s e m b i l a n b e l a s: volum 2

299 43 8
                                    

Ryunjin merinding.

"Untuk menikmati semua momen dihidup ini" Lanjut Hyunjin, dia ngasih senyum paling tulusnya. "Kak Hyunjin serem deh" Ryujin mundur sedikit.

Cowok itu terkekeh lagi, tapi kali ini tangannya yang tidak di infus mengacak rambut Ryujin. "Hidup gue sepi nggak ada lo."

Deg.

Ryujin menatap Hyunjin, cowok itu juga menatapnya. "Nggak mau balikan!" Jawab Ryujin.

Hyunjin ketawa lagi. "Recokin hidup gue terus Ryu, setiap hari...kayak gini! Nggak perlu jadi pacar boongan gue, nggak perlu jadi penolong gue, nggak perlu jadi adik kelas nyebelin gue, nggak perlu jadi tukang nasi goreng gue, cukup jadi Ryujin."

Hancur sudah...segala perbentengan dalam diri Ryujin. TUJUH BULAN KALAU DIHADAPIN MANIS MANIS KAYAK GINI YA JELAS AMBYARLAHH...

Ryujin diem, Jino sama Yeji malah asyik ngobrol di belakang mereka. "Terus?" Ryujin malu. "Nggak ada terusannya, iya atau nggak?" Lanjut Hyunjin.

"Kok iya atau nggak sih?" Cewek itu malah makin bingung.

"Yaudah biar gampang pilihannya iya atau iya."

"Yaudah iya aja" Ryujin memutar bola matanya.

Iya. Nggak tahu sebenernya maksud iya yang diinginkan Hyunjin kayak gimana, tapi bagi Ryujin kembalinya Hyunjin yang baru menyisakan banyak pertanyaan di dalam dirinya. Entah tujuh bulan itu terjadi apa, entah Hyunjin kenapa-kenapa atau gimana. Dia nggak harus kesusahan lagi berusaha lari dari cowok itukan?




Hyunjin keluar rumah sakit tiga hari yang lalu, dan masalah pertengkarannya sudah di selesaikan dengan baik-baik.

Ryujin masih enjoy dan tentu saja ngenalin Jaemin ke Hyunjin.

Mereka berdua sepertinya sama-sama suka dunia berbau seni, jadi nyambung ketika ngobrol.

Oh ya, Yuna putus sama kak Felix. Baik-baik kok putusnya, malah mereka jadi sahabatan.

Dalam sekejap, semuanya berubah indah banget di dunia Ryujin. Dia jadi sering main ke rumah Hyunjin buat ngobrol atau nonton drakor sama kak Yeji. Bahkan mama dan papa Ryujin juga akhirnya kenal dengan Yeji dan Hyunjin.

Hari itu, rooftop rumah Hyunjin Yeji jadi tempat Ryujin nongkrong. Hari itu dia nginep, karena udah janji mau nemenin kak Yeji marathon drakor. Mama dengan senang hati ngebolehin meski di wanti-wanti mainnya sama Kak Yeji bukan sama Kak Hyunjin.

"Mama lo kenal kak Yeji banget ya? Kok di izinin" Cowok itu duduk di sebelah Ryujin yang lagi ngeliat langit malam, disebelahnya ada Yeji yang lagi main handphone.

"Sempet ngobrol dan ketemu waktu itu, kata mama kakak-adek sama-sama baik semua."

Hyunjin ngangguk. "Ryu" Setelahnya cowok itu menunrunkan suaranya.

"Ya?."

"Kalau, gue ngelakuin kesalahan lagi lo mau maafin nggak?" Cowok itu menatap kejauhan. Pertanyaan itu membuat Ryujin menatap Hyunjin bingung. "Asal minta maafnya tulus, pasti dimaafin" Jawabnya.

Hyunjin ngangguk tanda paham.

Entah apa yang di sembunyiin sama cowok itu, tapi Ryujin berharap itu bukan bom waktu yang bisa meledak dan menghancurkan siapa saja kapan saja.

Setelah nongkrong di rooftop atas mereka bertiga turun buat lanjut nonton. Ryujin lagi asyik ngobrol sama Yeji, hingga Hyunjin datang bawa box yang nggak begitu besar ditangannya.

Cowok itu memberikannya ke Ryujin lalu duduk di sebelah kakaknya. Ryujin ragu, setelah menatap Hyunjin yang mengangguk ia membuka kotak itu.

Isinya adalah lembaran foto. Semuanya dia. Termasuk fotonya di rumah lama Hyunjin, fotonya saat di villa Niel, lalu fotonya di bus bersama Jino, dan masih banyak lagi.

