Jeffrey melangkah gontai masuk kedalam kamarnya. Ia duduk di sudut ruangan dengan bersandar di dinding. Entah keputusan yang dia ambil itu benar atau tidak.
Tapi dia hanya merasa kalau zahra bersamanya akan terus kesakitan.
Kalau zahra terus bersamanya dia akan terus diincar anak - anak kampus.
Bahkan dia takut kalau saat zahra mendadak dibully saat Jeffrey tidak ada dikampus.
Jeffrey menenggelamkan kepalanya diatas lutut. Berusaha menetralkan perasaan dan juga kepalanya yang terasa sakit.
Dia sangat ingin terus bersama zahra. Sangat. Kenangan mereka terlalu banyak. Tapi dia takut zahra makin tersiksa kalau disampingnya.
Bahkan Jeffrey bingung harus bagaimana.
Di pikiran nya dia akan melindungi zahra dari jauh. Mengamati gadis kesayangannya itu dari jauh.
Orang - orang mungkin akan berkata Jeffrey bodoh. Iya. Dia bodoh.
Dia bahkan sudah berkali - kali mengatai dirinya sendiri. Tapi melihat zahra dibully secara langsung tadi membuat Jeffrey benar - benar sakit. Merasa semuanya terjadi karena dia.
Karena zahra didekatnya.
Jeffrey menjambak rambutnya sendiri. Serasa ingin membuang semua pikiran nya yang terus berputar.
Perasaannya yang sangat kacau membuatnya semakin stress.
"ARGHH" Jeffrey berteriak kesal.
"Kak ?" johan memanggil dari balik pintu dengan nada khawatir. Dia memang memerhatikan si kaka yang belakangan ini terlihat murung dan sedih.
Jeffrey tak membalas dia masih sibuk dengan pikirannya. Masih berdebat dengan dirinya sendiri apakah keputusannya benar.
Tapi dia sayang sama zahra.
Dia butuh zahra.
Tapi kalau zahra disampingnya dia akan tersiksa.
Bagaimana kalau dia sedang ada urusan dan mendadak zahra malah dibully lagi ?
Kalau mereka berjauhan apa zahra bisa bahagia ? Apa Jeffrey juga bisa bahagia ?
Tapi kebahagian Jeffrey selain ibu dan adiknya.
Yah zahra.
Tapi dia takut.
Sial. Jeffrey memukul beberapa kali kepalanya yang terus berdebat dengan diri sendiri.
Johan yang merasa tak digubris segera membuka pintu kamar Jeffrey yang ternyata tak dikunci. Menampilkan sang kaka yang terlihat kacau duduk di sudut kamar.
Johan menghela nafas. Dia berjalan pelan. "Kenapa ? Ada masalah ?"
"Nga"
"Nga usah bohong kali."
Jeffrey memejamkan matanya. "Gw bingung, han."
Johan mengerutkan dahinya bingung. "Bingung kenapa ? Btw suara loe kenapa serak banget gitu ?"
"Ga tau. Tenggorokan gw emang sakit banget."jelas Jeffrey sambil mengelus lehernya sendiri.
"Nga mau periksa ?"
"Nga usah."Jeffrey menghela nafas berat. "Gw lagi malas mau keluar."
"Lagi ada masalah sama zahra ?"
"Gw putus sama dia."jawab Jeffrey pelan. Johan melotot kaget. Dia refleks menoleh. "Kenapa kok bisa ? Gila yakali loe bucin gini. Diputusin ?"
Jeffrey menghela nafas lagi. Dia memijat pelipisnya karena kepalanya yang masih berdenyut. "Gw yang putusin."
KAMU SEDANG MEMBACA
After Met you [Complited]
Short Storyhanya sekedar cerita baru tentang percintaan Jeffrey dan zahra yang sama - sama sudah menginjak universitas dan bukan SMA lagi. Jeffrey yang sudah perfect karena sudah bisa berbicara dan membuatnya jadi idola kampus sementara zahra hanya mahasiswi b...