"Ainsyy," suara dari belakang muncul.
Ains yang berlari, tetap tidak menghiraukan suara yang muncul dari belakangnya, ia hanya terus berlari, hingga pada akhirnya seseorang muncul secara tiba-tiba didepannya.
Brukkk!!!
Ains menabrak seseorang yang baru saja keluar dari kantor guru, laki-laki tinggi semampai, putih, dengan muka sedikit mengeluarkan aksen agak kebarat-baratan, Ains membungkuk mengambil novel dan ponselnya yang terjatuh, ponselnya sedikit retak, akan tetapi itu bukan masalah besar bagi Ains. Ia kembali berdiri, menatap wajah orang yang ia tabrak tadi, laki-laki itu tersenyum, sedangkan Ains merasakan deja vu.
"Are you okay?" Ucap laki-laki itu dengan logat bahasa inggris yang kental.
"Hm.." Ains memerhatikan wajah laki-laki yang berada didepannya, wajah laki-laki itu seperti familiar, "Davvi?" Ucap Ains sedikit ragu.
"Oh Ainsley?" Laki-laki tadi menjawab dengan sedikit kekehan. Sedangkan Ains hanya tersenyum.
"Oh maaf-maaf," lanjut Davvi, "kamu tidak apa-apa??" tanya Davvi mengulang pertanyaannya beberapa menit lalu.
"Oh nggak apa-apa kok," jawab Ainsley.
"Your handphone?" Davvi menunjuk ke arah ponsel Ains yang retak.
"Oh, ini, gapapa, Not a big problem," jawab Ains sambil melirik ponselnya.
"Seriously?" Tanya Davvi.
"Ye-yeah," jawab Ains tersenyum kikuk.
"Ngapain disini?" Tanya Ains sedikit merendahkan suaranya.
"Apa?"
"Hmm ngapain disini?" Ains sedikit mengencangkan suaranya.
"Oh aku lagi..."
"Woy Ins!" Panggilan dari belakang memotong ucapan Davvi. Ains menoleh kebelakang ternyata dibelakang sudah ada ke tiga temannya, Chloe, Tirta, dan Lara, dan yang memanggilnya tadi adalah Tirta.
"Lo ya bener-bener," ucap Tirta mendekati Ains.
"Eh Tir santai dong, bakso semangkok doang," ucap Lara.
"Apaan?" Tanya Ains yang masih bingung dengan tignkah Tirta.
"Lo belum bayar bakso lo kan?!" Tanya Tirta.
Ains menepuk jidatnya, memang benar yang dikatakan Tirta, ia belum membayar bakso yang ia makan tadi.
"Heeh," jawab Ains sedikit tersenyun kecut.
"Heheh hehehe, kebiasaan nih lo makan ga bayar, mana gue lagi yang disuruh bayar sama bik Minah," ucap Tirta.
"Yodah gue ganti, ntar," jawab Ains.
"Ga ga usah, lagian juga udah gue makan tu bakso," ucap Tirta.
"Emang baek lo Tir," Ains mengacak-acak rambut Tirta.
"Sape nih," ucap Chloe melirik Ains, dengan senyum curiganya. Davvi hanya tersenyum.
"Gile bule," ucap Lara.
"Hush! Temen Ari," jawab Ains sedikit membisik ke arah Lara dan Chloe.
"Kok lo bisa kenal," jawab Chloe dengan sedikit curiga.
"Ga tau juga gue," jawab Ains ngasal, karena tidak ingin memperpanjang.
"Lara," lara menyodorkan tangannya ke arah Davvi untuk berkenalan.
"Davvi,"
"Sekolah dimana??? Atau mau pindah kesini?? Atau lagi study banding??" Tanya Lara bertubi-tubi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terimakasih !!
Teen Fiction[ON GOING] Sebuah tanda tanya besar selalu menari dipikiran Ains, dia tidak banyak mengenal orang-orang, yang dia tahu, dia hanya memiliki 3 orang sahabat, 1 orang ayah, dan 1 orang ibu tidak lebih dari itu... Lantas mengapa ada orang asing yang men...