❝ Do not expect too much. caring doesn't mean love. ❞
─ Universe Game
Bel pulang sekolah SMA Taruna sudah berbunyi sampai ke penjuru sekolah. Anne dan Moza belum keluar dari kelas mereka, yakni XII MIPA I. Keduanya tidak ingin berdesak-desakkan karna koridor masih ramai murid-murid berbondong untuk pulang.
Hari ini Anne dan Moza juga berencana untuk pulang bersama menggunakan motor biru milik Moza. Gadis itu jarang membawanya karna ia juga diantar jemput tapi karna ingin pulang bersama Anne, Moza pun membawa motor yang sudah lama ia tak gunakan itu.
Sekitar sepuluh menit menunggu, akhirnya koridor mulai sepi, walaupun masih ada beberapa murid yang berkeliaran. Sudah bisa dipastikan bahwa itu murid-murid yang mengikuti organisasi dan extrakulikuler di sekolah.
"Yuk, keluar, Anne! Udah mulai sepi kok." ajak Moza yang sedari tadi memperhatikan koridor dari jendela kelas.
Anne mengangguk, menyetujui ajakan teman dekatnya itu.
Saat sudah keluar dari kelas, mata Anne tanpa sengaja menangkap seorang lelaki yang tengah bermain bola basket sendiri dengan lincahnya. Dia Mahesa. Lelaki itu tak sendiri, dia ditemani oleh Kailee yang duduk di pinggir lapangan. Mata Kailee terus mengikuti kemana arah tubuh Mahesa.
"Anne, ay ─ " Moza mengikuti arah pandang Anne dan akhirnya Moza tau siapa yang tengah diperhatikan oleh Anne. Tentu saja Mahesa. Lelaki itu tengah bermain basket sendirian di lapangan yang terlihat sepi.
Moza berdehem untuk menyadarkan Anne. "Serius amat lihatnya, Anne." sindir Moza.
"Eh, apa, Za?" Anne langsung tersadar.
Moza tertawa pelan. "Sana samperin, jangan diliatin doang." suruhnya.
"Aku agak canggung kalo ada Kailee, Za." kata Anne kikuk.
Tatapan Moza tertuju pada seorang gadis yang tengah duduk di pinggir lapangan saat ini. "Oh, itu yang namanya Kailee?" tanya Moza sambil menunjuk ke arah gadis yang bernama Kailee. Di lihat secara fisik, Kailee itu sangat cantik. Moza mengakuinya.
"Insecure gak sih kalau lihat Kailee ?" tanya Moza masih setia memperhatikan Kailee.
"Sedikit. Dia cantik banget."
Moza tersenyum tipis ke arah Anne dan mengelus bahu gadis itu. "Kamu juga gak kalah cantik kok! Jangan insecure gitu! Kamu menarik dengan semua yang ada di dalam diri kamu." ucap Moza menyemangati Anne. "All girls are pretty in their own way." lanjutnya.
Anne mengangguk setuju setelah mendengar kalimat terakhir Moza. "Terimakasih, Moza!" katanya senang.
"Jadi gak nih samperin Mahesa? Aku temenin deh kamu." tawar Moza.
"Boleh deh." Anne terkekeh kecil.
"Yuk!" Moza menarik tangan Anne ke tengah lapangan.
"Heh, Mahesa!" baik Mahesa dan Kailee sama-sama menoleh ke arah Moza.
Melihat ada Anne, Mahesa mencampakkan bola basketnya ke pinggir lapangan bahkan bola itu hampir mengenai kepala Kailee, jika saja gadis itu tak segera menghindar.
"Siang, Anne. Belum pulang?" sapa Mahesa lembut dengan senyuman manisnya pada Anne.
Jika boleh jujur, Mahesa benar-benar sangat tampan saat ini. Masih dengan seragam sekolah, tubuh lelaki itu dipenuhi dengan keringat, ditambah lagi Mahesa saat ini sedang tak menggunakan dasi. Lelaki itu juga menggunakan headband berwarna hitam.
"Siang juga, Hesa." sapa Anne balik.
"Padahal aku yang manggil tapi Anne doang yang disapa. Ngeselin banget!" decak Moza kesal kepada Mahesa.
Mahesa memutar malas kedua bola matanya, kemudian kembali menatap Anne lago. "Kenapa belum pulang? Mau pulang bareng gue gak?"
"Gak bisa! Anne hari ini pulang bareng sama aku." bantah Moza tak setuju dengan ajakan Mahesa.
Tiba-tiba, Kailee datang dan kemudian mengatakan, "Yaudah, Anne pulang bareng kamu aja, lagian Mahesa sama aku kok." celetuknya sambil menatap Moza.
"Gue gak mau sama lo, Kai." tolak Mahesa menatap malas Kailee yang ada di samping dirinya.
Moza reflek tahan ketawa mendengar penolakan Mahesa untuk Kailee.
Kailee mendongak, menatap Mahesa. "Kok gitu, Hesa?! Aku udah nungguin kamu main basket lho." ucap gadis itu kesal, merasa tak terima.
"Dan gue gak ada suruh lo buat nungguin gue. Lagian gue juga gak butuh." balas Mahesa tanpa beban.
"Sa, ikut nongkrong gak nih?" tanya seorang lelaki yang tiba-tiba saja muncul dengan sebatang rokok yang ada di tangannya.
Mahesa mengangguk kepada lelaki ber-name tag Reyhan Alfian. "Ikut, tapi gue anterin dia dulu." kata Mahesa sembari melirik Anne.
"Terus aku gimana, Hesa?!" tanya Kailee kesal.
"Rey, tolong anterin Kailee, ya." ucap Mahesa kepada Reyhan.
Reyhan mengacungkan jari jempolnya.
"Hesa, aku ga ─ "
Sebelum, Kailee menyelesaikan ucapannya, Mahesa sudah lebih dulu menarik tangan Anne menuju parkiran sekolah SMA Taruna.
"Eh, Anne!" teriak Moza. "Terus, aku gimana dong? Mahesa ngeselin banget, 'kan harusnya Anne pulang bareng aku." dengan perasaan kesal, Moza pun ikut melenggang pergi juga darisana.
๑ ⋆˚₊⋆ ──── ʚ˚ɞ ────⋆˚₊⋆ ๑
see u soon in next part 💟
anyway, castnya kailee aku buat
doyeon yaaa 🙇🏻 but y'all feel free to
imagine who u think is suitable 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ universe game ❞ ✓
Teen Fictionft. enhypen's heeseung ❝ The universe played with both of them but Mahesa and Anne's feelings remained the same and didn't change. ❞ ━ completed » plagiarism and hate comments are not allowed! ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ ©dowlette