21. Nama lo siapa?

8 1 0
                                    









Agung mengobatin Ayuk dengan perlahan. " Kok lo gak ngelawan sih. Biasanya kan cewek jadi main jambak jambakan gitu," Agung malah terkekeh sendiri dengan perkataannya.

Ayuk hanya mengernyit.

"Maafin Angel ya. Dia emang gitu orangnya. Tapi sebenarnya dia perhatian," Agung tersenyum ramah oada Ayuk.

Ayuk mengartikan perkataan Agung sebenarnya laki laki ini punya lerasaan terhadap Angel.

"G..gap..gapapa kok. Lagian udah biasa," jawab Ayuk walau awalnya kesakitan.

"Lo mau jalan jalan gak? Lagi ada pasar malam walau sekarang siang," lagi lagi Agung tertawa dengan lelucon garing miliknya sendiri.

Agung mungkin punya selera humor yang beda.

Ayuk cuman mengangguk. Lalu naik motor Agung. Agung punya ninja kenapa nge kost? Lagian dia kok bisa kenal Angel? Secara Angel cuman mau bergaul sesama kalangan atas.

Mereka masuk ke pasar malam. Hanya ada beberapa orang disana.

"Ayok naik kora kora," ajak Agung.

Ayuk cuman ngikut aja. Mereka duduk paking ujung.

"Lo tau gak kenapa wahana ini dibilang kora kora?" tanya Agung tiba tiba.

Wahana sudah mulai berayun, " enggak," Ayuk masih canggung dengan Ayung.

"Lo ga tau kan? hahahah. Jawabannya karenaa....."

"Bukan kura kura hahahahha," sambung Agung hingga tertawa.

Karena tawa Agung yang lucu, Ayuk hanya ikutan tertawa aja. Kasian capek mikirin lelucon tapi gak ditanggepin kan lucu.

Mereka banyak menaiki wahana lain. Dan beberapa kali Agung memberikan lelucon yang garing. Tapi Ayuk senang melihat Agung bisa bahagia dengan hal kecil.

"Lo mau makan dulu enggak?" tanya Agung.

Ayuk hanya tersenyum lalu mengangguk mengiyakan.

"Lo ini dari tadi senyum ngangguk ketawa, bicara dong. Lo gak bangga apa bisa ngobrol sama orang setampan gue?" sombong Agung pada Ayuk.

"Dasar, " Ayuk hanya tertawa lalu masuk ke cafe tujuan mereka.

Sambil menunggu pesanan Agung masih melontarkan beberapa guyonan yang membuat Ayuk tertawa.

"Stop!" kata Agung menghetikan tawa Ayuk.

"Kenapa?" tanya Ayuk.

"Kok kayak ada yang kurang, "ujar Agung.

"Maksudnya?" Ayuknya juga memikirkan apa yang kurang.

Mereka berfikir keras tanpa bebicara. Seperti mendapatkan sesutu yang dicari ekspresi keduanya berubah.

"Nama lo siapa?" tanya mereka kompak.

Sontak pelayan yang mengantarkan makanan mereka terkejut karena kedua sejoli itu tiba tiba berkata setelah keterdiaman mereka.

"Ini mas mbak pesanannya," pelayan itu pergi bingung dengan situasi.

Ayuk dan Agung tertawa bersamaan.

"Jadi dari tadi kita jalan trus ketawa bareng tanpa tau nama satu sama lain?" Agung masih ngakak.

"Hahaha Iya, gue diajak pergi sama orang tak dikenal," Ayuk juga masih ngakak. Dan mungkin Ayuk sudah terbiasa dengan Agung.

"Sialan. Emang gue om om pedofil apa," balas Agung.

"Kenalin nama gue Ayuk. Ayuk Narani," Ayuk memperkenalkan diri.

"Wah nama lo bagus. Kalau gak salah Narani kayak nasrani, lo orang nasrani? " tebak Agung.

"Iya kakek gue orang Nasrani asli," jawab Ayuk.

"Pantes kaya Ratu Ratu jaman dulu gitu mukanya," komentar Agung.

Ayuk hanya tertawa menanggapi. "Nama lo siapa?"

"Gue Agung Ma-" perkataan Agung terputus.

"Agung Ma- apa?" tanya Ayuk penasaran.

"Agung Ma- kin ganteng lah,"

"Dasar narsis," ledek Ayuk.

"Lo mau gak nunggu beberapa jam? Gue mau kerja dulu. Soalnya gue kerja di cafe ini," tanya Agung.

"Iya, iya silahkan,"

Agung segera kedapur memulai pekerjaannya sambil mengelus dada. Hampir ketahuan.

Ayuk menunggu Agung bekerja sambil mengerjaka  beberapa tugas sekolah yang Ayuk bawa dalam tasnya. Lumayan. Mumpung ada wifi gratis.

Lebam Ayuk juga mulai hilang. Obat apa yang dikasih Agung tadi? Mungkin obat mahal.

Ayuk sibuk dengan semua tugasnya sampai tak menyadari Agung telah selesai bekerja.

"Lo anak rajin kayanya,"Agung mengatakan hal tersebut sambil terkekeh.

Memang ya Agung ini. Semua hal bisa dijadikan objek candaan.

"Lo muji apa ngatain," balas Ayuk. Ayuk sendiri mulai merapikan tugasnya.

"Muji elah, yaudah yuk gue antar pulang," ajak Agung.

Diperjalanan Agung menanyakan tempat tinggal Ayuk.

"Lo tinggal diasrama?" tanya Agung.

"Iya,"

"Berarti lo beneran pinter ya,"

"Haha enggak jugalah,"

"Yaudah gue masuk . Lo hati hati ya," lanjut Ayuk.

"Ok Bye,"

ArdewildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang