Setelah kecupan yang Jaehyun terima dari Taeyong, hubungan mereka masih tetap seperti biasanya. Tidak ada rasa cinta ataupun benci, semuanya berjalan biasa seperti tidak terjadi apa-apa namun yang berbeda adalah Taeyong menjadi semakin giat menempeli Jaehyun kemana pun sang suami berada. Kemana Jaehyun berada selalu ada Taeyong, kemana Jaehyun mau pergi akan Taeyong tanyai hingga ia mendapat jawaban yang memuaskan.
Minhyung sudah diperbolehkan pulang setelah 5 hari dirawat. Selama masa perawatan Taeyong menjaga Minhyung sendirian pada siang hari karena Jaehyun harus mengurus pekerjaannya. Tidak mungkin Jaehyun meninggalkan pekerjaannya, bisa-bisa ia dan Taeyong tidak bisa makan. Ya meskipun tanpa Jaehyun bekerja pun ia tetap bisa makan enak tapi Jaehyun merasa tidak enak jika meninggalkan pekerjaannya apalagi menjaga Minhyung tidak terlalu repot karena ia hanya sedang dalam masa pemulihan.
Pada malam hari Jaehyun akan berkunjung dan menemani Taeyong menjaga Minhyung. Ia menginap di sana karena paksaan Taeyong. Pemuda Lee itu kapok karena tidur sendirian menjaga Minhyung pada malam pertama. Suasana rumah sakit yang sepi ditambah Taeyong yang super penakut makin membuat Taeyong tidak bisa berpikir jernih. Selama menginap, Jaehyun tidur di lantai beralaskan kasur lipat yang ia bawa sementara Taeyong tidur di kasur kecil di atasnya.
Taeyong inginnya tidur di lantai bersama Jaehyun namun Taeyong tidak berani dengan kolong kasur Minhyung yang terlihat menyeramkan sehingga ia terpaksa tidur di kasur tanpa ditemani Jaehyun. Tidak kehilangan akal, Taeyong menyuruh Jaehyun memegang tangannya yang diturunkan. Kata Taeyong sih biar Jaehyun tidak kesepian tidur di lantai, padahal itu adalah triknya dia agar tidak jauh dari Jaehyun. Aw malu banget.
Hubungan Jaehyun dan Minhyung belum ada kemajuan selain Jaehyun yang mulai terbiasa memanggil dirinya Dydy di hadapan bocah 9 tahun itu. Jaehyun juga sering membawakan Minhyung es krim karena pada sore hari Minhyung akan selalu merengek pada Dydynya lewat telepon genggam Taeyong. Jaehyun sebenarnya tidak keberatan mengabulkan permintaan Minhyung tapi yang membuatnya keberatan adalah Popa nya Minhyung yang juga ikut-ikutan merengek meminta sesuatu. Lemah Jaehyun tu.
Selama 5 hari perawatan Minhyung mengalami banyak kemajuan dalam dirinya. Minhyung sudah mulai bisa duduk sendiri dan memegang sesuatu. Sisanya selalu dibantu Taeyong dan Jaehyun jika terpaksa atau dipaksa Taeyong. Hanya Taeil dan Doyoung yang sering mengunjungi Minhyung selama perawatan ya karena berhubung Minhyung tidak memiliki kenalan juga di Jeju. Seo Haechan tidak kunjung datang lagi karena menurut Johnny, Haechan patah hati pada Minhyung. Alasannya karena Minhyung berani mengajaknya berdebat dan berani mengambil Yuno serta Taeyongie hyung dari sisinya. Intinya Haechan sebal pada Minhyung.
Proses pulangnya Minhyung berjalan lancar kecuali Haechan yang merajuk tidak diajak Jaehyun ketika menjemput Minhyung. Padahal hubungan Haechan dan Minhyung apa sih sampai Haechan heboh minta ikut menjemput Minhyung, pikir Jaehyun. Lagipula kata Johnny Haechan sedang ngambek pada Minhyung lalu kenapa jadi ngambek pada Jaehyun juga, aneh. Ingatkan Jaehyun untuk menanyakan alasan mengapa Haechan ngambek karena tidak diajak menjemput Minhyung jika nanti mereka bertemu.
"Nanti Minhyung tidur bersama kita kan, Jae?" Tanya Taeyong ketika ia dan Jaehyun dalam perjalanan menuju rumah mereka.
Jaehyun dan Taeyong hanya berdua naik mobil bak terbuka milik perusahaan Jaehyun. Minhyung ikut Taeil dan Doyoung di mobil yang lebih bagus. Bocah 9 tahun itu tidak boleh terkena banyak goncangan karena masih belum terlalu pulih keadaannya. Lagipula tidak muat juga di mobil bak terbuka Jaehyun. Muat sih tapi jika Taeyong mau mengalah duduk di belakang seperti hewan ternak yang biasa ia urus. Sayangnya Lee Taeyong masih waras untuk duduk di belakang mobil bak terbuka. Nanti dia dikira kambing.
"Bukannya di kamar belakang?"
Kemarin sore setelah pulang kerja Jaehyun menyempatkan diri untuk membersihkan kamar belakang di rumahnya untuk digunakan Minhyung. Jaehyun berpikir tidak mungkin Minhyung ikut tidur bertiga bersama Taeyong. Apalagi Minhyung sudah besar jadi tidak ada alasan tidur bersama Jaehyun dan Taeyong. Lagipula kamar belakang cukup luas apalagi Jaehyun membelikan Minhyung kasur king size agar nyaman saat tidur nanti.
Taeyong menggeleng.
"Apa salahnya tidur dengan Minhyung?"
"Salah. Minhyung sudah besar hyung jadi ia harus tidur sendiri"
Taeyong mempoutkan bibirnya sebal. Minhyung memang sudah besar tapi Taeyong sangat rindu pada putra angkatnya itu. Apalagi kondisi Minhyung masih belum terlalu pulih jadi tidak ada salahnya ia dan Jaehyun tidur bersama Minhyung. Kamar mereka juga besar jadi Minhyung pasti muat.
"Hyung tidak malu bermanja-manja denganku saat malam hari dan dilihat Minhyung?"
Taeyong menggeleng.
"Kan aku bermanja dengan Dydy nya kenapa aku harus malu?"
"Aku yang malu hyung" jawab Jaehyun tegas.
"Kau malu karena apa? Kita tidak telanjang, Jae"
"Memangnya malu harus dikaitkan dengan telanjang? Hyung, berdua denganmu saja aku malu apalagi ada Minhyung" jawab Jaehyun memalingkan wajahnya tidak mau menatap Taeyong yang ada di sebelahnya.
"Kau malu saat berdua denganku?" Tanya Taeyong bersemangat.
"Hm"
"Kenapa malu? Kan aku suamimu?"
"Ya malu saja hyung"
"Mulai sekarang tidak usah malu, oke? Kita sudah 2x ciuman lho Jae"
"Terus kenapa?"
"Tidak mau menambahnya menjadi 3x?"
"Ya!"
Taeyong yang bersemangat mendadak terdiam karena pekikan Jaehyun. Untung saja Jaehyun tidak mengerem mendadak pada mobil yang ia kendarai kalau iya bisa-bisa mereka berdua gantian yang dirawat di rumah sakit.
"Kenapa? Tidak ada salahnya kan minta ciuman sama suami sendiri?"
"Salah"
Taeyong menatap Jaehyun bingung. Apanya yang salah? Kenapa salah?
"Karena kita sepasang suami yang dinikahkan paksa, hyung. Tidak ada cinta di antara kita jadi berhenti bersikap kita adalah sepasang suami yang saling mencintai"
Taeyong terdiam. Hatinya menjadi kecewa dengan ucapan Jaehyun barusan.
"Aku hanya berusaha mengubah keadaan, Jae. Kita tidak selamanya akan seperti ini. Jujur aku mulai jatuh hati padamu karena semua kebaikanmu padaku"
Kini giliran Jaehyun yang terdiam. Ia menepikan mobil yang ia kendarai di dekat sawah. Konsentrasinya dalam menyetir mendadak buyar akibat Taeyong yang mengaku mulai jatuh hati padanya. Taeil yang menyetir di belakangnya langsung diberi kode untuk berjalan duluan sementara Jaehyun berusaha meluruskan masalah ini dengan Taeyong.
"Hyung aku tidak melakukan apapun. Mengapa kau suka padaku?"
"Jaehyun, pria mana yang tidak jatuh hati ketika hidupnya dilanda masalah lalu dibantu oleh seseorang? Apalagi sikap baikmu padaku, sikap sabarmu dalam mengahadapi semua tingkah laku ku, semua perhatian yang kau berikan padaku membuatku mulai menyukaimu, Jae"
"Tapi hyung........"
"Maaf aku tidak bisa mengontrol perasaan ini tapi ya aku mulai jatuh cinta padamu dan berharap kau merasakan hal yang sama, Jae"
"Berhenti bicara hyung. Anggap pembicaraan ini tidak pernah terjadi. Kita pulang sekarang" jawab Jaehyun tegas lalu memutuskan mengendarai lagi mobilnya untuk pulang.
Taeyong hanya diam tidak menjawab. Ia lebih memilih menatap jalanan daripada melihat wajah keras Jaehyun. Taeyong sadar ia telah jatuh cinta pada Jaehyun saat beberapa hari ini ia melihat sikap Jaehyun yang baik padanya. Apalagi Jaehyun tidak mengeluh dengan kehadiran Minhyung atau segala tingkah anak itu. Taeyong tidak bisa mengontrol perasaannya dan hanya bisa berharap Jaehyun memiliki perasaan yang sama padanya. Mereka sudah pasti tidak bisa bercerai karena Jung Dae Hyun akan membunuh mereka berdua jika hal itu terjadi. Jadi daripada memiliki hubungan pernikahan tanpa cinta, Taeyong memilih untuk mencoba membangun rasa cintanya pada Jaehyun. Namun sayangnya Jaehyun menolak perasaan Taeyong padanya.
To be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
GREEDY
Fanfiction[ONGOING] Cerita tentang Jaehyun dan Taeyong yang terkena masalah atas kerakusan diri mereka