuat gadis 17 tahun itu heran.
Auris membuka tutup biskuit coklat kesukaannya "ngapain?." Tanya Auris sembari sibuk mengunyah makanannya.
"Di suruh Aksel ."
Auris masih heran. Kebiasaan Arkan yang memberikan informasi secara dipotong potong membuat gadis itu bingung.
"Bantu ekskul Multimedia ." Terang Arkan seakan mengetahui tatapan Auris yang seakan meminta penjelasan.
Auris hanya menganggukkan kepalanya, Tiba-tiba teringat fakta besok hari pensi sekolahnya. Itu berarti hari performnya, meskipun sudah sering perform gadis itu masih merasa sedikit gugup."Ini kesempatan lo ." Sahut Arkan yang masih sibuk dengan kacang di tangannya, kali ini kulit itu sulit dibuka.
"Kesempatan apa maksud lo?." Auris mengambil alih kacang dari tangan Arkan, membuka kulitnya untuk pria itu.
Sebenarnya sedari tadi Gadis itu gemas kenapa pria di hadapannya tak kunjung bisa membuka kulit kacang, hanya perkara kulit kacang."Caper ke Mike lah ." Pria itu menerima kacang dari tangan Auris, tersenyum tipis hampir tak terlihat.
"Lo ngomong dipotong-potong mulu. Lo kira gue tau ."
Arkan menatap gadis itu "gue lupa IQ lo rendah ." Sahutnya mendapat lemparan kulit kacang yang sudah di pungut Auris dari lantai.
Arkan beralih menatap gadis itu. Tidak lagi sibuk kepada para kacang yang seakan berkata "makan aku "
"Lo dandan yang cantik. Paling nggak buat si Mike noleh ke arah lo pas lo perform ." Terang Arkan datar. Tapi membuat Auris senang, kalimat yang meluncur dari mulutnya lebih panjang dari biasanya.
"Lo yakin bakal berhasil ?." Gadis itu sudah beralih berdiri, menatap pemandangan ramai jalanan dari balkonnya, hari minggu ini membuat suasana lebih ramai dari hari-hari biasa.
Pria yang tadinya duduk mengikuti Auris beralih berdiri "kalo lo jadi cantik sih berhasil. Kalo lo burik ya gagal ." Jawabnya santai, membuat Auris tersulut emosi mendengar kata "burik" yang diucapkan pria itu dengan penuh penekanan.
Baru saja tangan gadis itu terangkat ke arah wajah pria di hadapannya. Tapi niatnya ia urungkan, mengingat pria itu sudah membantunya.
"Kostum lo buat besok apaan?." Tanya Arkan mengalihkan pembicaraan, dari pada dirinya harus mendapat pukulan dari gadis itu karena kesal.
Auris tampak berpikir "kata vinia si bebas, penting temanya colorful ."
"Lo udah cari ?." Tanya pria itu, kembali duduk sibuk lagi dengan kacang-kacang yang terus memanggilnya.
"Belom. Hala gampang lah, ntar gue cari ."
Arkan menatap gadis itu sebal, sikap santai nya sudah tingkat dewa.
"Mending lo ikut gue !." Perintah Arkan menarik tangan gadis itu.Auris beberapa kali menarik tangannya, hanya saja kemampuannya tidak cukup untuk melawan kekuatan pria itu "mau kemana. Gue belom ganti baju, gue belom dandan, gue gabawa duit ." Teriak Auris masih melawan.
"Emang lo bisa dandan, emang lo punya duit? ." Tanya Arkan jleb tepat sasaran, membuat Auris semakin melas saja.
"Bawa aja pergi. Kalo perlu gausah lo balikin ." Sahut suara. Siapa lagi kalo bukan Aksel, kedua pria ini membuatnya kesal saja, pikir Auris.
Auris memutarkan matanya malas "brisik lo ." Ketusnya membuat Aksel memegang dada dramatis, seperti menyesali mulut adiknya yang selalu menambah dosa.
Motor milik Arkan sudah terparkir rapi di salah satu pusat perbelanjaan yang gemar di datangi oleh semua kalangan usia.
"Lo cari baju buat perform buruan !." Perintah pria 17 tahun itu.Auris masih menatap tidak percaya. Tapi juga nurut mengambil beberapa baju yang menarik perhatiannya, yang pasti juga sesuai tema untuk performnya besok.
"Ini gimana ?." Tanya gadis itu setelah memakai hodie berwarna merah kebesaran dengan celana jeans panjang.
Arkan menggeleng "biasa ." Ucapnya memaksa Auris berganti baju lain.
"Kalo ini ?." Tanya Auris setelah mengganti pakaiannya. Sekarang ini dirinya memakai kaos putih dengan jaket berwarna biru laut, masih memakai celana jeans.
Arkan kembali berpikir "masih biasa ." Singkatnya membuat Auris mencebikkan bibir kesal.
"Lah yang luar biasa kaya gimana ?." Ketus gadis itu malah membuat Arkan menahan tawanya.
"Lo tunggu sini. Gue aja yang cari !." Perintah pria itu mmebuat Auris hanya nurut, sembari memainkan ponselnya menunggu.
Tidak berapa lama Arkan membawa beberapa baju di tangannya. Auris menoleh "udah ?."
"Coba dulu !." Perintah Arkan. Tak berapa lama Auris sudah keluar dari kamar ganti. Gadis itu memakai holographic fashion, celana pendek yang nampak senada dengan jaket kebesaran yang melapisi crop tee nya.
Auris sebenarnya tidak pd menggunakan fashion itu. Bagaimana kalau dirinya terlihat lebih berisi.
"Lo udah kurus ." Singkat Arkan yang mengerti pikiran gadis itu. Auris tidak dapat menahan senyumannya.
"Gila lo. Gue ga pede pake beginian ." Sungut Auris meminta pria itu mencarikan yang lain.
Sebenarnya Arkan tidak rela Auris akan di tatap mata nakal di luar sana, hanya saja memang gadis itu sangat pantas dengan fashion yang dipilihkannya, mau bagaimana lagi."Terserah. Tinggal lo masih mau caper ke Mike atau nggak ." Jawab Pria itu. Membuat Auris hanya menurut, dirinya memang ingin membuat Mike terpukau.
Keduanya sudah selesai dengan kegiatan belanja yang super singkat itu.
Sekarang ini motor milik Arkan sudah membawa mereka kembali menuju ke rumah Auris."Besok lo berangkat jam berapa?." Tanya Arkan membuka keheningan di antara keduanya.
Auris mengingat ingat "jam 10 acaranya mulai ." Terang gadis itu.
"Jam 7 lo siap-siap gue jemput !." Perintah pria itu. Auris enggan bertanya, lagipula apapun yang di katakan pria itu tidak bisa diganggu gugat.
"Nanti gue ganti uang lo ." Kata Auris mengingat semua barang yang dibelinya bukan menggunakan uangnya. Walaupun dirinya sempat meringis sepertinya semua barang itu mahal.
Arkan hanya berdeham sebagai jawaban. lagi pula dirinya tidak peduli dengan uang itu, dia hanya ingin membelikan sesuatu untuk Auris.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOR
Teen FictionPria tadi menoleh "badan lo gede, menuhin jalan." Auris tertohok kenyataan. -Michael Viorentino "gue harus cari tau tentang dia, kalo perlu gue jadiin pacar." Auris berkata sembari mengikat kuncir kuda rambutnya. -Auristela Arabelle "Ck sial." -Ret...