18.30 WIB
"Ains!!" Ibu memanggil dari dapur.
___ *** Dikamar.
"Hmm hmm hmm," Ains bersenandung mendengarkan lagu yang didengar lewat Headphonenya, sambil menggambar di Ipad nya. Ia sedari tadi tidak menghiraukan panggilan ibu.
Gebukkkk!!
"Aww!!" Ains menyingkap headphonenya lalu menoleh kearah orang yang menggebuk bokongnya menggunakan guling, dan ternyata sudah berdiri ibunya disana dengan tangan memegang pinggang.
"Ibu panggil dari tadi ga nyaut-nyaut," ucap ibu.
"Ya maaf bu, Ains kan ga denger," jawab Ains ngeles.
"Beli headphone biar jadi tuli?" Tanya ibu.
"Ya nggak lah..."
"Ke minimarket sana," pinta ibu.
"Ngapain??" Jawab Ains.
"Beli kecap, sama saos,"
"Mbak Mira mana?" Tanya Ains.
"Ibu nyuruh kamu bukan nyuruh mbak Mirah," jawab ibu singkat, sambil meninggalkan kamar Ains
"Uangnya??" Ucap Ains sedikit berteriak.
"Diatas meja makan," suara ibu dari kejauhan.
___*** Diminimarket.
"Ini aja kak???" Tanya mbak kasir.
"Iya," jawab Ains singkat tanpa menoleh (lagi liat hp btw).
"Nggak sekalian pulsanya kak??" Tanya mbak kasir lagi.
"Ah nggak," Ains menjawab dengan sedikit menoleh dan tersenyum tipis, lalu kembali memandang ponselnya.
"Kecapnya satu aja kak?? Kecapnya lagi ada promo beli 2 gratis 2 loh kak, minat??" Tawar mbak kasir lagi.
"Hehe, belum dulu mbak.." Ains lagi-lagi menjawab dengan sedikit senyum tipisnya.
"Pake kantong plastik kak??" Lagi-lagi mbak kasir melontarkan pertanyaan.
"Hmm," bermaksud mewakilkan jawaban iya dari Ains yang masih sibuk dengan dunia ponselnya.
"Kalo pake kantong plastik tambah 200 rupiah ya kak," ucap mbak kasir. Ains tidak menjawab.
"Iya mbak terserah mbak aja kok, saya nurut, yang penting cepet, soalnya kasian pelanggan lain udah pada ngantri panjang di belakang hehe," jawab Ains dengan satu tarikan nafas, sembari memberikan senyum kekesalannya terhadap pertanyaan-pertanyaan bertubi-tubi yang dilontarkan mbak kasir tadi.
"Ini kak, totalnya jadi 25.200," mbak kasir tadi menyodorkan belanjaan.
Ains mengeluarkan uang dengan nominal 30.000.
"Uangnya 30.000 ya kak, 800 rupiahnya mau boleh disumbangin ke kantong duafa kak?" Lagi-lagi mbak kasir bertanya.
"Hm,"
"Kembaliannya, 4.000 rupiah ya kak, ini struknya, terimakasih, selamat datang kembali," ucap mbak kasir.
"Sama-sama," Ains langsung keluar dari minimarket, dan tidak ingin bertemu mbak kasir tadi lagi, bahkan kalau perlu Ains tidak akan datang ke minimarket itu lagi.
Ains mendorong pintu minimarket yang seharusnya di tarik, saat keluar Ains disenggol dengan seseorang, dan hampir terjatuh.
Ains menoleh ke arah orang tersebut yang merupakan laki-laki kira-kira seumuran dirinya, sedangkan laki-laki itu tidak menoleh ke arah Ains, "kalo jalan liat-liat dong!" Tegur Ains sambil memegang pundaknya. Laki-laki yang ia tegur tidak mendengar, atau mungkin pura-pura tidak mendengarkan Ains, entahlah Ains tak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terimakasih !!
Teen Fiction[ON GOING] Sebuah tanda tanya besar selalu menari dipikiran Ains, dia tidak banyak mengenal orang-orang, yang dia tahu, dia hanya memiliki 3 orang sahabat, 1 orang ayah, dan 1 orang ibu tidak lebih dari itu... Lantas mengapa ada orang asing yang men...