© 2020 by Mr. Rabbit
•
•
•
°• Pemuda Aneh •°•••
Siang hari, matahari merekah di tengah-tengah langit biru yang agak gelap tertutup awan kelabu. Datang dari arah timur, tampak Miya yang tengah berjalan sedikit cepat di dalam hutan yang sunyi hanya suara burung-burung yang kebetulan sedang berkicau menemaninya saat ini, namun keberadaan burung-burung yang di sekitarnya sangat jarang.
Ia sibuk, mencari keberadaan seseorang, seolah penting akan kehadiran seseorang yang tak dikenal tersebut. Karena guru Shin yang memberi tahu secara tidak langsung dengan pesan singkat tertulis di kertas yang sudah ia buang di ladang guru Shin beberapa jam lalu.
Tidak menajamkan penglihatannya, Miya dapat mengetahui secara gamblang seluruh isi hutan ini. Hutan yang memang sunyi hanya binatang yang mengisinya, menjadi tempat tinggal mereka, namun binatang-binatang yang hidup di hutan ini sama sekali tak ingin mengeluarkan suara-suara. Sehingga suasana terasa sunyi.
Miya terus berjalan memendarkan penglihatannya ke seluruh penjuru hutan, memerhatikan setiap sudut-sudut yang ia lihat, ia tidak ingin melewatkan setiap sisi-sisi hutan. Karena orang yang dimaksud guru Shin berada di sekitar hutan ini atau mungkin saja di sekitarnya. Orang itu belum ia ketahui sama sekali, entah perempuan atau laki-laki? Semua masih menjadi misteri. Tempat berdirinya seseorang tersebut pun belum Miya ketahui.
Miya terus berjalan sampai tidak terasa ia sudah berada dekat dengan sungai. Sungai yang menjadi pembatas wilayah Desa Town Land dengan Desa sebelah, Desa yang lebih baik peradabannya daripada Desa tempat tinggalnya. Desa Tagline, nama desa sebelah tersebut. Desa Tagline hampir mendekati wilayah perkotaan, bisa dipastikan bahwa desa itu lebih maju peradabannya.
Tanpa sengaja ketika ia melihat ke arah lain, tepatnya di samping pohon berdekatan dengan anak sungai, beberapa murid guru Shin sedang berlatih dan jelas di situ juga ada guru Shin yang melatih muridnya. Miya segera berjalan mendekati guru Shin yang berada jauh di depan sana. Tak perlu waktu lama, sekarang Miya sudah berada di samping guru Shin. Guru Shin yang menyadari kehadiran seseorang segera melihat ke samping.
"Ada apa Miya?" tanya guru Shin. Kemudian kembali menatap ke depan mengamati muridnya yang berlatih. Anak-anak rambutnya bergerak terkena hembusan angin.
"Guru, seseorang yang guru maksudkan belum saya ketahui," ujar Miya memburu. Dirinya sedikit menunduk takut jika pernyataan yang ia ajukan membuat guru Shin marah.
Guru Shin menoleh ke samping dengan gerakan lambat. Rambutnya yang panjang hampir menutupi sebelah matanya.
"Temui dia di dekat Sungai. Tak jauh dari sini," jawab guru Shin tenang berwibawa. Tanpa basa-basi ia langsung memberitahukan keberadaan orang tersebut.
Miya bernapas lega. "Baik guru, saya akan langsung pergi ke sana." Tanpa menunggu respon guru Shin. Miya segera berjalan menuju ke sungai yang baru saja ia singgahi beberapa saat lalu.
Miya tepat di depan sungai, dia melihat tajam ke sekelilingnya. Berharap orang itu ada di sekitarnya, tidak menemukan keberadaan orang tersebut Miya kembali berjalan beberapa langkah. Posisinya sekarang berada di depan pohon beringin yang besar. Dirinya mencoba untuk fokus ke arah pohon beringin itu, saat tidak sengaja melihat ke bawah pohon yang di tumbuhi rumput-rumput liar nan lebat itu, matanya langsung berfokus pada benda yang menancap di tanah. Benda itu tertutup rumput tinggi sehingga bentuknya sedikit tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miya & Alucard [Lengkap]
FantasyMiya gadis Desa Town Land yang tinggal bersama neneknya, Vexana. Kedua orangtuanya sudah meninggal saat Miya masih berumur lima tahun. Sehingga nenek tirinya Vexana yang beralih mengasuh Miya sampai Miya tumbuh menjadi gadis dewasa. Di sinilah, Miy...