Part 12 : Fight ???

299 23 0
                                    

Jordi tidak akan membuatku berada dalam kesulitan untuk waktu yang lama. Well... tentu saja ia tidak tega melihatku menggelat-geliat seperti ulat hanya demi melepaskan diri dari ikatan, itupun dengan banyak persyaratan yang ia ajukan sebelum akhirnya aku berakhir dalam pelukannya pada sebuah kamar kelas gold yang ia pesan ulang di hotel itu juga. Jordi memelukku seperti anak kecil yang tak rela kehilangan balonnya. Tentu aja ada persyaratan dimana aku tidak boleh marah atau melawannya. Pipiku terasa hangat berada di dalam dadanya, terlebih saat aku bisa mendengar detak jantungnya dengan leluasa. Sebenarnya berada dalam pelukan Jordi adalah hal yang menyenangkan bagiku, aromanya yang memabukkan selalu memberikan kedamaian dan membuatku tidak ingin melepaskannya.

" Aku akan memperkenalkanmu pada orang tuaku Ella." Jordi berbisik di puncak kepalaku, mataku menerawang tak jelas membayangkan jika hal itu benar-benar terjadi. Bertemu dengan orang tua Jordi untuk pertama kalinya akan membuat nyaliku menciut, jika selama ini aku selalu percaya diri bahwa tak ada yang membuatku takut selain kehilangan pria ini, maka bertemu orang tuanya adalah ketakutan keduaku. Bagaimana jika mereka tidak menerimaku setelah tahu siapa aku yang sebenarnya, atau mereka bukanlah jenis orang tua yang penuh dengan kehangatan saat menyambut kekasih anak mereka.

" Apa kau takut ?." Jordi seperti bisa membaca pikiranku.

" Tentu saja." Jawabku lemah.

" Mereka orang baik Ella. Aku sudah pernah menceritakanmu pada ibuku."

" Apa yang kau katakan pada orang tuamu tentangku ?."

" Bahwa aku menemukan seorang gadis menawan yang sejak pertama kali bertemu dengannya aku merasa seperti mendapat serangan jantung."

Aku tertawa seraya memukul lembut dada Jordi, tidak yakin aku mengingat bagaimana ekspresinya saat pertama kali kami bertemu. Mungkin menemukan seseorang yang berlumuran darah masuk ke dalam mobilnya memang membuat Jordi nyaris terkena serangan jantung. Yang paling jelas kuingat adalah bagaimana wajah ketakutan Jordi saat pertama kali kutodongkan pistol kepadanya. Itu akan menjadi salah satu ekspresi favoritku darinya.

" Kau adalah gadis tersulit yang pernah masuk dalam hidupku. Dan ibuku bilang jika kau memang sangat berharga untukku, maka aku harus memperjuangkanmu Ella. Aku tidak punya alasan untuk melepaskanmu."

" Serius Jordi ?. sejak kapan kau senang mengumbar kata-kata romantis macam itu ?."

" Menurutmu aku romantis ?."

" Jangan gila. Kau orang egois kedua setelah Bastian."

" Uh-uh. Ingat perjanjian agar kau tak diikat kembali. Jangan menghina aku dan Bastian."

" Well. Fine." Aku mendongak untuk menemukan bibir Jordi, dia menyambut bibirku dengan senang hati. Merasakan bibir Jordi bersentuhan denganku membuatku berpikir bahwa mereka memang terasa sangat sempurna untukku. Aku seperti bermain-main dengan permen kapas, terasa manis dan lembut.

Ciuman kami berubah menjadi sangat bergairah dan lebih panas dari biasanya, lidah Jordi seperti mampu membakar bibirku dengan sensasi yang memabukkan. Jordi sudah bermain-main dengan tangannya disekitar belakang leherku-dia tahu bagaimana harus membuatku naik, aku membalas perlakuannya dengan cara yang sama. Mulutnya telah beralih menciumi sekitar leherku, sentuhan Jordi mengalir bagai getaran listrik disekujur tubuhku. Ia membuatku tidak berdaya namun tidak ingin mengakhiri ini secepatnya. Aku mendesah lemah saat ciumannya turun ke dadaku yang masih tertutup baju kaosku. Buru-buru Jordi mengentikan kegiatannya dan memandangiku takjub.

" Kenapa ?." Tanyaku bingung, napasku masih turun naik akibat sensasi yang baru saja ia berikan.

" Kita harus menundanya hingga tiba di Spanyol. Besok adalah hari yang panjang bagimu Ella."

Lost in BrazilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang