PROLOG

292 54 21
                                    

DUAR....

Suara petir kini memecahkan keheningan malam, lengkap dengan suara derasnya rintik hujan dari langit hitam.

Aku yang sedari tadi duduk di kursi meja belajarku, kini beranjak menaiki kasur dan menarik selimut. Menyudut.

Semesta, aku takut, apakah malam yang berarti menurutku ini menjadi malam yang buruk.

Hari ini ulang tahunku, hari dimana aku lahir, tidak ada yang mengingat ini sama sekali, tidak ada yang mengucapkam selamat sekalipun.

Aku sedih. Mengapa hidupku seperti ini? Orang yang aku sayang, seketika pergi meninggalkanku sendirian.

Bunda, Ayah, Kak Mettha, semuanya pergi. Aku yang kini sendirian di kontrakan yang layak ini selalu mengingat kalian, mengingat dimana dahulu kita selalu tertawa bersama, bahagia bersama, bahkan kadang nangispun bersama.

"Bunda, Ayah, Kak Mettha, Lea sayang sama kalian. Jangan tinggalin Lea ya" aku memeluk mereka erat,

"Iya Lea, Kita ga akan ninggalin kamu. Kita juga sayang sama kamu" bunda membalas pelukanku, begitu juga Ayah dan Kak Mettha.

Aku begitu ingat kata-kata mereka saat itu, saat dimana aku masih sekolah dasar.

Sekarang, saat aku sudah kelas 11 SMA, mana mereka? Mereka ninggalin aku begitu saja.

"Bun, Yah, Kak Metth, Lea kangen. Hiks.." aku menahan isakan sambil memeluk erat lututku di sudut kasur.

☠☠☠

——————————————————
VOTE & COMMENT !

RELA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang