"Minhyung tetap tidur di kamar belakang" ucap Jaehyun sebelum turun dari mobil meninggalkan Taeyong yang menatapnya tidak percaya.
Taeyong mencoba keluar dari mobil dengan ekspresi biasa karena tidak mau Taeil dan Doyoung bertanya mengenai masalahnya dan Jaehyun. Ia terlalu malas untuk ditanya-tanyai. Setelah pintu rumah dibuka Jaehyun, Minhyung langsung digendong oleh Taeil dari mobil menuju dalam rumah didampingi Jaehyun yang menunjukkan letak kamar Minhyung.
Sementara Taeyong dan Doyoung berbincang sebentar di halaman rumah karena Doyoung tidak kuat ikut berjalan masuk. Setelah mengantar Minhyung, Doyoung dan Taeil memutuskan untuk pulang karena kondisi Doyoung yang kelelahan.
Taeyong masuk ke dalam rumah dan mendapati Jaehyun tengah duduk di ruang televisi sambil membaca buku laporan. Pemuda Jung itu bahkan tidak menoleh pada Taeyong sedikit pun padahal Taeyong berdeham keras sebelum memutuskan masuk ke dalam kamar Minhyung. Sepertinya Jaehyun sangat fokus membaca buku laporannya.
"Popa" panggil Minhyung ketika Taeyong berbaring di sebelahnya.
Taeyong tidak mau berlama-lama di dekat Jaehyun karena mood suaminya itu terlihat buruk. Biarlah Jaehyun menghabiskan waktunya sendiri untuk merenung.
"Ya sayang?"
Taeyong mengelus pelan pucuk kepala Minhyung. Ia sangat rindu pada Minhyung.
"Apa Dydy membenci Minhyung?"
"Eh kenapa bertanya seperti itu?" Tanya Taeyong kaget.
"Dydy saat turun tadi tidak mau menegur Minhyung"
Taeyong dapat melihat wajah Minhyung yang berubah sedih. Ah, Jaehyun sialan. Taeyong kira Jaehyun hanya marah pada dirinya tapi ternyata Minhyung juga terkena dampaknya. Padahal Taeyong berharap meskipun Jaehyun sedang marah dengannya setidaknya Minhyung jangan terkena dampaknya juga. Kasian Minhyung yang baru saja sembuh harus merasa sedih karena Jaehyun tidak berbicara padanya.
"Dydy kelelahan menyetir sayang. Jangan berpikiran seperti itu lagi ya? Dydy sangat menyayangi Minhyung kok. Minhyung istirahat dulu ya? Popa mau kemas rumah dulu"
Minhyung tersenyum senang dengan jawaban Taeyong lalu menangguk bersemangat. Meskipun Taeyong harus berbohong mengenai Jaehyun setidaknya senyum Minhyung kembali terukir. Taeyong memutuskan untuk keluar dan berbicara pada Jaehyun. Ia tidak bisa lama-lama membiarkan Jaehyun marah padanya karena akan berdampak langsung pada Minhyung.
Ketika mendapati Jaehyun masih di ruang televisi Taeyong langsung duduk di hadapan Jaehyun lalu mengambil paksa kertas yang dipegang suaminya itu.
"Ya Jung Jaehyun! Kalau ada sesuatu bicaralah jangan diam terus. Kau pikir enak didiami seperti ini?"
"Lupa kalau hyung pernah memperlakukanku seperti ini? Jangan berkata seolah hyung tidak pernah melakukannya, hipokrit" jawab Jaehyun datar berusaha menahan volume suaranya agar tidak terdengar oleh Minhyung.
"Ya! Kenapa jadi marah begini? Aku hanya menyatakan perasaanku, Jae. Kalau kau ingin menolak langsung saja tolak aku. Kalau kau terima ya bilang saja biar semuanya menjadi jelas. Lagipula semakin cepat kau memutuskan semakin cepat aku memgambil sikap"
"Diamlah hyung kepalaku pusing"
Jaehyun mendorong pelan kepala Taeyong untuk menjauh darinya. Kepalanya mendadak pusing mendengar ucapan Taeyong yang bertubi-tubi.
"Pergilah ke rumah Johnny, tanya pendapatnya"
Menurut Taeyong, Jaehyun sebaiknya pergi ke rumah Johnny untuk meminta pendapatnya karena Jaehyun adalah orang yang sulit merasakan hal di sekitar atau kurang peka dengan keadaan. Mungkin masukan dari Johnny si pakar cinta bisa membuat mata Jaehyun lebih terbuka. Jangan main-main, pengalaman Johnny dalam percintaan sudah ada buktinya yaitu Seo Haechan yang menggemaskan, cuma di mata Johnny dan Ten saja. Di mata Jaehyun, Seo Haechan adalah anak paling menyebalkan yang ada di hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GREEDY
Fanfiction[ONGOING] Cerita tentang Jaehyun dan Taeyong yang terkena masalah atas kerakusan diri mereka