❝ As long as we walk, avoid, pretend not to know or whatever it is we will still meet of if it is destined. ❞
— Universe Game
"Mahes — "
"Apa alasan lo? Apa alasan lo jauhin gue?"
"Aku cuma mau kamu lebih dekat sama Kailee. Dia memang suka sama kamu tapi dia tau kalo kamu gak suka sama dia. Dia mau setidaknya temenan aja sama kamu, Kailee mau buat kamu nyaman ada di dekat dia."
"Tapi gak dengan cara lo jauhin gue, Anne. Masalah gue sama Kailee itu gak ada hubungannya sama sekali sama lo. Lo gak ambil peran apa-apa di antara hubungan gue sama Kailee."
Moza menyikut lengan Anne, kemudian berbisik, "Kan aku udah bilang, Anne. Kalo kamu mau jauhin Mahesa, kamu harus ada alasan. Lagian hubungan Mahesa sama Kailee itu bukan urusan kamu. Kamu sih bandel banget!"
"Iya, Za. Aku pikir semuanya gak bakalan kacau kayak gini." balas Anne berbisik juga.
"Minta maaf deh sama Mahesa." suruh Moza.
Anne mendongak menatap Mahesa. Lelaki itu juga menatap dirinya. Anne tak bisa mengartikan tatapan apa yang ditujukan Mahesa kepadanya. "Maaf, Mahesa. Aku tau, aku salah. Aku pikir dengan jauhin kamu, hubungan kamu dengan Kailee bisa lebih baik daripada sebelumnya."
Mahesa mengangguk. "Iya, gakpapa. Gue maafin lo. Tapi biarin hubungan gue sama Kailee itu jadi urusan kita berdua, ya, Anne. Lo gak perlu ikut campur karna ini bukan urusan lo dan gue juga gak ngizinin lo masuk ke masalah gue sama Kailee."
"Tapi, Kailee — "
"Oh, masalah itu. Santai aja. Gue bakal bilang semuanya sama Kailee. Lo gak perlu ngerasa gak enak. Lo juga ada hak buat nolak kalau memang lo gak mau."
Anne merasa lebih tenang mendengarnya. "Terimakasih, Mahesa."
Mahesa tersenyum.
๑ ⋆˚₊⋆ ──── ʚ˚ɞ ────⋆˚₊⋆ ๑
"Kailee, ikut gue!" titah Mahesa yang langsung menarik tangan Kailee. Kailee yang ditarik tiba-tiba pun terkejut, sama seperti teman sebangkunya yang bernama Eivy Clarie. Untungnya kelas Mahesa dan juga Kailee tengah jam kosong saat ini.
"Mahesa, lo mau bawa Kailee kemana?!" teriak Eivy. Gadis itu kemudian ikut menyusul Mahesa yang menarik Kailee dari belakang.
Di depan perpustakaan. Disitu Mahesa melepaskan genggaman tangannya dari Kailee. Perpustakaan SMA Belift saat ini tengah sepi karna penjaganya tidak masuk. Apalagi perpustakaan mereka terletak di lorong yang tidak ada ruangan lain selain perpustakaan itu.
"Kamu kenapa sih, Hesa?! Kenapa kamu tarik-tarik aku?!" tanya Kailee dengan nada yang sedikit tinggi karna kesal. Gadis itu memegangi bagian pergelangan tangannya yang memerah akibat cekalan tangan Mahesa.
"Justru gue yang harusnya tanya sama lo. Maksud lo suruh Anne buat jauhin gue itu apa?" tanya Mahesa. Lelaki itu masih mampu mengatur emosinya.
"Aku gak pernah suruh Anne buat jauhin kamu. Aku cuma bilang ke dia kalo aku mau buat kamu nyaman di dekat aku sebagai seorang teman."
"Kailee — "
"Kenapa sih kamu selalu nyimpulin semuanya sendiri? Kenapa kamu gak berniat buat dengerin penjelasan aku dulu? Aku juga mau kayak Anne, Mahesa. Aku mau dekat sama kamu walau itu cuma sebatas teman doang. Aku gak masalah. Tapi sikap kamu malah kayak gini ke aku."
