"Ra mau es krim ga ?""Mau dundd"zahra berlari kecil mendekati jeffey yang sudah memesan dua es krim untuk mereka.
Sekarang mereka sedang ada di tokoh es krim di pinggir jalan. Seperti biasa, mereka duduk di meja yang berada disamping jendela. Sekaligus biar bisa liat pemandangan. "Kaka, ga lupa kan nanti kita jalan lusa ?"
Jeffrey menoleh melihat zahra yang sudah tersenyum manis. Dia langsung mengangguk kikuk. "Iya Ra.."
"Ga sabar deh ih.." zahra mengeluarkan handphone nya lalu mengarahkannya ke Jeffrey. "Pose dong aku mau foto."
"Ngapain sih ih. Malu"
"Udahh siniii"
"Nih" zahra menyodorkan handphonennya yang menampilkan foto Jeffrey yang baru saja dia ambil. "Ganteng kan."
"Jelek. Apus ga ?"
"Ga."jawab zahra cepat. Dia menjulurkan lidahnya mengejek. "Ga bakal. Aku post ah."
"Ra itu jelek tau. Sini ga." Jeffrey beranjak dari duduk nya untuk mendekati zahra yang sudah berdiri dan menaikkan tangannya.
"Ga mauu."zahra naik di kursi masih dengan tangan yang dia naikkan dan tawa khas nya yang merasa puas karena Jeffrey tidak bisa meraih handphone nya.
Karena kesal dan gemas, Jeffrey pun memeluk kaki zahra lalu mengangkatnya.
Zahra kaget dan otomatis memukul kepala Jeffrey terus - menerus. "Kak ya tuhan. Turunin aku."
Jeffrey tertawa. Ia menurunkan zahra lalu langsung merampas handphonenya untuk menghapus foto dirinya yang kurang bagus.
Zahra mendengus sebal. Pasrah karena sudah tau meskipun dia usaha ia tidak akan sampai mengambil hadphonennya lagi. Mengingat tinggi badannya dan Jeffrey jauh berbeda.
"Romantis banget deh neng." pelayan yang datang membawa es krim pesanan mereka mendadak berceletuk sambil tertawa kecil. "Kayak dunia milik berdua aja atuh."
Zahra cuman berdecak. "Romantis dari mana pak." zahra mendudukkan dirinya kembali lalu tersenyum tipis. "Makasih pak."
Jeffrey ikut duduk setelah yakin kalau fotonya barusan sudah terhapus sepenuhnya dari handphone zahra. "Makasih pak."
"Iya. Dinikmatin ya. Pasangan baru ya ? Romantis banget." komentar pelayan lagi membuat Jeffrey tertawa kecil sementara zahra senyum malu - malu padahal biasanya malu - maluin.
"Ga, udah empat tahun."jawab Jeffrey di sela ketawanya.
"Owalah. Si eneng beruntung banget dapat manusia kayak si akang ini. Serbuk belian tambah blasteran surga."celetuk pelayan tersebut kepada zahra yang tersenyum canggung. "Hehe iya."
"Akang teh juga naksir ke cowo saya ?"tanya zahra mencoba mengikuti logat si pelayan.
Pelayan dengan nama tag budi itu tertawa kecil. "Iya. Untung masih ingat kelamin."
KAMU SEDANG MEMBACA
After Met you [Complited]
Short Storyhanya sekedar cerita baru tentang percintaan Jeffrey dan zahra yang sama - sama sudah menginjak universitas dan bukan SMA lagi. Jeffrey yang sudah perfect karena sudah bisa berbicara dan membuatnya jadi idola kampus sementara zahra hanya mahasiswi b...