" Kau yakin meninggalkan Bastian dengan Rafaella ?." Dahi Jordi mengernyit mendengar ide spontan yang kukatakan padanya.
" Kenapa tidak ?. biarkan kakakku menonton piala dunia selama kita tidak bersamanya." Kataku meyakinkan pria itu.
" Tapi kau sendiri tidak betah dengannya, apalagi kakakmu."
" Well, apa lagi yang bisa kita lakukan ?. aku tidak mau melibatkan Bastian dalam masalah ini, dia punya Louisa sekarang, jika sesuatu yang buruk terjadi, bagaimana kita bisa menjelaskan pada gadis itu ?."
" Tunggu Ell... apa kau bilang ?, kau sendiri khawatir sesuatu yang buruk akan terjadi, bagaimana kau masih ingin meneruskan semua ini."
" Paling tidak Bastian tidak harus susah payah menjelaskan padamu tentang apa yang terjadi padaku kan ?."
" Ughhh Ell. Serius, jika sesuatu yang buruk terjadi maka..."
" Diam atau kau tetap disini."
Membuat Rafael menemukan kami kembali bukanlah sesuatu yang sulit. Aku meminta bantuan Paulo untuk memberitahu teman-temanku dimana sekarang aku berada. Awalnya pria itu benar-benar tidak mau terlibat denganku untuk sementara waktu, mungkin Bastian telah melakukan sesuatu yang buruk sebelumnya. Tapi pada akhirnya Paulo tetaplah Paulo, dia akan tetap membantuku. Sekarang yang harus kupikirkan adalah bagaimana harus memberi alasan pada Arthur saat ia melihat Jordi nanti. Dia mungkin akan kembali ke sifatnya semula mengingat yang ia hadapi adalah Jordi, pria yang pernah meninjunya. Aku saja membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat diterima olehnya, sekarang aku harus membawa seseorang lagi yang terlibat dalam masalah ini. Nyatanya aku tidak mungkin bisa membuat Jordi tetap diam dan membiarkan aku menyelesaikan semuanya seorang diri.
Jordi mungkin terlalu berlebihan-tapi mungkin juga tidak, harusnya aku bersikap lunak kan ?. Tapi tidak bisa, apa yang kuinginkan tidak akan selamanya jauh dari tempat dimana aku berasal.
Van berhenti tepat di tempat yang tak jauh dari aku dan Jordi berdiri menunggu kedatangan Arthur dan yang lainnya. Sebelumnya aku beberapa kali mengusap-usap kedua telapak tanganku karena udara malam yang tak biasa ini. Jordi menuntunku untuk mendekat ke van dan tebak apa yang terjadi, Adrian yang melihat kehadiran Jordi saat itu langsung menjerit tak percaya bahwa ia sedang bertemu dengan seorang pemain Barcelona. Rafael tak kalah terkejutnya, mereka berdua langsung menyambut kedatangan kami dengan senyuman lebar. Aku melirik sekilas pada Arthur. Dia tak beranjak dari posisinya di sebelah kursi kemudi. Kutinggalkan sebentar Jordi yang sibuk diwawancarai oleh Rafael dan Adrian menuju tempat Arthur berada-kuanggap mereka sedang melakukan wawancara khusus pada kekasihku.
" Uhmmm... Art, aku minta maaf atas kekacauan yang mungkin kusebabkan." Kataku ragu-ragu, aku memasukkan kedua lenganku pada saku celanaku untuk mengurangi rasa gugup atas reaksi yang mungkin saja Arthur lakukan nantinya.
" Kau membawanya ?." Arthur menyeringai, tapi bukan dengan cara yang biasa lakukan. Lebih pada ekspresi "aku sudah bilang padamu untuk menyingkirkannya".
" Yeah... dia tidak membiarkanku pergi sendirian, padahal aku sudah melarangnya."
" Sekarang apa Ella ?."
" Aku tidak mengerti Arthur."
" Ella... kemari sebentar." Adrian menarik tanganku menjauh dari tempat Arthur, pria itu masih saja sumringah karena senang melihat Jordi, kurasa.
" Apa yang membuat kau menyukai gadis ini Jordi ?." Adrian berpura-pura mengamatiku sedangkan Jordi terus tertawa melihat tingkah orang-orang yang baru ditemuinya itu.
" Ughh... hentikan Adrian." Aku menggerutu meski tak dihiraukan olehnya, Jordi mau saja meladeni kekonyolan Adrian.
" Rafael, apa yang sudah kau temukan ?." Aku mulai bicara serius pada Rafael yang hampir saja masuk dalam obrolan konyol Jordi dan Adrian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in Brazil
Action(cerita ditulis tahun 2014, maaf atas kelabilan dan alur yang masih abal-abal) Petualangan baru Ella kembali di mulai saat ia terpaksa harus ikut dengan Jordi ke Brasil untuk piala dunia. Kerinduannya akan petualangan ekstrim bersama Boixos Nois ad...