Satu minggu setelah acara camping berakhir, Hiro mendapat kabar jika sang adik, Adel William Andersen, akan segera pulang dari pesantren. Hiro pun tampak bersemangat sekali menanti kedatangan Adel yang hampir setahun ini tidak pernah ia temui.
" Assalamu'alaikum..."
" Wa'alaikumsalam..."
Hiro bersama Babe Rojak, Mama Dedeh, Andra, dan Sheila bergegas keluar rumah dan tersenyum senang melihat kedatangan Adel. Namun, mereka semua juga terkejut melihat Adel tidak datang seorang diri, melainkan dengan seorang pria tampan.
" Kak Hiro..."
Adel tampak memeluk erat sang kakak, terlihat jelas jika gadis manis itu sangat merindukan sang kakak.
" Adel baik-baik aja kan selama di pesantren?" tanya Hiro.
" Alhamdulillah, kak. Adel baik-baik aja kok. Adel kangen banget sama kak Hiro.." jawab Adel seraya tersenyum.
" Kok kamu bisa bareng sama Omar?" tanya Hiro heran.
Adel menatap pria yang datang bersama dengannya, dia adalah Omar, teman kost Rimba dan Satria. Hiro pun mengenal baik sosok Omar.
" Lama banget ya kita gak pernah ketemu, Ro. Kebetulan gua satu pesantren sama Adel, dan karena kita sama-sama tinggal di Jakarta, jadi gua sekalian antar Adel pulang.." jelas Omar pada Hiro.
" Oh gitu. Aduh.. Makasih banget ya, Mar. Lo udah mau antarin Adel pulang..."
" Sama-sama, Ro. Oh ya... tujuan gua datang kesini selain ngantar Adel pulang itu, gua mau melamar Adel. Gua merasa, Adel itu perempuan yang cocok banget sama gua, apalagi Adel itu memenuhi kriteria gua banget. Gua benar-benar serius ingin melamar Adel, Ro..." Omar menjelaskan maksud dan tujuannya pada Hiro, membuat pria blasteran Inggris itu terkejut.
" Maaf banget ya sebelumnya, Mar. Tapi, gua belum bisa menjawab lamaran lo untuk Adel, karena gua masih harus membicarakan tentang lamaran lo ini bersama Cang Salim, Om Billy, Asep, dan Erdin, karena mereka adalah om dan juga sepupu Adel. Jadi, mereka juga berhak untuk memberikan keputusan. 2 minggu lagi deh, lo datang lagi ke sini, apa lo bisa? Ya biar persiapan lamaran kalian benar - benar matang dan siap di laksanakan.." ucap Hiro pada Omar.
" Insha Allah, gua bisa. Kalau gitu, 2 minggu lagi gua akan datang lagi kesini. Gua juga mau menghubungi keluarga gua dulu, biar mereka bisa ikut menemani gua melamar Adel nantinya. Kalau gitu, gua pamit. Assalamu'alaikum..."
" Wa'alaikumsalam... Hati-hati, Mar..."
Omar pun pamit pulang, sementara Mamah Dedeh mengajak Adel untuk duduk di sofa ruang tengah. Adel pun menceritakan kegiatan sehari-harinya selama berada di pesantren pada Hiro, Mama Dedeh, Babe Rojak, Andra, juga Sheila.
" Alhamdulillah... Seru banget atuh di pesantren. Bisa dapat banyak teman baru.." ucap Mamah Dedeh.
" Iya, Mah. Adel senang banget dan gak nyesal pernah belajar di pesantren. Karena banyak ilmu yang Adel dapatin, yang Insha Allah bermanfaat untuk kehidupan Adel di masa depan..." ucap Adel senang.
" Alhamdulillah. Masya Allah.. Babe bangga ama lo, Del. Semoga lo tetap istiqomah di jalan Allah ya..." ucap Babe bangga.
" Aamiin. Insha Allah, Be. Oh iya... Kak Hira dimana, kak? Kok Adel gak ada liat Kak Hira dari tadi?" tanya Adel tiba-tiba.
Hiro terkejut mendengar pertanyaan Adel, begitu juga dengan Andra dan Babe Rojak. Hiro lantas bingung, harus menjawab apa.
" Kak... jawab donk. Kak Hira ada dimana? Adel kangen banget sama Kak Hira..." tanya Adel lagi pada Hiro.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pembuktian Cinta (COMPLETED)
БоевикSanggupkah Hiro dan Tari mempertahankan hubungan mereka setelah tiga kali putus? Bagaimana reaksi Tari dan Hiro ketika tahu siapa pendonor ginjal yang sesungguhnya? Dan bagaimana cara Hiro meyakinkan keluarga Tari, jika dirinya adalah lelaki yang pa...