17. Crazy

458 48 0
                                    

Caca

Paginya, gue bangun Ken masih tertidur. Di sebelah gue, dengan selimut yang sama.

Gue nggak habis pikir, kenapa gue sebodoh ini? Apa yang gue lakukan? Gue nangis, gue bener-bener bodoh! Kenapa gue lakukan ini?

"Ca... Hey, kenapa?"

Tangis gue makin kencang. Gue takut.

Ken membawa gue ke pelukannya.

"Setelah ini lo nggak akan ninggalin gue kan?"

Ken terkekeh "Are you crying because thinking that I'm going to leave you after this? Nggak, Caa. Lo harus percaya sama gue ya."

Gue ngangguk. Bukan karena gue sepenuhnya percaya, gue cuma mau menenangkan diri sendiri.

"Jangan nangis, Ca. Kalo lo nangis, lo makin cantik. Gue nggak bisa lihat lo secantik ini." kata Ken menciumi kedua kelopak mata gue.

Sialnya tangis gue makin kencang.

"Lo ngejekin gue bayi, lo lebih bayi Ca." Ken mengeratkan pelukannya.

"Lo bisa bunuh gue kalo gue ninggalin lo, Ca."

"Gimana gue bisa bunuh lo? Kan kalo lo ninggalin gue, lo udah pergi dong."

Ken terkekeh lagi, kurang ajar ini ayam.

"I'm just kidding, babe."

"Gue mau mandi." badan gue udah lengket banget ini.

"Yaudah."

"Madep sanaa!"

"Iyaaa. Lagian gue udah liat--"

Gue melempar bantal ke arah Ken, terus lari ke kamar mandi.










"Sarapan, Ca."

Pas selesai mandi, Ken udah siapin sarapan. Dia juga kayaknya udah mandi.

"Masih bisa jalan, Ca?"

Tuk.

Gue melempar tomat yang ada di dekat gue ke kepala Ken, ngeselin banget.

"Sakit Caa..."

"Bodo!"

Cup.

Ken mencium pipi gue.

"Gemes banget sih."

Pipi gue memerah kayaknya, gue malu.

"Lo tinggal disini aja ya, Ca?"

"Nggak mau."

"Kalo gitu, gue tinggal di rumah lo."

"Nggak boleh."

"Caaa..."

"Ogaaah."

Ken ketawa, ngeselin banget sih.

Dia ngacak puncak kepala gue "Habis ini gue ada urusan."

"Terus gue harus apa? Bodo!"

"Jangan gini ih Ca. Lo disini aja, gue nggak akan lama." Gue ngangguk.

"Jangan bukain pintu buat sembarangan orang."

"Heemm."

"Gue pergi dulu ya."

"Heemmm."

Ken ngacak rambut gue, kesel banget.

"Byeee."

Gue cuma melambaikan tangan ke dia.











Gue emang gila ngelakuin hal itu semalem, tapi nggak salah kan? Please, just say yes. Apa salah, kalo gue lakuin demi nggak kehilangan Ken. Apa nggak boleh gue bersama dengan orang yang gue suka untuk waktu yang lebih lama? Bahkan gue bakalan egois, gue mau sama dia buat selamanya.

Gue nggak pernah merasa seperti ini sebelumnya, gue merasa gue benar-benar worthy, gue merasa-- pokoknya i never felt this before.

Satu-satunya orang yang bilang bahwa gue pantas, satu-satunya yang datang karena peduli atau bahkan terpaksa pun gue nggak peduli. Biarin gue merasa kayak gini untuk waktu yang lebih lama.

Gue nggak tau gimana kalo misalnya Ken nggak ada saat ini, my ex cheated on me and my dad don't care about that. Gue berterima kasih sama Tuhan karena kirim Ken saat ini, gue nggak mempermasalahkan dia yang datang terlambat ke hidup gue. Kadang, sesuatu perlu datang sedikit terlambat.

Apa ini yang namanya bucin? Gue rasa, orang yang ngatain bucin itu orang yang nggak pernah merasakan gimana bahagianya dicintai oleh orang yang kita cintai juga. Menurut gue. Balik lagi, semua orang bebas berpendapat. Dan gue juga dong.

Untuk sekarang gue nggak mau terlalu mencemaskan sesuatu yang belum tentu terjadi, gue nggak mau over thinking. Biar semuanya berjalan sesuai scenario Tuhan.










MyDay semangaaaat!!!

MyDay semangaaaat!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lonely Girl | Wendy × JaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang