Caca
Gue kaget banget, saat ini gue terbangun dengan kondisi kedua tangan gue terikat ke belakang dan ada sebuah kain yang diikat kencang di mulut gue.
Gue berusaha melepaskan ikatan itu, sialnya ikatannya bener-bener kencang. Gue aja buat ngebuka snack atau botol minuman kadang suka nggak bisa, ngapain sih gue sok-sokan ngebuka ikatan tangan gue.
Nggak lama gue mendengar suara pintu di buka, dua orang masuk dan orang itu adalah orang yang membawa gue ke sini.
Gue langsung pura-pura tidur, jujur gue takut banget. Gila kali ya kalo nggak takut, badan mereka berdua gede banget.
Gue lihat salah satu dari mereka duduk di sofa yang jaraknya nggak jauh dari gue dan yang satunya kayak mau nelpon gitu. Iya, gue masih berani ngintip.
"Bos, dia udah sadar."
Anjir. Jadi, dia udah tau kalo dari tadi gue cuma pura-pura tidur.
"Siap bos, semuanya aman."
Setelah itu cowok tadi memasukkan ponselnya ke saku dan cowok satunya-yang sebelumnya duduk di sofa- berjalan ke arah gue lalu memegang dagu gue.
"Nggak usah takut gitu, sayang."
Gue langsung memasang wajah nggak suka, yang sepertinya mereka sama sekali nggak peduli dengan itu.
Sedangkan satu cowok lainnya mendekatkan wajahnya dengan wajah gue, hingga gue bisa merasakan napasnya yang bau alkohol.
"Cantik. Sayangnya, lo orang yang di cari bos kita." Gue langsung menjauhkan wajah gue, jijik banget.
Pintu terbuka, menampilkan seseorang yang gue yakin itu adalah bos yang mereka maksud.
"Gimana Ca? Enak?" Tanya.
Gue langsung menajamkan tatapan mata gue.
Dia mengusak puncak kepala gue "Kasihan banget sih, tapi nggak pa-pa lah sebentar lagi ya. Sampe gue dapetin apa yang gue mau."
Gue berusaha ngomong, tapi percuma.
Akhirnya cowok tadi memerintahkan anak buahnya buat melepaskan kain tadi dari mulut gue.
"Lo mau apasih? Berengsek!"
Dia langsung mendekat ke gue lalu melayangkan tangannya menuju gue, tapi belum juga mendekat ke pipi gue, dia kembali menarik tangannya lalu mengepal.
"Gue masih sabar, ya Ca."
"Lo nggak sabar, gue juga nggak peduli!"
Plak.
Dia menampar gue, cukup keras sampai pipi gue panas dan gue yakin memerah.
Dia menjambak rambut gue.
"Ini akibatnya kalo lo berani main-main sama gue! Masih berani main-main sama gue?!"
Gue ketawa "Buat apa takut sama cowok kaya lo, pecundang!"
Plak.
Dia menampar gue, lagi.
Dia mengacak rambutnya, lalu jongkok.
"Gue sebenernya nggak mau ngelakuin ini, tapi lo yang mancing gue."
Gue tersenyum "Bukan karena gue, tapi emang lo aja yang kasar."
Cup.
Dia mencium gue. Kurang ajar!
"Gila ya lo!"
"Iya Ca, gue gila karena lo."
"Maksud lo apa?!"
"Kenapa lo harus ninggalin gue Ca, gue nggak bisa tanpa lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely Girl | Wendy × Jae
FanfictionAbout lonely girl met angel. ⚠️ kiss scene ⚠️