Zahra duduk diam sambil melihat johan, Jeffrey dan farhan yang sedang bermain di pantai. Dia tidak begitu suka dengan pantai karena dia takut dengan laut.
Entah gadis ini malah masih sibuk dengan pikirannya sendiri dari tadi malam. Memikirkan tentang pencarian Jeffrey yang ia intip kemarin.
"Bagaimana cara menyatakan perasaan dengan romantis ?"
Siapa yang akan Jeffrey tembak ? Jeffrey akan menyatakan perasaannya pada siapa ?
Pada dia kah ? Atau ada gadis lain. Oh tidak. Ga mungkin pasti buat zahra. Tapi gadis itu kembali membantah perkataan percaya dirinya itu. Bagaimana kalau Jeffrey benar - benar ingin menyatakan perasaan pada orang lain ?
Zahra mengacak rambutnya kesal. Sudah dari kemarin sore sampai pagi ini pikiran itu terus berputar dan bermunculan. Membuatnya pusing sendiri meskipun ada rasa senang sekaligus takut.
Senang ke mungkin Jeffrey yang akan menyatakan perasaannya Atau takut dia terlalu pede padahal itu bukan untuknya.
Zahra menguap beberapa kali rasa ngantuk mendadak melanda karena tadi malam dia begadang karena susah tidur dengan pikiran yang sama.
Jeffrey memang pengaruh besar untuk hidupnya.
"Kok ga main sama mereka kamu ?"rani yang berceletuk tiba - tiba disamping zahra membuatnya langsung menoleh karena sempat kaget.
"Eh .. ? Takut laut tante hehe.."jawab zahra canggung dengan tawa. Cukup gugup berbicara lagi dengan ibu Jeffrey yang sudah lama tidak bertemu.
"Panggil mama aja dong. Kaku banget"gurau rani dengan tawa kecilnya sementara zahra hanya tertawa canggung dengan menganggukkan kepalanya mengiyakan.
Hening beberapa saat karena mereka berdua yang kembali asik melihat johan, Jeffrey dan farhan yang sedang berlari sambil bermain air. Benar - benar seperti anak kecil. Apalagi farhan yang harus terlihat paling dewasa malah terlihat paling jahil.
Sepertinya dia sangat bersemangat karena sudah lama tidak liburan dan tak lepas dari tugas kampus yang terus menghantuinya.
Zahra hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah tiga pria yang sudah dewasa tapi malah seperti anak - anak sementara rani hanya tersenyum tipis. "Jeffrey ganteng kan kalau ketawa gitu ?"
Zahra tertengun mendengar suara rani yang mendadak terdengar seperti meminta persetujuan. Ia mengangguk setuju. "Iya. Ma. Apalagi dimplenya. Gemes."
Rani tertawa renyah mendengar perkataan zahra. "Kamu benar - benar sayang yah sama Jeffrey ?"
Zahra hanya menyengir sebagai respon.
Rani kembali tenang dengan sorot mata yang tak lepas dari kedua putranya. "Jeffrey itu cowo yang dewasa tapi kadang bisa egois banget terus manja minta ampun kamu harus sabar ngehadapin dia."
Zahra mengangguk sebagai respon dengan telingah yang ia buka dengan lebar untuk mendengar kalimat selanjutnya dari calon mertuanya itu.
"Jeffrey sering cerita kamu ke mama loh."
Zahra terdiam mendengar perkataan rani. Apa Jeffrey juga bercerita tentang mereka yang sempat putus dan belum balikan sampai sekarang ?
"Dia selalu cerita tentang gimana kamu kalau ngambek atau lagi senang. Kadang manja dan pengertian banget. Dia bilang dia termasuk orang spesial yang bisa dapat kamu.."lanjut rani yang membuat zahra makin jatuh dalam pikirannya sendiri.
"Dia bahkan pernah minta di doain biar kalian bareng terus."seru rani dengan tawa renyah nya. Entah merasa begitu lucu dengan anak sulung nya itu. "Katanya dia takut kamu berpaling ke yang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
After Met you [Complited]
Short Storyhanya sekedar cerita baru tentang percintaan Jeffrey dan zahra yang sama - sama sudah menginjak universitas dan bukan SMA lagi. Jeffrey yang sudah perfect karena sudah bisa berbicara dan membuatnya jadi idola kampus sementara zahra hanya mahasiswi b...