d u a.

413 53 1
                                    

Hyunjin memungut beberapa buku yang berjatuhan di lantai. "Bersihin kekacauan lo" Ia menyodorkan dua tumpuk buku ke arah Ryujin.

"Tapi-"

Hyunjin menatap Ryujin. Dingin tanpa ekspresi.

"Kan nggak nyampe" Nyalinya menciut ketika ditatap cowok dingin dihadapannya itu, tapi Ryujin tetap suka entah mengapa.

Hyunjin membuang napas kasar, direbutnya buku di pelukan Ryujin lalu meletakkannya di tempat semula.

"Ma-maaf kak" Ryujin menunduk sambil memainkan kakinya.

Hyunjin hanya meliriknya lalu kembali fokus membereskan buku-buku berantakan.

Setelah perpus mereka beralih ke ruangan terakhir. Kelas Ryujin. "Ini kelas lo. X IPA 2."

Ryujin memerhatikan kelas itu, jendela yang pemandangannya langsung menuju lapangan sekolah. Kelas ini di lantai dua, terletak di gedung satu dan salah satu kelas unggulan.

Bangku-bangku berjejer rapi, tersiram sinar matahari yang menyelinap masuk lewat celah jendela yang tidak tertutup gorden.

Mereka berdua masuk, Ryujin beberapa kali menyentuh barang-barang yang ada disana.
Setelahnya ia menuju ke arah jendela, membuka gordennya perlahan.

Hyunjin menoleh ketika Ryujin membukanya, tatapannya datar seperti biasa tapi entah mengapa dia diam, menatap rambut hitam sebahu yang menutupi wajah adik kelasnya itu.

"Kak Hyunjin dulu kelasnya dimana?" Ryujin menoleh. "Disini" Jawab Hyunjin yang berdiri bersandar pada papan tulis.

Ryujin mengangguk dan tersenyum. "Izin ke toilet dulu ya kak."

Hyunjin mengangguk. Kini ia sendiri.

Ia menatap meja diujung ruangan. Meja yang tepat berada di sisi jendela. Ia tersenyum tipis sekali, lalu duduk di meja itu.

Menaruh kepalanya di lengan yang ia lipat di atas meja, dan pandangannya kini menatap lapangan di luar sana. Hyunjin terlelap, hanyut dalam mimpinya sendiri.

Tak lama, Ryujin muncul sambil merapikan roknya, gerakannya terhenti ketika melihat Hyunjin yang terlelap di meja paling ujung ruangan itu.

Ia memelankan langkah agar si pangeran tak terbangun, tangannya ingin sekali merapikan rambut cowok itu. Tapi ia tak berani.

Ryujin menarik perlahan kursi di hadapan meja tempat Hyunjin tidur lalu ia duduk, bersandar pada jendela sambil memerhatikan kakak kelas dihadapannya itu.

Sinar mentari menyiram wajah Hyunjin dengan sempurna, kulit putih saljunya seperti bersinar terkena cahaya. Ia bergerak sedikit. Ryujin sontak kaget, tapi untungnya ia tidak terbangun.

"Silau ya kak?" Bisik Ryujin. Ia menggerakan tangan kanannya menutupi wajah Hyunjin dari sinar matahari.

Lima menit kembali berlalu. Hyunjin membuka mata, menemukan adik kelasnya itu sedang duduk dihadapannya memegang sebuah buku.

Dia mengangkat kepala, mengerjapkan mata beberapa kali lalu kembali pada perempuan yang duduk dihadapannya. "Balik sana. Udah selesai" Ucapnya lalu bangkit dari kursi.

"Bentar deh kak" Ryujin berbicara dari kursinya, menahan kakak kelasnya yang hendak pergi. Sang lelaki menoleh ke arahnya memberi ekspresi bertanya.

"Kenalan resmi dulu. Mentari Ryujin Ayu" Ryujin mengulurkan tangannya, berharap Hyunjin membalasnya walau hanya sekejap.

"Hyunjin Maheswara" Ia menjabad tangan gadis berambut hitam kecoklatan itu lalu sedetik kemudian beralih pergi.

Nanti kita satu ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang