Chapter 22

220 9 2
                                    

Babe dan Andra menghampiri Hiro, mencoba menenangkan pria blasteran Inggris tersebut. Sementara Gino memilih untuk masuk ke dalam kamarnya. 

" Ro... tenangin diri lo. Jangan emosi seperti ini..." ucap Babe Rojak.

" Mang Maul, minta tolong ambilkan kotak P3K ya. Mungkin bik Aah yang tahu dimana kotak P3K di taruh. Mang Karjo, tolong bersihin ya..." ucap Andra pada Maul dan Karjo.

" Oh. Siap, bang..." ucap Maul dan Karjo bersamaan.

Maul mencari bik Aah, sementara Karjo membersihkan kaca-kaca yang berserakan. Sheila yang baru pulang, terkejut melihat rumah berantakan dan banyak pecahan kaca berserakan. 

" Astaghfirullah... Sayang, kok berantakan gini? Ada maling?" tanya Sheila pada sang suami. 

" Kita bicara di kamar aja ya..."

Andra pun mengajak Sheila masuk ke dalam kamar, meninggalkan Babe berdua dengan Hiro di ruang tengah. Maul kemudian datang dengan membawa kotak P3K, lalu Babe pun mengambil kotak tersebut dan menyuruh Maul untuk keluar. Begitu juga dengan Karjo yang sudah selesai membersihkan serpihan kaca-kaca. Babe pun mengobati luka di tangan Hiro, yang seharusnya sih di jahit karena mengalami luka sobek yang cukup dalam akibat pecahan kaca.

" Sebenarnya lo ada masalah apa dengan Tari? Cerita sama Babe. Mungkin, Babe bisa bantu kasih solusi untuk permasalahan kalian..." 

" Semua permasalahan ini terjadi karena Gino, Be.." ucap Hiro dingin. 

" Gino? Kenapa lo bisa berpikiran seperti itu? Mank apa yang sudah Gino lakukan, sampai lo dan Tari ribut besar seperti tadi?" tanya Babe heran.

Hiro pun menceritakan semuanya pada Babe. Mulai dari Tari yang pergi bareng Gino tanpa ijin, terus Gino yang mencium pipi Tari, sampai keduanya terlihat berada di perkampungan kumuh. Hiro menceritakan sedetail mungkin pada Babe, tidak ada yang ia tambah atau kurangi.

" Gino pun jujur sama Hiro, kalau dia mulai menyukai Tari, Be..." ucap Hiro yang membuat Babe bingung dengan permasalahan tersebut.

Di kamar, Andra menceritakan keributan besar yang terjadi antara Hiro dan Tari pada sang istri. Sheila pun jadi merasa bersalah, karena video rekaman Hiro berduaan dengan Jennifer itu dia yang mengirimkan pada Tari. 

" Maksud kamu? Hiro dan Jennifer ada apa-apa, maksudnya gimana?" tanya Andra penasaran.

" Ya beberapa hari ini, aku sering banget lihat Hiro ketemuan sama Jennifer. Entah di butik atau di rumah. Dan kedekatan mereka itu sama sekali gak wajar, mengingat mereka adalah teman kuliah. Hiro bahkan kerap bersikap mesra dengan Jennifer. Aku curiga kalau Jennifer itu suka sama Hiro dan berusaha untuk merebut Hiro dari Tari, yank..." jelas Sheila pada sang suami.

" Masa sih? Kayaknya gak mungkin kalau Hiro ada main dengan Jennifer di belakang Tari. Tapi, lebih baik kita awasi dan selidiki aja dulu pergerakan mereka berdua. Kalau memang ada yang tidak beres, baru kita turun tangan.." ucap Andra pada Sheila yang di sambut anggukan kepala oleh Sheila. 

***********

Di kamarnya, Gino sedang berpikir untuk keluar dari rumah Hiro, agar tidak ada yang mencurigai dirinya atau bahkan berakhir memfitnah dirinya. Saat sedang duduk melamun, Gino di kejutkan oleh ponselnya yang bergetar dan tertera nama Jeffry di layar ponselnya.

" Halo Jef.. Ada apaan?"

' Gimana ide gua? Berhasil?' tanya Jeffri.

" Of course berhasil. Ide lo benar-benar brilian, Jef. Dan karena ide lo itu, Hiro dan Tari ribut besar sampai akhirnya Tari memutuskan untuk tidak lagi tinggal di rumah Hiro. Dengan begini, gua bisa jadi makin dekat sama Tari. Thank for your idea, bro!" 

Pembuktian Cinta (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang