Echa memasuki rumah megahnya dengan langkah gontai. Hari pertama sekolah yang berat bagi Echa.
"Echa pulang, mamaa, mama di manaa? Hello, Echa yang paling cantik dan imut ini udah pulang ke rumah? Gak ada yang nyambut gitu?" Echa berteriak sendiri. Mendengar Echa berbicara seperti itu, beberapa pelayan dan pembantu di rumah tersebut pun langsung berkumpul menyambut Echa.
"Selamat datang non, sini bibi bawain tasnya" seorang pelayan ingin membawa tas Echa. Namun, Echa menolak halus.
"Eh gak usah bi, Echa bisa sendiri kok. Maaf ya semua udah ganggu, tadi Echa cuman bercanda kok, yaudah masuk lagi aja gih, ini Echa juga mau ke kamar" semua pelayan dan pembantu Echa mengangguk. Echa lun berjalan menaiki tangga menuju kamar.
"Sayang udah pulang?" Suara Sora membuat Echa menghentikan langkahnya.
"Ih mama, tadi Echa panggilin gak ada jawabannya" Echa memanyunkan bibirnya. Sora hanya terkekeh pelan.
"Maaf ya sayang tadi mama di taman belakang, kamu ganti baju dulu gih, habis itu sarapan. Mama mau denger cerita kamu di sekolah" Echa mengangguk semangat. Dan dia juga ingin minta pendapat mamanya bagaimana cara mencari uang untuk satu bulan ke depan.
***
"Tangan kamu udah gak sakit lagi sayang?" Echa yang sedang mengunyah makanan langsung tersedak.
"Pelan-pelan dong sayang" Sora memberi air putih untuk Echa. Echa pun langsung meneguknya.
"Mama kok bisa tahu?" Sora hanya tersenyum. "Kamu kayak gak tahu papa aja, anak buah papa banyak di sekolah untuk mata-matai kamu" ujar Sora seraya membelai rambut Echa. Echa hanya mengangguk.
"Siapa sih yang narik tangan kamu?" Ujar Sora menatap putri semata wayangnya itu. "Emm ceritanya panjang sih mah, mama mau dengerin? Sekalian, Echa minta saran dari mama" Sora hanya mengangguk sambil tersenyum. Echa pun mulai menceritakan kisah malangnya di hari pertama masuk sebagai murid baru, dan nasib sialnya di jadikan babu oleh geng TeleKacang yang tidak bermutu bagi Echa.
"Terus kamu mau jadi pelayan mereka? Nanti mama bilang sama papa, biar kamu pindah sekolah aja ya?" Sora tidak terima jika putrinya di jadikan pembantu oleh orang yang tak di kenal.
"Aduh ma, Echa udah males pindah terus, lagian ya ma kayaknya Echa udah nemuin orang yang tulus deh sama Echa" Echa berusaha meyakinkan Sora. "Tapi mama gak mau kamu di suruh-suruh sama mereka sayang, nanti kalo kamu sakit gimana? Waktu sebulan itu cukup lama bagi mama" Sora masih bersikeras dengan pendapatnya.
"Ya gak apa-apa ma, lagian ada Aldi juga kok di geng tuh cowok" Sora cukup terkejut saat mengetahui jika Aldi juga sekolah di sana.
"Kamu satu sekolah sama Aldi?" Echa mengangguk semangat. "Nanti mama minta Aldi buat jagain kamu di sana ya?" Echa hanya tersenyum dan mengangguk.
"Em ma, kan Echa sekarang jadi pembantu gengnya Aldi, mama ada saran gak untuk Echa, untuk nyari uang, untuk bayarin mereka makan di kantin" Jelas Echa panjang.
"Ya kamu tinggal bilang butuhnya berapa sayang sama mama, nanti mama transfer ke rekening kamu" Echa menghela nafas kasar.
"Tapi Echa gak mau pakai duit mama atau papa" rengek Echa. "Terus gimana dong? Pakai tabungan kamu?"
Echa menggeleng. " maksud Echa, Echa pengen jualan aja ma untuk nyari uang" Sora membulatkan mata mendengar permintaan putrinya."Kok kamu malah kayak jadi anak kesusahan gini sayang? Kamu tinggal minta sama mama mau berapa?" Lagi-lagi Echa menggeleng.
"Gak mau ma, Echa pengen mandiri pake duit Echa sendiri, gak lama kok, cuman sebulan" Sora nampak berfikir sejenak. "Kalo kamu jualan, nanti kamu lupa makan sayang, ntar kamu sakit gimana? Mama gak mau liat kamu kesusahan kayak gini?" Echa tersenyum.
![](https://img.wattpad.com/cover/218365625-288-k909076.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MATCHA : Luka Dari Masa Lalu.
Teen FictionFitnah itu, pembunuhan dan trauma yang mendalam. Bagaimana rasanya menjadi tersangka pembunuh padahal kau tidak melakukan apa-apa, trauma yang membekas dari masa lalu kelam yang kian menyiksa. Gadis itu, tersiksa mental sebelum waktunya. Batin dis...