01.

7.7K 904 110
                                    

Mungkin definisi perfect adalah Jeffrey kenan mahendra yang sedang berdiri didepan anak - anak mahasiswi baru yang sedang di jemur dibawah sinar matahari. Ia terus saja tersenyum dan langsung mengundang jeritan dari anak gadis.

Tidak hanya seangkatan, kakak tingkat saja juga sudah menandai adik kelasnya tersebut sebagai mangsa baru mereka.

Zahra hanya mendegus cemberut selama hukuman anak - anak mahasiswi baru disuruh berjemur. Khusus untuk perempuan. Laki - laki tadi sudah karena mereka bergantian.

Zahra dari tadi menatap Jeffrey hanya tersenyum - senyum manis menebarkan pesona ke arah cewe - cewe lain yang terus berjerit histeris seakan mau mati. Sesekali tatapan mereka bertemu zahra yang cemberut dan Jeffrey yang tertawa gemas.

Bayangkan saja bagaimana reaksi anak - anak perempuan saat Jeffrey tertawa kecil yang membuat visualnya sangat terpancar ditambah sinar matahari yang yang membantu membuatnya makin bersinar.

"Wah gila."mawar berjalan mendekati Fikri yang berdiri di sampingnya dengan jarak cukup jauh. Fikri menoleh saat mawar sudah sampai tepat di sebelahnya. "Gw ga ngerti lagi ada anak baru yang gantengnya kelewatan. Mama nya dulu ngidam berlian ya ?"lanjutnya.

Fikri hanya tertawa renyah. "Iyasih. Gw aja hampir kesemsem. Tapi masih ingat kelamin."

"Udah sih fix. Gw pasti bakal dapatin dia. Dia itu pasti jodoh gw yang dikirim tuhan yakan."seru mawar yang membuat Fikri langsung menoyor kepalanya. "Halah, terlalu pede loe. Emang mau dia sama loe ?"

"Mau dund. Gw kan cantik."celetuk mawar percaya diri.

Iya. Yang dikatakan gadis itu memang benar. Mawar adalah sosok wanita sempurna untuk anak - anak laki - laki di universitas mereka. Cewe dengan tinggi seratus enampuluh lima centimeter, badan yang ramping, dan wajahnya yang cantik adalah pesona utama mawar sehingga menjadi idola untuk para cowo.

"Jangan kali." natalia berjalan mendekati temannya itu dengan mengikat rambutnya yang panjang hingga pinggang. "Udah punya pawang. Ade kelas gw."

Zahra mengipas wajahnya dengan tangannya sendiri. Mereka masih dijemur dan keringat zahra sudah terus - terusan berjatuhan, dan kepalanya yang agak pusing dan berdenyut karena berdiri terus di bawah sinar matahari. "Susah - susah gw luluran biar putih, ini dijemur lima belas menit auto hitam gw. Ish." cibirnya dalam hati.

Zahra mengedarkan pandangan sehingga mendapat kan tangan yang melambai ke arahnya. Zahra ikut melambai sambil tersenyum juga. Mark ternyata satu universitas dengannya.

Meskipun saat acara kelulusan mereka sempat canggung karena mark yang menyatakan perasaan. Tapi tak lama mereka kembali dekat. Kevin yang berada disamping mark juga berdah - dah ria. Dan zahra juga membalasnya.

Jeffrey mengerutkan dahi bingung melihat Zahra yang melambai - lambai sampai tersenyum tapi bukan untuknya. Dia berbalik mengedarkan pandangan sampai menemukan sosok kevin dan mark yang dari tadi tertawa sambil melambai juga.

Oh, ya. Tentang kevin zahra sudah cerita kalau dia dan kevin sudah baik kan bahkan dengan niko. Karena mereka benar - benar sudah saling memaafkan.

Dan untuk niko ke Jeffrey, zahra mengatakan niko benar - benar tidak akan menganggu Jeffrey lagi. Ia sudah sadar ke salahannya yang hanya didasari karena iri.

Jeffrey paham. Dia pikir kalau zahra juga bilang itu baik - baik saja maka tidak masalah dengannya. Tapi siapa yang disamping kevin ? Dia tidak kenal.

"OKE. SELESAI. ISTIRAHAT LIMA MENIT TERUS KALIAN KEMBALI LAGI KELAPANGAN." teriak dirga lantang dan tegas. Dia menjadi ketua panitia ospek untuk tahun ini dan kebetulan zahra dan Jeffrey salah satu mahasiswa baru.

After Met you [Complited]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang