e n a m.

288 52 1
                                    

Seorang wanita berambut panjang dengan kemeja biru muda melambai kebarah mereka semua. Ryujin menoleh, melihat gadis yang memanggil nama pangerannya itu.

"Siapa?" Pikirnya.

"Rayya. Kelas XI IPA 1. Ini nih saingan lo kalau ngejar Hyunjin" Jino bebisik, merendahkan kepalanya hingga sejajar dengan telinga Ryujin. "Haduh nak gaol nan rempong ikut hari ini?" Niel mendengus.

Cewek itu mendekat dan langsung mengaitkan tangannya pada lengan Hyunjin. Ryujin menatap dengan tatapan sedikit kecewa. "Tenang. Hyunjin nggak suka kok" Felix tiba-tiba saja berdiri disebelah Ryujin. "Nggak satupun dari kita suka sama dia" Dilanjut oleh Han yang langsung lesu.

Cewek itu selanjutnya menyapa mereka semua satu persatu. Ryujin sedikit insecure karena Rayya sebenarnya, cewek itu bak putri raja dengan tubuh seperti model, rambut bergelombang indah, mata bulat dan senyum manis. Melihatnya berdiri di sebelah Hyunjin, membuat dia berpikir mereka berdua cocok.

"Yuk, mulai" Jino menarik tangan Ryujin, mengalihkan semua kesunyian diantara mereka semua.

Jino memberi arahan, Felix juga beberapa kali memberi tahu tentang sudut pengambilan gambar yang akan ia lakukan. Hyunjin, sibuk dengan obrolannya dengan Han dan Niel yang direcokin sama Rayya.

"No, itu beneran gak bakal lepas dari Hyunjin sih" Felix melipir, menghampiri Jino yang sibuk menunjuk baju yang akan Ryujin pakai. Jino melirik ke arah tengah lapangan. "Kayak lo nggak tau kucing menor aja" Jino menarik setelan berwarna pastel, lalu mneyodorkannya pada Ryujin.

Ryujin menenteng baju yang diberikan Jino tadi, berjalan menuju kamar mandi dan sambil melirik sebentar pemandangan pangerannya bersama orang lain.

Ia memasuki salah satu bilik, kamar mandi itu sepenuhnya kosong, dengan kesunyian yang ada Ryujin lebih bisa merasakan panas di dadanya yang membara. Ia menatap setelan yang digantung di balik pintu dengan mata berkaca-kaca.

"Nggak papa hei...kak Jino bilang kak Hyunjin nggak suka. Jangan cengeng Ryujin!"


Ryujin membasahi wajahnya dengan air mengalir, agar air matanya berbaur dengan air dan tersamarkan.

Ia menatap wajahnya dicermin. "Profesional" Ucapnya lalu dengan mantap mematikan air dikeran dan berjalan keluar.


Ryujin mengangguk paham pada arahan yang diberikan Hyunjin. Mereka sekarang sudah berada di dalam perpustakaan, katanya Ryujin hanya butuh membolak-balik beberap buku. Tanpa percakapan dengan siapapun.

"Anggap aja lo lagi baca buku kayak biasa" Hyunjin menatap Ryujin, kalau seperti ini lelaki itu terlihat lebih santai. Ryujin mengangguk, jujur saja dia seidikit gugup mungkin karena ada Hyunjin juga disini.

Sebelum Hyunjin mengucap action Ryujin menyempatkan diri melirik Jino, kakak kelasnya yang satu itu tersenyum sambil memberi semangat "fighting" bisiknya.




Lapangan.


Jino meneguk air minum di botolnya. "Akhh! Hari ini airnya enak banget!"

Ryujin menghampirinya dengan wajah sedikit di tekuk. "Nempel gue terus lo, ntar Hyunjin marah noh" Cowok itu menutup botol air mineral di tangannya.

"Kesel ah! Tauk!" Ryujin menendang meja disebelahnya pelan, sedangkan Jino menatap fokus ke arah Hyunjin yang mukanya udah nggak enak banget dipandang. "Hyunjinnya juga frustasi" Jino terkekeh sambil menunjuk kawannya itu dengan dagu.

"Kalau nggak gara-gara Lisa minta si kucing menor gabung, nggak bakal gue terima sih" Felix bergabung, ia meluruskan kaki disebelah Ryujin. "Kenapa panggilannya gitu sih??" Ryujin sebenernya heran juga, masalahnya kalo di liat-liat si Rayya itu cantik banget.

Nanti kita satu ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang