9. Permen Karet

425 73 7
                                    

Setelah Ken dan Caca selesai makan, mereka langsung pulang ke apartment Caca.

Sampe rumah, Caca langsung membanting tubuhnya ke sofa "Capeeek bangeet."

"Lebay lu ah." Kata Ken menanggapi.

"Dih." Ken ketawa. Hobi banget ketawa, bikin anak orang ambyar.

"Ken..." Panggil Caca lembut.

"Pasti ada maunya kan lo, iya?" Caca nyengir.

"Random banget, tapi yaudah. Tiba-tiba gue pengen minum lemon tea, tapi gue mager hehe."

Ken nggak ngerespon apa-apa, dia malah langsung jalan ke dapur.

"Thank youuu, Keeen. Ganteng deeeh."

"Ge-er lu, gue lagi pengen lemon tea juga. Jadi, gue bikinin sekalian."

"Cih."

"Iyaa gue bikinin."

Jadi disini dapurnya sebelahan sama ruang tv. Jadi ya Ken masih bisa liat Caca, begitupun sebaliknya.

Karena gabut, Caca memutuskan buat bongkar belanjaannya tadi.

Pas di lihat, tadinya dia beli mie instan sepuluh bungkus ada kali. Anehnya sekarang tinggal dua biji.

"Keeeen."

"Apaan sih Ca, ngga usah teriak-teriak gue nggak budeg ya."

"Mie gue lo kemanain, hah?"

"Nggak gue kemana-manain lah, masih disitu."

"Gue beli banyak, masa sekarang tinggal dua biji?"

"Emang lo cuma beli dua kali."

Caca berpikir sebentar "Gitu ya?"

Sementara Ken cuma ngangguk yang pastinya nggak diliat sama Caca yang masih sibuk sama barang belanjaan.

"Keeen."

"Apaa sayang?"

"Najis lo!"

Ken ketawa, suka banget ngegodain Caca "Iya iya, apaa?"

"Perasaan gue beli soda dua botol gede, masa sekarang jadi kecil giniii? Iya sih masih tetep dua botol. Lo ya?"

Ken nggak tahan, akhirnya dia ketawa. Caca langsung aja nyamperin.

"Keeen. Balikin mie sama soda gue." Kata Caca sambil dorong-dorong Ken.

"Ca diem dulu, nanti tumpah." Kata Ken yang sebenernya buat ngehindarin yang kayaknya kelanjutannya bakalan di pukulin Caca, tapi emang sih dia lagi sambil bawa dua gelas lemon tea.

Jadi ceritanya pas mau ke kasir, Ken liat makanan nggak sehat yang Caca beli banyak banget. Jadi dia kurangin aja, Ken pikir Caca nggak akan sadar. Tenyata ya gitu.

Caca ngikutin Ken dan ikut duduk di sebelahnya. Eh nggak juga deng. Ken duduk di bawah dan Caca duduk di sofa.

"Nih minum, katanya pengen lemon tea."

"Dingin." Lanjut Ken.

Setelah meminum beberapa teguk lemon tea, Caca mindahin gelas itu yang semula di tangannya jadi di meja.

Caca dari tadi manyun-manyun aja, habisnya kesel. Ken yang sadar langsung menghentikan aktivitasnya yang lagi menikmati lemon tea.

Ken mengusap puncak kepala Caca "Maaf ya Ca, lagian kebanyakan makan gituan nggak sehat."

"Iya."

Terus Caca lanjutin aktivitas bongkar belanjaannya itu. Sampe dia menemukan kotak merah yang nggak dia tau isinya apa.

"Ini punya lo? Apaan?"

"Ooh. Permen karet." Caca ngangguk aja dan baca-baca bagian belakang kotaknya.

"Fies** CONDOM?" Kata Caca sambil menekankan di kata terakhir.

"Lo beli condom?!"

"Hah?!" Ken langsung ambil alih kotak itu.

Caca memukul pundak Ken "Gila ya lo?! Lo pikir gue cewek apaan? Hah?!"

"Ca, ini salah paham Caaa."

"Salah paham gimana?! Udah jelas banget ini kalo lo beli condom buat apaan coba?"

"Serius Ca, gue juga kaget. Gue kira ini permen karet, sumpah."

"Kalo nggak percaya, gue buang sekarang." Lanjut Ken lalu membuang benda itu ke tempat sampah.

Caca nggak peduli sama omongannya Ken, dia malah pergi buat ambil es krim dan duduk di sebelahnya Ken.

"Gue semurahan itu ya?"

Ken nggak menanggapi, dia masih bingung apa yang di maksud Caca.

"Iya, Ken? Gue semurahan itu?" Kata Caca sambil makan es krimnya

Ken langsung mengubah posisinya jadi berhadapan sama Caca dan memegang pundaknya.

"Nggak Ca, nggak. Nggak sama sekali. Siapa yang bilang."

Caca menggeleng dan mengubah posisi duduknya sedikit lebih jauh dari Ken, membuat Ken menjauhkan tangannya dari pundak Caca.

"Kalo lo mikir lo murahan karena benda tadi, itu salah Ca. Gue beli benda itu karena nggak sengaja, serius."

Caca meletakkan es krimnya di meja dan duduk lebih dekat dengan Ken lalu menyandarkan kepalanya pada pundak Ken.

"Kalo--" Caca nggak melanjutkan.

Ken menatap Caca "Apa?"

"Gue ngejar cowok yang nggak suka sama gue dalam waktu yang lama, itu murahan?"

Ken menggeleng, mengubah posisinya memaksa Caca untuk memindahkan posisinya juga.

Ken memegang pipi Caca "Lagian lo nggak ngejar dia dengan cara yang salah, lo nggak murahan. Cinta nggak pernah bisa di salahin Ca, iya kan?"

Caca tertawa hambar "Harusnya nama gue Cinta ya, biar nggak pernah salah."

"Manusia nggak pa-pa sesekali salah, Ca. Manusiawi kok, dengan kesalahan itu kita bisa berubah jadi lebih baik lagi."

"Kalo cinta nggak pernah salah. Kalo gue--" Lagi-lagi Caca tidak melanjutkan kalimatnya.

Caca menggeleng "Nggak."

"Apa sih, Ca. Lo bikin penasaran tau nggak?"

"Kalo gue cinta sama lo, berarti itu nggak salah dong. Iya kan?"

"Kalo gitu gue juga cinta sama lo, itu nggak salah juga kan?"

Setelah itu suasana berubah menjadi canggung, Caca hanya melanjutkan kegiatan makan es krimnya.

"Gue boleh minta?"

"Es krimnya." Lanjut Ken.

Caca mengangguk, dia pun mengambil es krim dengan sendok lalu memberikannya pada Ken. Iya, dia sepelit itu kalo masalah es krim.

"Gue nggak suka makan es krim pake sendok." Respon Ken benar-benar membuat Caca kebingungan.

"Bolehin gue makan dengan cara lain ya?" Caca yang kebingungan lalu mengangguk, sialnya--

Ken menciumnya. Kali ini bukan hanya bibir mereka yang menempel, tapi-- ahh susah di jelaskan. Intinya sampai bunyi mmpphh keluar dari bibir Caca sesekali. Ternyata cara lain itu dengan cara menciumnya. Tidak ada penolakan dari Caca, rasanya lebih ke mereka mengutarakan rasa cintanya masing-masing.



Lonely Girl | Wendy × JaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang