"Makasih ya, Ins," Ray kembali mengeluarkan suaranya.
"Buat apa?"
"Lo udah mau nemenin gue," ucap Ray lirih, dari raut wajahnya ia tampak seperti kembali terkenang mendiang mamanya yang telah meninggalkannya tepat 2 minggu yang lalu. Ains tidak menjawab, ia hanya diam menatap jalanan yang lumayan macet, mungkin Ains tidak dengar, atau memang sengaja tidak menjawab.
"Lo mau makan?" Tanya Ray.
"Ga usah," jawab Ains singkat.
"Hm, ok...."
Mobil berhenti didepan pagar rumah Ains, tepat didepan mobil Ray, terparkir mobil honda Brv putih, entah milik siapa.
"Ga mampir?" Tawar Ains sambil membuka mobil.
"Gue masih ada urusan lain," jawab Ray menolak secara halus.
"Oh, yaudah," Ains turun dari mobil, ia langsung membuka pagar dan masuk, sedangkan Ray masih menunggu sampai Ains masuk kerumah, setelah itu ia menyalakan mobilnya dan berlalu.
"Assalamualaikum, Ains pulang," Ains masuk kedalam rumah, yang pintunya sudah terbuka dari sebelum ia masuk tadi.
"Bu???" Ains memanggil ibunya, sambil melepaskan sepatunya, lalu kemudian masuk ke ruang tengah.
"Eh, Ains udah pulang nak?" Sapa ibu yang baru turun dari tangga.
"Ada siapa?" Ains menyapu pandangannya ke seluruh sudut rumah.
"Emangnya kenapa?" Ibu bertanya balik.
"Tumben pintu depan kebuka," jawa Ains sambil menunjuk pintu depan.
"Halloo," seorang laki-laki turun dari tangga.
"Papaaaaa," ucap Ains memanggil laki-laki yang sekarang sedang menghampirinya.
Ya, itu ayah Ains, Yori Aoki. Ayahnya bekerja di salah satu perusahaan ternama di Jepang, biasanya, ayahnya pulang sekitar 1 atau 2 tahun sekali, dan hal itu sudah biasa bagi Ains dan ibu.
"Dari mana?" Tanya Pak Aoki
"Dari luar," jawab Ains singkat, "Udah lama nyampenya pa??" Tanya Ains mengalihkan pembicaraan.
"Dari jalan-jalan sama pacarnya, pa," ucap Halimah.
"Bu, kok gitu sii," ucap Ains, dengan suara lirih.
"Anak papa baru ditinggal belum lama, udah punya pacar??"
"Belum lama apa, udah setahunn," Ains meninggalkan Papa, dan Ibunya, dan masuk ke kamar.
___*** 19.15
"Ains, makan," panggil Halimah sambil mengetuk pintu kamar Ains.
"Hai," jawab Ains sambil menutup bukunya, lalu keluar kamar, dan bergabung ke meja makan.
Di meja makan baru ada Papa Ains.
"Mbak Mirah mana?" Tanya Ains sambil membantu ibunya yang masih menyiap-nyiapkan peralatan makan malam.
"Masih dijalan,"
"Assalamualaikum," suara dari luar, orang mengetuk pintu.
"Itu kayanya mbak Mirah," tidak lama kemudian mbak Mirah muncul.
"Makan Mir," ajak Pak Aoki.
"Loh, oji kok ada di sini?" Tanya Mirah, terkejut, lalu terheran-heran, sedangkan Pak Aoki hanya terkekeh melihat keheranan Mbak Mirah.
___*** Dikamar Ains.
Tokk.... tokk.. tokk....
KAMU SEDANG MEMBACA
Terimakasih !!
Ficção Adolescente[ON GOING] Sebuah tanda tanya besar selalu menari dipikiran Ains, dia tidak banyak mengenal orang-orang, yang dia tahu, dia hanya memiliki 3 orang sahabat, 1 orang ayah, dan 1 orang ibu tidak lebih dari itu... Lantas mengapa ada orang asing yang men...