Tubuh Alucard terbaring di atas tikar yang diletakkan guru Shin beberapa jam lalu. Miya masih setia menunggu Alucard, Alucard belum sadar karena luka yang ada di kakinya sangat dalam, darah kental dan merah pekat, masih mengucur di kaki Alucard, itu akibat bekas tebasan pedang Hayabusa yang melawannya.
Hayabusa tidak ada niatan untuk membunuhnya, hanya melumpuhkannya saja. Karena jika Alucard tidak dilumpuhkan, Alucard akan terus menyerangnya dan itu dapat menghambat dirinya untuk mengejar Ruby.
Guru Shin kembali ke ruang tengah dengan membawa kain tebal dan lebar, untuk menghambat darah yang mengalir di kaki Alucard. Guru Shin duduk di samping Miya, setelah itu membalut kaki kanan Alucard yang masih mengeluarkan darah. Padahal sebelumnya sudah dibersihkan dengan air,
kaki Alucard terluka dalam, hal tersebut memungkinkan darah terus mengalir.Selesai membalut kaki Alucard dengan kain, guru Shin mengambil air yang ada disampingnya menggunakan gayung, digunakannya untuk membersihkan darah yang menempel di kain yang membalut pada bagian kaki Alucard yang terluka.
Selesai itu, guru Shin menghadap kepada Miya. "Miya, sepertinya luka Alucard bisa disembuhkan jika menggunakan daun ajaib," kata guru Shin, tangannya bergerak meletakkan gayung ke dalam bak air, yang ada di belakangnya. "Bagaimana? Apa kau mau mencari daun ajaib itu?" Lanjutnya.
Kening Miya berkerut, "daun ajaib?" Beonya.
Yhi Sun Sin kemudian menjawab. "Iya, letaknya ada di gua yang berada dekat dengan desa ini," jelas guru Shin.
Miya mengangguk, namun ia masih memperhitungkan akan keselamatannya, apakah gua itu berbahaya baginya atau tidak? "Guru, apa gua itu berbahaya?" Tanya Miya.
Guru Shin, malah terkekeh, "tidak berbahaya! Hanya keberanian yang kau butuhkan untuk memasuki gua tersebut." Jelasnya. Miya mengangguk.
"Baiklah, kalau begitu saya siap! Demi kekasih saya guru!" ujar Miya, terdengar sungguh-sungguh.
"Baguslah Miy, kau memang jodoh Alucard yang sebenarnya," kata guru Shin. Guru Shin berdiri lalu berbalik, berjalan santai menuju ke ruang sebelah. Ia kembali ke ruang tengah setelah mengambil lentera dan panah serta lengkap dengan anak panahnya.
Yhi Sun Sin menyerahkan alat-alat tadi kepada Miya, Miya menerimanya. "Pakailah lentera untuk menerangi jalanmu menuju ke dalam gua. Dan panah untuk berjaga-jaga jika ada seseorang yang menyerang mu," jelas guru Shin, Miya seketika patuh.
"Baiklah guru Shin, saya akan mencari daun ajaib itu, dan kembali dengan selamat!"
Yhi Sun Sin hanya tersenyum, ia mempercayai Miya, untuk mencari daun ajaib yang ada di dalam gua. Gua yang kebetulan tidak jauh dari Desa Town Land. Miya mesti tahu keberadaan gua tersebut.
"Kau tahu letak gua itu?" tanya guru Shin, sebelum Miya melangkah keluar dari pondoknya, ia harus memastikan terlebih dahulu.
Miya mengangguk, "saya sudah tahu guru," jawabnya tegas. Nadanya bicaranya terdengar sungguh-sungguh, membuat guru Shin tidak ragu untuk menyuruh Miya mencari daun ajaib di gua tersebut. "Baiklah! Kau bisa pergi sekarang!" Kata guru Shin, dengan gerakan tangan pelan, menyuruh Miya untuk segera meninggalkan tempat.
"Baiklah guru! Saya pamit!" ujar Miya, ia menunduk sebentar lalu kembali berdiri, itu tata cara menghormati seseorang yang lebih tua, hal itu sudah dilakukan secara turun temurun, generasi ke generasi.
Tubuh Miya yang tegap, rambut kuncir kudanya yang hitam meliuk ketika ia berjalan dengan anggun menuju ke luar rumah. Sekarang Miya sudah meninggalkan rumah gurunya.
Menuju ke arah timur, dimana letak gua itu berada. Tidak lupa dengan membawa pembekalan yang diberikan oleh guru Shin, panah andalannya juga tidak lupa dibawanya. Gadis yang memiliki tubuh semampai itu berjalan cepat, setiap jejak kakinya di tanah menghasilkan suara dentuman kecil, pertemuan antara alas kakinya dengan tanah. Malam yang sunyi membuat suara langkahnya semakin jelas. Rumah-rumah penduduk juga terlihat gelap. Lentera yang biasanya ada di dalam rumah, dimatikan, seluruh penduduk Desa Town Land sudah terlelap atau lebih tepatnya tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miya & Alucard [Lengkap]
FantasyMiya gadis Desa Town Land yang tinggal bersama neneknya, Vexana. Kedua orangtuanya sudah meninggal saat Miya masih berumur lima tahun. Sehingga nenek tirinya Vexana yang beralih mengasuh Miya sampai Miya tumbuh menjadi gadis dewasa. Di sinilah, Miy...