"Tapi ucapan lo itu buat Anne salah paham dan buat dia ngerasa gak enak, Kailee. Dia pikir karna dia dekat sama gue, gue jadi gak nyaman berada di dekat lo."
"Dan aku gak bermaksud kayak gitu." Kailee masih tetap membela dirinya.
Mahesa tertawa renyah. Lelaki itu menggelangkan kepalanya. "Apa lo bilang? Lo gak bermaksud kayak gitu? Kalo lo gak bermaksud kayak gitu buat apa lo bilang itu semua ke Anne? Kenapa lo gak bilang langsung ke gue aja?"
"Meskipun lo gak ngomong langsung, gue tau kalo lo ngode Anne. Lo gak berani buat suruh Anne jauhin gue dengan ucapan langsung." sambung Mahesa lagi.
"Kenapa sih kamu terus belain dia, Mahesa?! Dia itu cuma orang baru di antara kita berdua."
"Berhenti jadi orang egois, Kailee. Berhenti jadi orang yang seolah-olah lo bisa memiliki semua yang lo mau di dunia ini. Lo pikir dengan sikap lo yang seenaknya, gue bakalan nyaman di dekat lo?"
"Gue bener-bener gak ngerti sama siklus pikiran lo. Lo mau buat gue nyaman atau menjauh? Oke, niat lo emang mau buat gue nyaman tapi sikap lo yang buat ngejauh."
"Satu lagi, lo gak berhak bawa siapapun ke dalam permasalahan kita berdua, termasuk Anne."
Setelah mengatakannya, Mahesa pergi meninggalkan Kailee dan juga Eivy yang sedari tadi hanya bisa diam.
Bahu Kailee bergetar. Eivy tahu gadis itu akan menangis. Bingung harus melakukan apa, Eivy hanya bisa mengelus bahu sahabat dekatnya itu. "Gak perlu nangis, Kai. Gue memang gak tau dan gak ngerti semua masalah yang lagi lo hadapi sama Mahesa sekarang tapi gue berharap semuanya bisa cepat selesai dan hubungan lo sama Mahesa bisa membaik."
Kailee menggeleng pelan. "Gak bisa, Vy. Hubungan aku sama Mahesa gak bakalan bisa membaik kalo Anne masih berhubungan dekat sama Mahesa."
"Gue gak kenal siapa Anne tapi lo gak ada hak buat larang Mahesa dekat sama siapa aja. Gue rasa Mahesa benar, Kai, kalo disini lo yang harus memperbaiki sikap lo."
Kailee mengusap kasar air matanya dan menatap Eivy kesal. "Kok kamu malah belain Anne?!"
"Gue gak belain dia. Gue cuma bilang apa yang menurut gue itu benar dan gue setuju sama yang dibilang sama Mahesa tadi."
"Lagian lo sama Mahesa itu gak ada hubungan apa-apa, Kailee. Temenan atau dekat sama siapa aja itu haknya Mahesa dan kalau lo mau sama kayak si Anne, bisa dekat sama Mahesa, lo harus jaga sikap lo. Berhenti bersikap egois, kekanakan, dan mau menang sendiri." lanjut Eivy lagi dan hal ini tentu saja membuat Kailee semakin kesal di tempat.
"Udahlah, Vy. Kamu gausah ikut campur urusan aku sama Mahesa. Kamu itu gak bakalan bisa ngerti apapun." dengan perasaan marah, Kailee pergi meninggalkan Eivy sendiri disana.
Eivy menatap punggung Kailee yang berjalan menjauh darinya. Gadis itu tersenyum tipis. "Sikap lo udah cukup ngebuktiin semuanya, Kailee."
๑ ⋆˚₊⋆ ──── ʚ˚ɞ ────⋆˚₊⋆ ๑
see u soon in next part <3 🐈 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ universe game ❞ ✓
Ficção Adolescenteft. enhypen's heeseung ❝ The universe played with both of them but Mahesa and Anne's feelings remained the same and didn't change. ❞ ━ completed » plagiarism and hate comments are not allowed! ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ ©dowlette