12

2.6K 438 67
                                    

"Jaehyun aku mohon padamu, aku ingin melihat ketika Minhyung sadar nanti. Aku sangat merindukannya. Boleh ya kita menginap?"

Taeyong menggenggam tangan Jaehyun sambil memohon untuk dibolehkan sang suami menginap malam ini. Pria Lee itu sangat ingin menjadi orang yang pertama kali Minhyung lihat saat sadar nanti. Lagipula ia merasa tidak enak dengan Doyoung dan Taeil yang sudah membantu menjaga Minhyung selama 1 bulan lebih kemarin.

Jaehyun menggeleng tidak setuju. Taeyong langsung mempoutkan bibirnya kecewa. Jung Jaehyun ternyata sangat sulit untuk dibujuk.

"Aku akan tetap pulang, hyung. Besok pagi aku akan kembali membawakanmu pakaian dan semua keperluanmu. Bagaimana?" Tawar Jaehyun.

Taeyong langsung mengangguk menyetujui.

"Kau tidak apa-apa tidur sendirian tanpa pelukanku?" Tanya Taeyong mencoba menjahili Jaehyun karena sedari tadi Jaehyun tidak menampilkan ekspresi apapun di wajahnya selain marah dan kecewa.

"Hanya satu malam hyung. Dua hari yang lalu aku tidur tidak dipeluk olehmu selama seminggu aku masih baik-baik saja kok"

Taeyong membentangkan kedua tangannya di hadapan Jaehyun meminta dipeluk kembali oleh sang suami. Jaehyun langsung memeluk Taeyong lagi tanpa berpikir 2x. Taeyong dalam mode manjanya membuat Jaehyun jadi tidak tega untuk menolaknya. Saya juga, Jae.

"Doyoung sedang hamil 3 bulan" gumam Taeyong di perut Jaehyun.

"Makanya hyung mau menginap?" Tanya Jaehyun.

Taeyong mengangguk.

"Besok akan kutemani menginap"

Taeyong mengangkat wajahnya menatap Jaehyun dengan berbinar. Ia kira Jaehyun tidak mau menemaninya menjaga Minhyung tapi ternyata ia mau meskipun malam ini harus pulang. Jaehyun mengkhawatirkan rumah mereka yang belum dikemas karena tadi pergi terburu-buru. Lagipula rumah mereka saat ini pasti gelap karena lampu rumah yang belum dihidupkan.

"Wajah Minhyung sekilas mirip denganmu hyung" ucap Jaehyun tiba-tiba.

Setelah beberapa menit melihat Minhyung, Jaehyun baru sadar betapa miripnya Taeyong dan Minhyung. Akan tetapi yang membedakan adalah hidung Minhyung lebih mancung dibanding Taeyong dan juga alisnya yang lebih tipis.

"Hm. Semua orang mengatakannya begitu padaku. Mungkin kalau kita punya anak wajahnya akan mirip seperti itu"

"Anak kita hanya boleh mirip sepertiku hyung" jawab Jaehyun tidak setuju.

"Egois" gumam Taeyong.

Anaknya dan Taeyong nanti harus mirip dengannya karena Jaehyun penasaran bagaimana rupa anaknya nanti. Kalau mirip Taeyong, Jaehyun bisa pusing melihat 2 Taeyong berleliaran di rumah mereka. Apalagi kalau sifatnya sama, bisa-bisa Jaehyun menjadi gila menghadapi 2 Taeyong sekaligus.

"Kalau Minhyung sudah bangun ia pasti senang akhirnya bertemu denganmu, Jae. Selama ia dirawat di Seoul aku selalu menceritakannya tentang dirimu. Aku juga menjahitkannya baju seragam untuk pernikahan kita tapi ia tidak bisa ikut karena kondisinya sedang down saat itu. Saat kita bulan madu juga katanya Minhyung rindu berat hingga mogok makan namun saat aku mengirimkan foto kita berdua liburan ia kembali tersenyum"

"Minhyung pasti sangat menyayangimu"

"Hm, kata Doyoung Minhyung masih trauma sedikit namun perlahan ia sudah terbiasa dengan kehadiranku. Minhyung selalu memanggilmu Dydy dari Daddy sedangkan aku dipanggil Pa dari Popa"

"Apa aku akan menjadi ayah sebentar lagi?"

Taeyong mengangguk.

"Aku belum siap, hyung"

GREEDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang