✽ sick

350 88 0
                                    

We who continue to follow the evil game of destiny.

Universe Game

"Kenapa, Anne? Muka kamu kok sedih gitu? Kamu ada masalah lagi sama Kailee?" tanya Moza kepada Anne. Malam ini, keduanya berencana untuk mengerjakan tugas prakarya yang akan dikumpul besok bersama.

Anne menggeleng pelan. "Aku gakpapa kok."

"Kamu jangan bohonglah sama aku. Cerita aja apa yang buat pikiran terganggu. Baru aja aku bilang kemarin."

Anne menghembuskan nafasnya kasar. "Tadi sore aku ketemu sama Mahesa. I feel bad for him."

"Memangnya ada apa?" tanya Moza penasaran.

"Aku rasa keputusan aku salah."

"Keputusan? Jangan bilang kamu suruh Mahesa ngejauh dari kamu? Makanya kamu sekarang ngerasa bersalah sama dia." tebak Moza dan tebakan tersebut diangguki oleh Anne.

"Anne, you're such a stupid! Kenapa kamu ngelakuin itu? Kamu pikir dengan cara kamu dan Mahesa menjauh satu sama lain semuanya bakalan baik-baik aja? Enggak, Anne. Mahesa bakalan bersikap sama ke Kailee karna dia pasti bakalan pikir kalau semua yang terjadi di antara kalian itu karna Kailee."

Raut wajah Anne terlihat frustasi. "Aku bingung banget, Za. Aku gatau harus ngelakuin apa-apa. Aku lagi di posisi capek disalahin terus sama Kailee."

"Kalau kamu bingung, kenapa kamu malah jauhin Mahesa? Harusnya kamu abaikan aja ucapan Kailee. Inget, ya, Anne, hidup kamu bukan milik kamu kalau kamu terus-terusan ngerasa gak enak dan berlebihan mikirin perasaan orang lain."

Kemudian, Moza merapikan buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam totebag yang ia bawa ke rumah Anne. "Kamu mau kemana, Za?" tanya Anne yang melihat Moza mengemasi buku-bukunya.

Moza melirik Anne sekilas. "Aku mau pulang, Anne. Ini udah jam sembilan pasti bentar lagi Papa bakalan jemput. Anyway, aku pinjam buku tugas prakarya kamu, ya, soalnya punyaku belum selesai. Nanti aku lanjut pas di rumah aja."

Anne mengangguk. "Oke. Be careful, ya!"

"Makasih, Anne." gadis itu tersenyum tipis.

"Moza, ini Papa kamu udah dateng!" teriak Alea dari luar kamar milik Anne.

"Iya, Tante!" balas Moza dengan suara yang sedikit keras juga.

Sebelum melangkah keluar dari kamar Anne, Moza menatap Anne dan berkata, "Aku harap kamu mikirin kata-kata aku tadi, Anne."

๑ ⋆˚₊⋆ ──── ʚ˚ɞ ────⋆˚₊⋆ ๑

Pagi harinya, Moza belum menemukan tanda-tanda kedatangan Anne ke sekolah. Bel masuk sekolah akan berbunyi sepuluh menit lagi tapi Anne belum kunjung datang. Moza juga sudah mengirimi Anne beberapa chat bahkan menelpon gadis itu sampai lima kali tapi belum ada jawaban juga.

"Anne, kemana, ya? Kok dia belum datang juga sih?" gumam Moza dengan nada dan raut wajah yang khawatir. Jujur, tidak biasanya Anne seperti ini. Teman dekatnya itu murid teladan jadi tidak mungkin terlambat.

Ponsel Moza yang sedang ia pegang berbunyi, menandakan bahwa ada yang mengirimkannya pesan. Dia berharap bahwa orang itu Anne dan saat ia mengeceknya, benar saja, Anne sudah membalas pesannya namun senyuman lega Moza langsung berubah ketika membaca balasan chat dari Anne.

Anne :
morning mozaaaa
sorry for late rep ur msg
aku lagi sedikit gak enak badan
jadi hari ini gak bisa sekolaa 🙇🏻‍♀️

Moza :
omoooo
that's hurt :(
get well soon and take care anneee 💗
anyway absensi kamu gimana?

Anne :
huhuu thanks a bunch <3
mamaku sudah nelpon wali kelas kok

Moza :
okkei!
kalo gitu nanti pulang sekolah
aku ke rumah kamu yaaa

Anne :
boleh banget!
aku juga bosen T___T
i'll wait

Moza :
siappp 👌🏻

Moza mematikan ponselnya ketika suara bel masuk sudah terdengar ke seluruh penjuru sekolah. Gadis itu duduk di bangku miliknya. "Aku harus temuin Mahesa nanti." gumam Moza.

๑ ⋆˚₊⋆ ──── ʚ˚ɞ ────⋆˚₊⋆ ๑

halooo 🙋🏻‍♀️ tolong koreksi akuu
kalau ada yang typo yaaa <3
thanks a lot 💕💐

see u soon in next part 💟

❝ universe game ❞ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang