t u j u h.

291 49 7
                                    

"Yunaaa!!! Ayo cepetann ditungguin kak Jinoo!! Ini aku udah ditelponinn!!" Ryujin membenarkan pakaiaannya sambil mengomel ke arah Yuna yang masih berada di dalam bilik. "Iya ini udahaan!" Yuna menjawab. "Lo duluan aja!."

"Yaudah!."

Ryujin langsung lari keluar dari ruang ganti dan cepet-cepet ke tempat latian dance, dia sampai nggak sadar tali sepatunya belum diikat sempurna.

Ya udah deh. Alhasil.

Brak!

Dia tersandung tali sepatunya sendiri. "Sial" Umpatnya sambil melirik jam ditangan kanannya. Tiba-tiba suara seorang lelak muncul. "Cepetan. Dicariin Jino."

Ryujin mengangkat tatapan, matanya bertemu dengan mata tajam seseorang. Hyunjin.

Tiba-tiba lelaki itu mengulurkan tangan,dan Ryujin menerima uluran tangan itu. "Makasi kak" Ryujin udah mau lari lagi tapi Hyunjin nahan dia dengan langannya. "Tali sepatu lo."

Ryujin menunduk dan sadar tali sepatunya copot, dia langsung cepet-cepet mengikatnya dan lanjut lari meninggalkan Hyunjin.

Ryujin merasa langkahnya diikuti lalu ia berhenti dan sontak menoleh. Lelaki dibelakangnyapun ikut berhenti, dengan tatapan yang mulai berganti antara kiri dan kanan. Canggung.

Si gadis menaikkan salah satu alisnya. "Kenapa kak?" Tanyanya.

Hyunjin menarik napas, ekspresi tubuhnya sedikit canggung dan agak malu. "Nggak mau ngikutin gue?" Tanyanya tanpa menatap mata si gadis. Ryujin agak kaget tapi setelah itu tersenyum. "Uuu kenapa? Kangen ya?" Ryujin menunjuk Hyunjin dengan telunjuknya sambil berekspresi jahil.

"Gue dikejer kucing menor. Tolongin" Si pangeran menoleh ke belakang, sambil waspada.

"MY HYUUU!!"

"Kampret" Ucap Hyunjin, tangannya refleks mengaitkan jemarinya di pergelangan tangan Ryujin. "Eh kak Hyu-" Ryujin yang ingin bicara langsung mengatupkan mulutnya lagi saat melihat Hyunjin menempelkan jari telunjuknya di bibir, artinya dia harus diam.

Setelah berbelok kearah ruang olahraga Hyunjin kembali berbelok ke tangga luar yang jarang digunakan. Ini sih dia memilih rute muter-muter baru sampai ruang dance. "Kak..cepetann nanti aku dimarahin Kak Jino..." Ryujin berbisik, ketika Hyunjin istirahat mengambil napas sejenak.

Hyunjin menoleh, lalu mengangkat tangannya yang masih menggenggam pergelangan tangan Ryujin. "Lo sukanya sama gue apa sama Jino?" Hyunjin melepas genggaman itu, lalu mengaitkan jarinya di antara jari Ryujin. Setelah dirasa cukup istirahatnya Hyunjin lanjut.

Ryujin kelewat kehabisan kata gara-gara tingkah kakak kelasnya yang suka nggak diduga-duga itu. "Kalo gini agenda ngelupain kak Hyunjin gagal deh" Gumamnya. Hyunjin tersenyum jahat. "Nanti juga lupa sendiri" Jawab Si pangeran yang ternyata mendengar.

Setelah cukup ngos-ngosan mereka sampai diruang dance, semua orang langsung memerhatikan dua manusia yang tidak mungkin disatukan itu.

Jino mendekat ke arah Ryujin yang berdiri disebelah Hyunjin. "Disuruh dateng malah pacaran" lalu ia menyentil dahi Ryujin pelan dan melirik tangan mereka berdua. "Ini juga bukannya jadi contoh malah ngajak" Jino berpindah ke arah Hyunjin. "Gue dike-" Hyunjin ingin membela diri. "Shut!! Nggak usah membela diri lo!."

"Nah sekarang itu tangannya dilepas dulu terus Ryujinnya langsung take" Niel muncul dengan wajah lucunya sambil menunjuk tangan Ryujin dan Hyunjin.









Nanti kita satu ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang