23. Catatan Hitam

3 1 0
                                    

Haloha saya kembali. Ini lanjutan yang kemaren dan mungkin mulai part besoknya saya akan serius dengan konflik den alur cerita. Jangan lupa vote and comment.

Happy readingh guyss......








"Hiksss hikksss huaaaaaaa huuuhuhhh hikssss,"

Reinhard mendengar tangisan kencang seseorang dari arah koridor kelas 1. "Kek kenal deh suara nangisnya,"

"Apa yang nangis Sella?" tanya Reinhard kepada dirinya sendiri.

Reinhard berjalan kearah suara tersebut. Semakin lama Reinhard berjalan dilorong semakin kuat pula suara tangis terdengar.

"Sella??"panggil Reinhard. Reindhard segera menghampiri gadis yang duduk didepan kelas 1.2 sambil menangis.

"Sella kamu kenapa dek??" tanya Reinhard khawatir.

"Hikss hikksss huuuhuhh," Sella masih saja terus menangis tanpa menjawab pertanyaan Reinhard.

Sebenarnya Reinhard masih punya beberapa urusan tentang berkas berkas olimpiade yang harus diurusnya. Tapi Reinhard gak tega meninggalkan Sella nangis sendirian begini.

"Katakan sama kakak. Siapa yang buat Sella menangis??" pertanyaan Reinhard malah semakin membuat Sella menangis.

Reinhard segera membawa Sella kepelukannya. "Cup cup cup udah dong Sella jangan nangis,"

"Nanti kalau Sella nangis cantiknya hilang loh. Udah ya," Reinhard membujuk Sella diam. Tapi usahanya sama sekali tak berhasil. Sella menangis sampai seragam Reinhardpun menjadi imbasnya.

Sella masih saja menangis dan Reinhard terus menenangkan Sella dengan segala cara. Sampai akhirnya anak anak kelas 1.2 datang karena telah selesai olahraga.

"Loh Sella," teriak Nina. Semua segera berhambuaran mendekati Sella.

"Sella lo kenapa nangis," tanya Ayuk dengan raut khawatir yang kentara.

Saat Bisma dan ingin menenangkan Sella. Tangan mereka segera ditepis Sella kasar. Tangis Sella segera semakin kuat kala kedatangan mereka mendekat.

"Minggir lo semua," hardik Reinhard kepada adik kelasnya semua.

Kontan saja mereka minggir. Tak ada yang mau berurusan dengan ketua osis.

"Kalian yang buat Sella gini? Sampai nangis? Punya perasaan gak?" sarkas Reinhard pada siswa kelas 1.2

Dimas sebagai ketua kelaspun angkat bicara." Tapi kak kita hanya-,"

"DIAM," bentak Reinhard kepada mereka semua. "Gue gak butuh alasan lo,"

"Shht Sella. Mereka apain kamu? Bilang sama kakak biar gue balas," tanya Reunhard lembut. Tapi matanya memicing kearah murid murid kelas 1.2 itu.

Keringat dingin membanjiri semuanya. Ketakutan menjalar dari kepala hingga kekaki. Ibaratnya Ketua Osis di Ardewild seperti penentu tanggal kematian. Dan Wakil Kesiswaan sipemberi kematiannya. Yahhh setinggi itulah jabatan ketos di Ardewild.

"Hiks hikkss me.. mereka hikss maksa aku kak hikss huaa," tangis Sella bertambah kencang, membuat Reinhard harus menenangkan Sella lebih hati hati.

Dalam hati Ayuk sangat sedih melihat kondisi Sella menangis sekarang. Ayuk juga ikutan sedih. Tadipun dia sudah menyarankan agar dibicarakan lebih baik dengan pak Pandir. Tapi keburu teman temannya takut akan ancaman dari guru olahraga mereka.

Begitu juga yang lain. Bukan maksud hati memaksa Sella hingga menangis begini. Tapi, jika keberadaanmu terancam disekolah bagaimana? Ahh mungkin memang mereka yang bersalah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ArdewildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang