Ains keluar dari gerbang sekolah, yang Ains pikirkan sekarang hanya, bagaimana caranya menjauhi sekolah itu kali ini, menjauhi orang-orang yang ia anggap tidak jelas tadi, sekarang ia juga harus memikirkan cara pulang dengan cepat tanpa harus berjalan kaki. Akan tetapi Ains tetap berjalan menyusuri trotoar, sembari menjauhi sekolahnya, ia lebih memilih berjalan kaki sambil menunggu angkutan umum, dibandingkan dengan diam di halte, dan bertemu dengan orang-orang tadi.
Sudah 700 meter lebih Ains menyusuri jalan belum satupun angkutan umum yang melewatinya, ia melirik jam diponselnya yang sudah menunjukkan pukul 17.00, yang artinya memang angkutan umum sudah tidak beroperasi lagi. Ia melanjutkan langkahnya, setelah 5 meter melangkahkan kakinya dari tempatnya barusan, Ains menghentikan langkahnya.
"Kok gob*lok si," Ains menghentakkan kakinya kesal.
"Inikan bawa hp Ains, kok otaknya ga digunain siiiii," hardik Ains ke dirinya sendiri.
Ains membuka ponselnya, lalu menekan aplikasi ojek online, belum lama ia membuka aplikasi ojek online, muncul SMS yang berisi pemberitahuan bahwa kuota reguler yang ia miliki sudah habis.
"Damn!!!" Ains makin kesal. Ia melanjutkan langkahnya, sembari mengotak-atik ponselnya, siapa tau keberuntungan milik Joan R. Ginther akan diberikan kepadanya hari ini, yaa, layaknya Joan R. Ginther yang beruntung memenangkan 4 lotere dalam beberapa tahun, Ains berharap ia mendapat undian kuota gratis yang akan diberikan pihak kartu perdana selama 4 tahun, walaupun belum ada satupun perusahaan kartu perdana yang membuat undian yang merugikan perusahaan seperti itu.
"Halu aja dulu, sadarnya belakangan," ucap Ains lirih sambil tetap melanjutkan langkahnya.
Ains menghentikan langkahnya, ia sekarang sedang berdiri di depan minimarket, ia sangat lelah, kakinya sangat ingin melangkah masuk ke minimarket tersebut untuk mendinginkan suhu badannya, dan membeli softdrink untuk menyegarkan tenggoroannya, yang sudah keringan seperti gurun sahara, akan tetapi hatinya sangat menolak untuk melangkah ke minimarket tersebut, ia takut dengan mbak kasir.
Hati : jangan kesana Ains, ntar kamu ketemu mbak kasir....
Kaki : Ayolah Ains masuk, kamu pasti haus....
Ains seolah mendengarkan suara hati dan suara kakinya, ia mendengar hati dan kakinya yang sedang tidak akur hari ini, keduanya sedang memiliki pilihan masing-masing yang saling bertolak belakang. si kaki yang menyuruh Ains untuk ke minimarket, dan si hati yang meminta Ains untuk tetap meanjutkan perjalanannya. Pilihan yang berat memang.
Ains masih berdiam di depan minimarket, ia masih bimbang dengan pilihannya, dan ia juga bimbang karena kedua organ tubuhnya yang memberikan saran berbeda-beda. Ains sedikit memicingkan matanya, ke arah pintu kaca transparan yang ada diminimarket. Bukan mbak-mbak yang sedang di kasir, tapi mas-mas. Ains terdiam sejenak, lalu, dengan mantap ia melangkahkan kakinya ke minimarket.
Ains mendekati pintu minimarket dengan ragu, kembali memeriksa siapa yang berdiri di depan kasir, masih mas-mas kasir rupanya. Ains mendorong pintu minimarket, lalu langsung menuju showcase cooler yang berada di sudut dalam minimarket. Ia mengambil yogurt cimory rasa mixed berry kesukaannya, lalu ia langsung ke kasir dan membayar, lain dengan mbak-mbak kasir, mas-mas kasir biasanya lebih menghemat suaranya.
Ains keluar dari minimarket, ia duduk di kursi yang disediakan didepan minimarket tersebut lalu ia membuka ponselnya lagi, sudah pukul 17.20, butuh 30 menit lagi untuk sampai kerumah Ains. Bukan sekali ini Ains pulang berjalan kaki, ia pernah dua kali berjalan kaki, saat kelas 10 karena ayahnya yang lupa menjemputnya, dan yang ke dua kalinya di kelas 11 karena Chloe sakit.
___*** 17.53 | di depan gerbang rumah Ains.
Ains memegang tiang pagarnya, dengan sedikit membungkuk sembari memegang lututnya yang sedikit keram, karena sudah lama tidak ia gunakan untuk berjalan jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terimakasih !!
Teen Fiction[ON GOING] Sebuah tanda tanya besar selalu menari dipikiran Ains, dia tidak banyak mengenal orang-orang, yang dia tahu, dia hanya memiliki 3 orang sahabat, 1 orang ayah, dan 1 orang ibu tidak lebih dari itu... Lantas mengapa ada orang asing yang men...