❝ Returning to the starting position is easy but forgetting the problem that chases you is very difficult. ❞
─ Universe Game
Pukul enam pagi, Anne terbangun dari tidurnya. Gadis itu keluar dari kamarnya dan berjalan menuruni anak tangga menuju ke dapur. Sesampainya di dapur, Anne menemukan Alea yang tengah sibuk berkutat dengan alat-alat dapur. Sepertinya Mamanya itu tengah memasak untuk sarapan.
Menyadari keberadaan sang anak, Alea melirik sebentar ke belakang. "Anne, udah bangun? How about your condition? "
"Aku udah baikan kok, Ma. Jadi aku masuk sekolah aja nanti. Takut ketinggalan banyak mata pelajaran."
Alea mengangguk setuju. "Boleh kok tapi nanti setelah sarapan kamu minum obat dulu, ya."
"Iya, Ma." Anne menuruti perkataan Alea.
"Yaudah kalau gitu kamu buruan mandi sana biar sempat buat sarapannya. Nanti kamu telat lagi ke sekolahnya."
"Oke, Mama. Aku mandi dulu, ya."
"Eh, tunggu, Anne!" kata Alea mencegah langkah Anne. "Roster kamu untuk hari ini udah kamu susun belum?"
"Semalam udah aku susun kok." jawab Anne dengan jujur. Memang benar, dari semalam Anne sudah memutuskan untuk masuk sekolah jadi gadis itu sudah menyusun rosternya.
Alea tersenyum lega mendengarnya. "Goodgirl. Yaudah sana buruan mandinya."
๑ ⋆˚₊⋆ ──── ʚ˚ɞ ────⋆˚₊⋆ ๑
"Belajar yang bener. Jangan bolos sama jajan sembarangan, oke?" nasehat Raja ketika mobil mereka sudah sampai di depan gerbang SMA Taruna.
Anne mengangguk. "Siap, Papa. Aku masuk dulu, ya." Anne mencium punggung tangan Raja kemudian keluar dari mobil dan melangkah memasuki area sekolah.
"Halo, Moza." sapa Anne ketika gadis itu memasuki ruang kelas dan berjalan menuju bangkunya.
Moza yang tengah memainkan ponsel pun mendongak. Gadis itu beranjak cepat untuk memeluk Anne. "Anne, akhirnya kamu sekolah juga!" seru Moza dengan nada yang heboh.
"Iya, keadaan aku udah lebih baik. Jadi udah bisa masuk sekolah deh."
Moza melepas pelukannya dan tersenyum senang. "Nah, mumpung belum bel, gimana kalau kita jalani rencana semalam?"
"Rencana apa?" tanya Anne dengan raut wajah bingung. Gadis itu sudah meletakkan tasnya di bangku tempatnya duduk.
Moza berdecak kesal. "Itu lho, Anne. Rencana kamu baikan sama Mahesa."
"Oh yang itu. Kamu mau temenin aku gak kesana?" tanya Anne sudah mengerti dengan rencana yang dimaksud oleh Moza.
"Emang aku harus temenin kamu. Kan nanti urusan Kailee aku yang urus. Sekalian mau buat dia kesal juga."
"Jangan buat masalah, Moza!" peringat Anne.
"Ih, enggak kok. Yaudah ayo kesana." Moza langsung menarik tangan Anne untuk keluar dari kelas mereka untuk menemui Mahesa.
Sesampainya di depan kelas Mahesa, kedua gadis itu tidak langsung masuk melainkan mengintip terlebih dahulu. Ternyata Mahesa sudah datang. Lelaki itu terlihat sedang bermain game di ponselnya dan ada Kailee yang sibuk nyerocos di samping Mahesa.
"Ada Kailee tuh, Za. Aku jadi gak berani." bisik Anne pada Moza yang ada di sampingnya.
"Kok kamu takut, Anne?! Katanya mau baikan sama Mahesa. Lagian kita 'kan datang kesini baik-baik cuma mau minta maaf doang. Kalau si Kailee marah, fix banget dia pasti punya kelainan."
Anne menarik nafasnya. "Oke, ayo masuk ke dalam."
Anne dan Moza pun mulai memasuki ruang kelas. Sejenak mereka jadi pusat perhatian karna ditatap oleh murid-murid di kelas itu namun hal itu tidak berlangsung lama ketika semuanya kembali sibuk dengan kesibukan mereka masing-masing.
Keduanya mendekati meja Mahesa, dimana ada Kailee juga disana. "Mahesa." panggil Anne saat sudah tiba di hadapan lelaki itu.
Dari raut wajah, Mahesa dan Kailee terlihat kaget dengan kehadiran Anne. Namun setelahnya, Kailee merubah raut wajahnya menjadi tidak suka. Anne mengabaikan Kailee. "Aku mau ngomong berdua sama kamu. Boleh?"
Bukannya Mahesa malah Kailee yang nyeletuk. "Kalo ngomong disini aja 'kan bisa. Harus banget berdua-berdua."
"Maaf tapi aku gak minta pendapat kamu, Kailee. This is none of your business." ucap Anne tanpa takut-takut kepada Kailee.
Diam-diam Mahesa dan Moza tersenyum senang melihat Anne yang menanggapi kata-kata tidak suka Kailee dengan sikap yang elegan. "Boleh. Ngomongnya di luar aja, gausah disini." kata Mahesa yang mulai berdiri dari posisi duduknya.
"Kok ka - "
"Inget kata Anne, this is none of your business. Aku temenin kamu kok disini. Gausah khawatir karna ditinggal Mahesa." kata Moza dengan nada yang mengejek.
๑ ⋆˚₊⋆ ──── ʚ˚ɞ ────⋆˚₊⋆ ๑
Taman belakang sekolah adalah tempat yang di pilih oleh Anne dan Mahesa untuk berbicara. Tempat ini lumayan sepi. Keduanya duduk di salah satu bangku yang ada disana.
"Aku mau minta maaf sama kamu. Aku sadar kalau aku udah keterlaluan banget bersikap kayak gitu ke kamu. Aku juga gak nyaman dengan hubungan kita yang aku rasa kurang baik ini." ujar Anne dengan satu tarikan nafas.
"Terus lo mau gue jawab gimana?"
Anne menatap Mahesa. "Up to you. Mau kamu maafin aku atau enggaknya itu hak kamu, Mahesa. Aku gak bakal maksa."
"Iya, gue maafin lo. Chill, lagian gue gak masukin hati."
Anne tersenyum senang mendengarnya. "Terimakasih banyak, Mahesa."
Lelaki itu mengangguk. "Gue boleh minta satu permintaan?"
"Boleh. Apa itu?"
"Sekali lagi gausah dengerin apa yang dibilang Kailee sama lo, ya. Semakin lo turutin semua ucapan dia, dia semakin keras kepala dan gak mau ngehargain orang lain. Kailee harus tau kalau gak semua yang dia inginkan bisa terpenuhi, Anne."
๑ ⋆˚₊⋆ ──── ʚ˚ɞ ────⋆˚₊⋆ ๑
see u soon in next part 💟
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ universe game ❞ ✓
Genç Kurguft. enhypen's heeseung ❝ The universe played with both of them but Mahesa and Anne's feelings remained the same and didn't change. ❞ ━ completed » plagiarism and hate comments are not allowed! ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ ©dowlette