Harith dan Miya bersembunyi di dalam gua. Mereka seketika bernapas lega setelah serigala-serigala yang mengejar mereka tidak mengetahui keberadaan mereka berdua yang ada di dalam Gua.
"Harith, aku lega sekali, serigala itu tak mengejar kita," ucap Miya sedikit ngos-ngosan karena baru saja berlari dari jauh menuju ke Gua ini.
Harith memerhatikan ke dalam Gua yang sangat gelap, bahkan mata kucingnya yang tajam tidak dapat menembus gelapnya Gua ini. Harith menggoyang lengan Miya, "Kak, di dalam sangat gelap aku tidak dapat melihat apapun," jelas Harith, Miya yang sedang membawa lentera menyalakannya dengan korek api, walau agak kesusahan karena di dalam Gua sangat gelap, namun akhirnya lentera itu bisa dinyalakan.
"Harith pakailah lentera ini sebagai penerangan." Miya dengan hati-hati memberikan lentera yang baru saja dinyalakan kepada Harith, lalu Harith menerimanya, sekarang bagian dalam Gua ini terlihat remang-remang. Tapi setidaknya Gua ini tidak gelap.
"Kak sampai kapan kita di sini saja? Tujuan kita masih jauh kan?" ucap Harith, sesekali Harith juga mengarahkan lentera yang ia tenteng ke segala arah.
"Sabarlah dek, Serigala-serigala itu kemungkinan masih ada di sekitar sini, kau harus sabar!" jawab Miya yang masih melihat ke luar Gua yang terlihat sepi.
"Kak sepertinya Gua ini yang kita tuju," ucapan Harith membuat Miya menoleh ke arahnya, lalu berdiri, Miya mengambil lenteranya dari tangan Harith dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling Gua.
"Benar ini, Gua yang kita tuju dek, kau lihat Gua ini terdapat daun ajaib jika ada tanda warna emas di dinding Gua," ucap Miya sambil menunjuk pada salah satu bagian dinding Gua yang mengeluarkan cahaya emas walau sedikit, "dan daun ajaib tersebut terletak di ujung Gua paling dalam," jelas Miya.
"Ayo kita menuju ke bagian dalam Gua ini," Miya menggandeng tangan Harith lalu mereka berdua berjalan untuk menuju kebagian dalam inti Gua ini, yang mana terdapat daun ajaib tertanam di sana.
•••
Sementara di lain tempat, Ruby yang membawa sabit dan terbang di udara sedang menuju ke Gua yang di maksudkan untuk mencari daun ajaib tersebut. Ruby dapat terbang karena Parsha memberinya kekuatan untuk dapat terbang seperti burung.
Ruby terbang rendah perlahan turun dari langit. Lalu setelahnya ia mendarat dengan lamban menuju kebawah dengan kaki yang siap menapak tanah.
Sekarang ia sudah memijak tanah, mata Ruby memperhatikan sekitar dan saat inilah Ruby melihat mulut Gua. "Apa ini Gua yang dimaksud Nenek?" tanya hati Ruby, "mungkin benar! Aku harus segera mendapatkan daun ajaib itu sebelum Miya mengambilnya." Dengan langkah cepat Ruby memasuki Gua itu tanpa ragu.
"Ruby! Kau akan kemana? Aku di sini!"
Ruby terkejut setengah mati, saat ia tertangkap basah oleh suara pria yang berat berada di belakangnya, Ruby menengok ke belakang dan ternyata ada Hayabusa.
"Hayabusa?!!" ucap Ruby terkejut, ia kemudian cepat-cepat berlari menuju ke Gua untuk menghindari Hayabusa.
Mengetahui Ruby mencoba kabur darinya, Hayabusa menggunakan kekuatannya untuk berpindah tempat di depan Ruby dengan cepat. "Kau tidak bisa lari dariku Ruby, hahaha!!!" ucap Hayabusa sambil tertawa, menertawakan Ruby yang ketakutan melihatnya.
Dengan keberanian diri, Ruby mencoba kuat dan tidak terlihat lemah dihadapan Hayabusa. "Hayabusa! Kau pikir aku takut! Tidak! Aku tidak takut! Ayo bertarung lah denganku!" ucap Ruby, mengeluarkan desis ancaman pada Hayabusa.
Hayabusa terkekeh, melihat Ruby, "kau pura-pura berani di hadapanku, hanya karena terpaksa? Hahahaha... Baiklah! Aku akan meladeni permainan ini," kata Hayabusa sambil menarik sudut bibirnya ke atas. Lalu dengan cepat Hayabusa berlari untuk menyerang Ruby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miya & Alucard [Lengkap]
ФэнтезиMiya gadis Desa Town Land yang tinggal bersama neneknya, Vexana. Kedua orangtuanya sudah meninggal saat Miya masih berumur lima tahun. Sehingga nenek tirinya Vexana yang beralih mengasuh Miya sampai Miya tumbuh menjadi gadis dewasa. Di sinilah, Miy...