Beberapa dari media socialnya, beberapa lagi entah dari mana. Ryujin terkekeh. "Niat banget."

"Hadiah buat lo, kalau-kalau kangen gue" Tambah cowok itu, Yeji menatap adiknya. "Buat apa kangen? Kan ketemu tiap hari" Ryujin menimpali. Hyunjin diam aja dan cuma ngebales dengan senyum.

"Haduh!! Jadi nonton nggak nih?! Kok aku malah jadi nyamuk!" Yeji menatap mereka berdua kesal. Cewek itu munjuk tv yang sudah siap memutar drama action kesukaannya dan Ryujin.

Karena dapat protes, Ryujin langsung mengiyakan untuk segera memulai nontonnya. Drama itu memakan seluruh atensi Ryujin. Hyunjin nggak nonton, nonton sih—tapi nontonin Ryujin. Dia duduk disebelah kak Yeji, jadi posisinya harus nyender sofa biar bisa liat wajah serius Ryujin. Cowok itu cuma diam beberapa saat, otaknya bermain sendiri.

Jam 1 dini hari, Yeji dan Ryujin sepakat untuk berhenti nonton dan pergi tidur. Sedangkan Hyunjin udah ketiduran di sofa, Yeji cuma ketawa dikit liat wajah adeknya yang kecapean itu.

Sedangkan Ryujin lebih berasa mimpi pas liat Hyunjin, lalu ingat kalo itu rumahnya juga. Mata cowok itu tersembunyi di balik kelopak yang menutup, sama seperti saat mereka pertama kali kenal dulu.

"Hyu....bangun...pindah kamar sana..." Yeji menepuk lengan cowok itu. Dia langsung bangun, sambil berusaha membuka matanya yang lengket.

"Iya.."

Suara serak yang selalu muncul di malam Ryujin saat ia memutuskan menelpon ke seseorang. Kali ini makhluknya ada di depan mata...

Hyunjin berjalan gontai naik ke atas tangga diikuti Ryujin dan Yeji dibelakangnya. Cowok itu berjalan pelan dan berbelok ke sisi yang berbeda karena kamarnya ada di sebelah kiri sedangkan kamar Yeji ada di sebelah kanan.

"Selamat malam kak Hyunjin, jang-" Ryujin belum selesai tapi cowok itu sudah memotong kalimatnya dengan cepat. "Jangan mimpiin aku ya? Kita ketemunya di dunia nyata aja. Selamat malam juga Ryujin..." Kata cowok itu sambil tersenyum dengan mata sipitnya lalu menghilang dibalik pintu kamar.

Ryujin tersenyum simpul, tiba-tiba ada yang membuat jantungnya berdetak sangat cepat. Yeji cuma tersenyum melihat pemandangan itu , kemudia dia mengajak Ryujin masuk.






Setelah acara menginap kemarin lusa, mood Ryujin jadi sangat membaik. Dia bahkan nraktir Jaemin dan Yuna saat istirahat saat ini. Yuna heran bukan main, tapi Jaemin cuma seneng-seneng doang karena dapet makanan gratis.

"Wah kalo gini, kamus sering-sering nginep di rumah kak Hyunjin aja Ryu" Jaemin mengacungkan jempolnya sambil nyengir. "Yeee dasar! Tapi emang ya Jaem, makanan rasa gratis itu yang paling enak!!" Yuna tertawa disusul Jaemin dan Ryujin.

"Eh, Ryu dicariin tuh" Jaemin tiba-tiba saja menunjuk belakang kepala Ryujin. Dia masang ekspresi pengen ketawa.

"Ryu...tolongin gue dong" Suara Hyunjin dengan sopan masuk ke telinga Ryujin, membuat cewek itu langsung tersentak dan refleks menoleh. "Kak Hyunjin?! Kenapa?."

"Beliin susu kotak" Tiba-tiba cowok itu nyengir, dan berhasil bikin Yuna hampir keselek es teh manisnya. Jaemin sih masih fokus sama makanannya.

Ryujin nggak berkedip, terus dia terkekeh. "Yaudah, bentar ya Na dan Jaem. Gue mau nganterin yang mulia dulu" Lalu cewek itu bangkit dan jalan mengekori Hyunjin.

"Kak Hyunjin sehat?" Yuna masih heran. "Alhamdulillah sehat, toh dia em-" Jaemin berhenti karena Yuna ngeliat dia heran. "Toh dia emang anehkan?! Iya kan?!" Tambah cowok itu.

Thankyou and see ya next chapt -author ca

Nanti kita satu ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang