Chapter 1

12.3K 657 20
                                    

▸▸▸ HEY BOSS!

.

.

.

.

⎿ Chapter 1 ⏋

.

.

.

.

𝒔𝒂𝒔𝒖𝒔𝒂𝒌𝒖 𝒇𝒂𝒏𝒇𝒊𝒄𝒕𝒊𝒐𝒏

.

.

.

©𝙬𝙧𝙞𝙩𝙩𝙚𝙣 𝙗𝙮 𝙣𝙪𝙪𝙪𝙫𝙮

.

.

✃┄┄ 𝒽𝒶𝓅𝓅𝓎 𝓇ℯ𝒶𝒹𝒾𝓃ℊ


"Di pecat lagi?" Pertanyaan itu meluncur begitu saja dengan nada bosan. Ino Yamanaka, melihat sang sahabat yang saat ini sedang duduk santai di sofa sambil menonton televisi yang menayangkan acara kartun kesukaannya.

"Hei! Jawab aku, kau pulang lebih awal hari ini. Pasti di pecat, kan?" Tebak Ino mendecak sebal. Ia membuka tutup botol mineral dan meneguk isinya hingga kandas. Kalimat 'dipecat' seolah sudah biasa di layangkan untuk gadis berambut merah muda tersebut. Yah, ia tak salah.

"Sudah tahu, kenapa masih bertanya?" Akhirnya. Respon yang Ino dengar dari sahabatnya terdengar santai, membuatnya kesal bukan main.

"Ya Tuhan, Haruno Sakura!" Pekik Ino kesal. "Ini sudah yang ke berapa kalinya kau di pecat dari pekerjaanmu, hah? Sebenarnya apa yang terjadi? Bukankah menjadi pelayan restoran cepat saji adalah hal mudah?" Tanya Ino menggebu-gebu.

"Entahlah. Ada pelanggan yang membuatku kesal. Aku memukul wajahnya tanpa berpikir dua kali," Haruno Sakura menjelaskan tenang. Ia mengendikkan bahu tak peduli, lalu kembali memakan keripik kentangnya sambil fokus menatap layar televisi. "Manager memecatku, dan pelanggan itu meminta biaya untuk pengobatan wajahnya yang terluka."

"Astaga! Bahkan kau di tuntut atas hal itu? Tidak mendapatkan uang, dan malah di mintai uang. Bagus sekali!" Ino mendesis sinis. "Apa terjadi denganmu? Sakura, kau tidak bisa bekerja dengan emosi terus menerus."

"Ah, aku tidak peduli. Aku tidak bisa bertahan dengan sesuatu yang tidak kusukai." Ujar Sakura membuang napas kasar. Bersender di sofa dan mulai memejamkan matanya.

"Oh, ayolah, Sayang! Kau harus membantuku dalam masalah ini!" Ino menggeram gemas.

"Apa?"

"Tagihan apartemen dan biaya kebutuhan naik! Apa kau bisa mengatasinya dengan pekerjaan yang terus berubah-ubah? Kau harus serius!" Ino berkoar-koar penuh semangat.

"Aish. Kupikir tinggal di apartemen bobrok ini tidak akan memakan biaya." Cibir Sakura.

"Sejelek-jeleknya apartemen ini, kita tetap harus membayar tagihannya, bodoh. Kau pikir menonton TV, mengecas ponsel, menyetrika, itu tidak pakai listrik? Untuk mandi, mencuci, tidak pakai air?" Ino mencibir. "Kita hidup di dunia dimana kita harus membayar segala sesuatu yang kita butuhkan. Intinya, kita butuh uang!"

"Hm. Itu sebabnya aku malas hidup." Sakura menggumam acuh. "Di luar sana hidup orang begitu mudah. Kenapa takdirku begini, sih?"

"Dari pada meratapi nasib, lebih baik kau mulai bekerja lagi besok. Nanti aku akan mencari pekerjaan untukmu di situs internet." Ino menepuk pundak Sakura pelan, lalu berdiri berniat pergi.

"Hei, Pig! Kau tidak bosan mencari pekerjaan untukku?"

"Tidak. Aku ingin kau berusaha dan bekerja keras. Ingatlah, makanmu itu banyak," cibir Ino. Lalu gadis blonde itu kembali melanjutkan dengan suara pelan. "Dan lagi, ada seseorang yang membuatmu masih bertahan hingga sekarang. Setidaknya, berusahalah untuknya."

Sakura sempat terdiam. Namun gadis itu kembali menampilkan ekspresi menggoda. "Tenang saja. Aku akan di pecat lebih cepat untuk pekerjaan selanjutnya."

"Berani kau, akan kutendang kau dari apartemen ini!" Ino menggertak, dan Sakura mulai tertawa keras.

OoO

Haruno Sakura dan Ino Yamanaka adalah sepasang sahabat sejak kecil. Mereka selalu bersama, diikuti oleh takdir yang tak jauh beda.

Ino Yamanaka tumbuh tanpa adanya orang tua sisinya. Ia hanya di rawat oleh sang nenek. Hingga umurnya yang menginjak 17 tahun- tepat di hari kelulusannya, neneknya meninggal. Neneknya sempat memberikannya sebuah toko bunga yang kini ia kelola atas namanya. Light Flower nama tokonya,  ia memperoleh penghasilan dan memutuskan untuk terus bekerja disana. Keputusan itu di dukung oleh dirinya yang juga mencintai bunga.

Tak jauh beda dengan Haruno Sakura, gadis bernamakan bunga kebanggaan Jepang itu lahir tanpa adanya kasih sayang. Sang Ibu- Haruno Mebuki meninggal saat melahirkannya. Dan sang Ayah- Haruno Kizashi adalah orang yang sangat kasar, pemabuk, dan penjudi. Pria itu tak mengurus kelahiran putrinya sama sekali. Yang ia lakukan terus bersenang-senang hingga kabar berita mengejutkan terjadi. Haruno Kizashi membunuh seseorang karena di landa mabuk, dan akhirnya ia pun di hukum mati. Entahlah, kematian yang dibalas dengan kematian juga.

Namun, saat itu Sakura tak sendiri. Ia memiliki seorang kakak laki-laki- Haruno Sasori yang tulus menyayanginya. Sasori selalu ada untuknya. Bahkan pria itu memutus pendidikannya begitu saja untuk bekerja, membiayai sekolah dan kebutuhan Sakura. Sebenarnya, sekarang Sakura merasa sangat bersalah dan menyesal karena menyia-nyiakan waktu semasa sekolahnya. Padahal Sasori sudah berjuang untuknya.

Faktanya, Haruno Sakura sangat bergantung pada Sasori. Orang yang sangat ia cintai hanyalah Sasori dan Ino saat itu. Hingga akhirnya, masalah kembali muncul.

Sasori sakit. Sebenarnya sudah lama, namun pria itu terus berkata hanya penyakit biasa. Waktu terus berlanjut, dan Sakura baru mengetahui, bahwa Sasori mengidap penyakit leukimia stadium 3.

Perasaannya hancur. Apalagi setelah melihat sang kakak- yang selalu melindunginya, yang selalu ada untuknya, kini terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.

Sakura bingung dan frustasi sekarang. Sasori ada disana. Di rumah sakit, menunggu pengobatan yang tak pernah di lakukan- akibat Sakura yang tak bisa membayar biayanya. Untuk operasi, terapi, dan sebagainya. Itu bukan biaya sedikit. Sakura benar-benar tak memiliki apapun.

Takdirnya seperti benang kusut. Begitu berantakan dan rumit. Sakura hanya bisa berharap dan berusaha. Di bantu oleh Ino, mereka sedikit demi sedikit menabung- berharap biaya pengobatan untuk Sasori dapat di lakukan segera.

Maka dari itu, Sakura masih ada disini. Menunggu takdir yang akan menunjukkan langkahnya. Walau diikuti banyak masalah, namun Sakura tidak akan berhenti. Sampai Tuhan menulis takdir baik untuknya.

[tbc]

jangan lupa vote dan komentarnya yaa! arigatou, minna-san~

Hey Boss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang