Chapter 16

244 13 31
                                    

" Cciieee... yang mendadak jadi artis. Punya banyak fans ya sekarang..." 

Tari datang menghampiri Gino yang sedang mencuci motornya di halaman depan, seraya menggoda sahabat Hiro tersebut.

" Apaan sih, Tar. Gak lah. Kan gua belum selevel ama lo. Gua masih jauh di bawah level seorang Tari..." ucap Gino yang di sambut pukulan manja oleh Tari.

" Apa sih... Gua gak seterkenal itu juga kali, Gin!!!"

Hiro yang melihat kedekatan antara Tari dan Gino, merasa sedikit tidak suka. Beberapa kali Gino terlihat menatap Tari dengan tatapan yang berbeda dan sulit di cerna, bahkan oleh Hiro sendiri. 

' Si Gino kok makin lama makin dekat ya sama Tari? Padahal kakak gua masih hilang dan belum ada kabarnya sama sekali sampai sekarang, tapi dia malah cuek gitu. Gua jadi gak yakin kalau dia bener-bener sayang dan cinta sama kakak gua. Gua harus benar-benar selidikin nih anak...' batin Hiro saat memperhatikan setiap pergerakan Gino. 

Di tengah obrolan bersama Tari, Gino menerima panggilan dari nomor tak di kenal melalui ponselnya. Gino pun menerima panggilan tersebut.

" Halooo..."

' Haloo... Benar dengan mas Gino? Giorgino Abraham?'

" Iya benar. Saya Gino. Ada apa ya?"

' Ini mas Gino, saya yang kemaren ketemu sama mas pas jogging. Produser barusan menghubungi saya dan meminta saya untuk menghubungi anda. Produser sepertinya tertarik untuk mengajak anda syuting iklan terbaru lagi bersama dengan mbak Tari, mas. Apa mas Gino bersedia?' 

' Syuting bareng Tari lagi? Aseeekk... Gua bisa manfaatin kesempatan ini untuk lebih dekat lagi sama Tari. Dan sepertinya, Tari udah terlihat mulai nyaman sama gua..' batin Gino seraya tersenyum menatap wajah Tari.

' Halo mas Gino... anda dengar suara saya kan?' tanya si penelepon.

" Aahh iya, mas. Sorry. Saya lagi kurang konsen tadi. Iya, saya bersedia kok. Kapan kira-kira mulai syuting lagi?" tanya Gino.

' Siang ini, mas. Nanti saya shareloc ke mas Gino, dimana lokasinya...'

" Oke, mas. Terima kasih infonya..." ucap Gino sebelum mengakhiri obrolan tersebut.

" Siapa, Gin? Kok muka lo sumringah gitu? Hayoooo...." tanya Tari seraya menggoda sahabat calon suaminya itu.

Gino tersenyum lalu meletakkan kembali ponselnya di dalam saku celana.

" Ada deh... Mau tau aja atau mau tau banget?" Gino balik menggoda Tari.

" Ya udah deh, kalau lo gak mau kasih tau. Gua ke dalam dulu ya, mau siap-siap, soalnya gua ada syuting iklan siang ini..." ucap Tari pada Gino.

" Oh gitu... Oke. Gua mau lanjut cuci motor kalau gitu..." 

Tari tersenyum dan masuk kembali ke dalam rumah, sementara Gino melanjutkan acara cuci motornya. 

' Gua bakal manfaatin kesempatan ini untuk lebih dekat dengan Tari, atau kalau perlu, gua bakal rebut Tari dari lo, Hiro. Sama seperti lo yang sudah merebut Adinda dari gua. Kalau gua gak bisa memiliki Adinda dalam hidup gua, maka lo juga tidak akan bisa memiliki Tari dalam hidup lo...' batin Gino seraya menampilkan senyum iblisnya. 

*********

" Sayang..." 

Tari keluar dari kamar saat mendengar suara Hiro.

" Iya, sayang. Kenapa?"

" Kamu mau ke lokasi syuting kan? Kalau iya, biar aku antarin, sekalian aku mau ke gym juga sih. Gimana?" tanya Hiro.

Pembuktian Cinta (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang