Jaehyun mendapatkan pelajaran baru setelah 2 bulan tinggal bersama Taeyong yaitu sikap dan cara marahnya Taeyong yang sangat menyeramkan. Sudah seminggu pasca ngambeknya Taeyong gara-gara ucapan Jaehyun dan makin sialnya tidak anak-anak dreamies yang datang berkunjung ke rumah mereka. Padahal kan maksud Jaehyun kalau ada para dreamies ia bisa membuat suasana rumah tangganya cair.
Selama seminggu masa marahnya Taeyong, Jaehyun sama sekali dihiraukan. Taeyong akan bangun pagi-pagi sekali untuk pergi duluan ke peternakan lalu akan pulang sangat cepat ke rumah meninggalkan Jaehyun. Untungnya Taeyong masih berbaik hati menyiapkan sarapan dan makan malam untuk Jaehyun sehingga pemuda Jung itu tidak mati kelaparan atau bahkan membakar rumah mereka karena tidak bisa memasak.
Tidak ada pelukan yang Jaehyun rasakan tiap malam seperti malam-malam sebelumnya. Taeyong yang Jaehyun tahu sangat senang memeluk tubuhnya tapi kini Taeyong lebih senang memeluk gulingnya. Saat akhir pekan juga Taeyong akan sibuk berkebun pada pagi hari, siang hari ia memilih tidur siang lalu sore hingga malam ia habiskan bermain dengan domba di belakang rumah. Jaehyun ditinggalkan begitu saja tanpa sepatah kata. Ketika Jaehyun menyusul pun Taeyong akan meninggalkannya seakan memberi jarak untuk Jaehyun dan seakan Taeyong enggan berlama-lama berada di dekat Jaehyun.
Selama seminggu ini Jaehyun sudah sangat berusaha meminta maaf pada Taeyong bahkan membujuknya tapi Taeyong tidak memberi respons. Haechan di masa krisis ini malah tidak datang ke rumah Jaehyun membuat Jaehyun bingung dengan cara apa ia membujuk Taeyong. Segala cara sudah dicoba tapi Taeyong memilih menghindar.
Sore itu malaikat berwujud bocah gembul datang ke rumah Jaehyun dan Taeyong dengan cerianya. Jaehyun sih lebih suka memanggil bocah itu dengan seburan malaikat pencabut nyawa karena ia seorang Seo Haechan. Bocah bar-bar yang hilang selama satu minggu tanpa kabar padahal biasanya tidak absen ke rumah tiap harinya, bahkan rumah Jaehyun dapat dikatakan rumah keduanya. Haechan datang mengantar makanan khusus dari ayahnya untuk Yuno.
Kebetulan Taeyong yang baru saja mandi langsung membuka pintu diikuti Jaehyun di belakangnya. Jaehyun tersenyum senang mendapati Haechan yang berdiri di depan pintu rumahnya dengan wajah seperti biasa, ceria. Jaehyun diam memikirkan tentang mempergunakan Haechan dalam rencana yang akan dia lakukan sebentar lagi sementara Haechan dan Taeyong sibuk berbincang. Rencananya Jaehyun ia akan menarik Haechan masuk ke dalam rumah agar ia ada kesempatan untuk bicara pada Taeyong.
"Yuno ini dari Appa"
Haechan menyerahkan bungkusan yang terdapat beberapa tempat berisi makanan buatan Johnny. Jaehyun menerimanya dengan senyuman manis yang membuat Haechan mendadak merinding.
"Hai anak manis! Kemana saja kau seminggu ini, hm? Ayo masuk ke dalam makan bersamaku dan Taeyong hyung" ajak Jaehyun sambil mencubit pelan pipi gembul milik Haechan.
Haechan memutar matanya malas. Jung Yuno seorang penjilat pasti ada maunya.
"Maaf artis Jeju sibuk, bye" ucap Haechan sebelum pergi.
Sepeninggal Haechan, Taeyong langsung masuk setelah sebelumnya mengambil bungkusan dari Johnny yang ada di tangan Jaehyun. Untungnya Jaehyun cepat mengejar Haechan yang berjalan bak model entah apa motivasinya. Tanpa babibu Jaehyun langsung mengangkat tubuh Haechan dan membawanya ke dalam rumah.
"Yuno mau berbuat jahat padaku ya?" Pekik Haechan ketika Jaehyun meletakkan tubuhnya di depan pintu rumah milik Jaehyun.
"Sst! Aku butuh bantuanmu" bisik Jaehyun memberi kode pada Haechan untuk berbicara dengan suara pelan.
"Bantuan apa? Kalau membantu menghabiskan makanan aku tidak bisa, solry ya artis Jeju lagi diet"
Ctak!
KAMU SEDANG MEMBACA
GREEDY
Fanfiction[ONGOING] Cerita tentang Jaehyun dan Taeyong yang terkena masalah atas kerakusan diri mereka