"Assalamualaikum" kata Echa saat memasuki kelasnya. Sontak seluruh isi ruangan menoleh menatap Echa.
"Darimana kamu Raynia?" Tanya bu Eta.
"Telat bu" kata Echa malas.
Echa mulai berjalan ke bangkunya dan duduk di sebelah Ayla yang sudah tersenyum manis sejak melihat Echa di ambang pintu.
"Saya gak pernah nyuruh kamu untuk duduk!" kata bu Eta menatap Echa.
Echa pun berdiri sambil bersedekap dada.
"Duduk" kata bu Eta. Echa mendengus. Gadis itu pun lalu duduk di bangkunya dengan kesal.
Semudah itu kah aku di permainkan?
Batin Echa kesal.
***
Suara bel istirahat pun menggema di seluruh penjuru sekolah. Echa bergegas memberesi bukunya untuk segera ke kantin."Ay, gue ke kantin ya, ikut gak?" Ayla terdiam sejenak sambil berfikir.
"Boleh deh" kata Ayla sambil mengangguk.
Dua gadis itu pun berjalan keluar untuk segera ke kantin.
"Eh Ay bentar, gue benerin tali sepatu gue dulu" kata Echa lalu berjongkok untuk mengikat tali sepatunya yang terlepas.
Saat akan berdiri, sebuah balon dan es krim disodorkan kepada Echa. Gadis itu mendongak dan mengerutkan keningnya. Echa pun langsung berdiri dengan kebingungan.
"Ayo di terima Cha" kata Mona menyodorkan balon berwarna biru tua itu. Ayla yang melihat itu ingin sekali tertawa ngakak.
"Maksud lo apaan? Lo pengen bully gue lagi?" Tanya Echa. Mona cepat menggeleng takut.
"Gak Cha, ini sebagai permintaan maaf gue, tolong Cha maafin gue, gue gak bakal ganggu lo lagi, ayo Cha terima" kata Mona memohon. Echa pun menerima balon dan es krim tersebut sambil sesekali memakan es krim yang dingin itu.
"Kenapa kok lo tiba-tiba gini?" Tanya Echa dengan senyuman smirk nya. Mona yang melihat itu langsung ketakutan.
"G-gue takut buat g-ganggu lo lagi, maafin gue, gue pergi ya" kata Mona lalu berlari menjauh dari Echa dan Ayla.
"Ngakak dosa gak sih?" Tanya Ayla sambil tertawa memegang perutnya.
"Sok atuh silakan" kata Echa sambil terkikik. Dua gadis itu pun berjalan beriringan menuju kantin sambil sesekali tertawa.
"Maaf ya, Echa telat" kata Echa sambil menunduk. Tama dan ke empat sahabatnya langsung menoleh.
"Hmm" gumam Tama seadanya. Echa yang melihat Tama yang semakin dingin padanya hanya bisa menghela nafas kasar.
"Balonku ada lima-"
"Dorrr!!" Teriak Rama membuat Arel terkejut.
"Belum selesai kampret!" Kata Arel ketus. Sedangkan Rama hanya terkekeh.
Echa pun langsung memesan makanan untuk kelima sahabat itu setelah mengambil list nya dari Arel. Sedangkan Ayla sudah duduk di samping Aldi sambil menunduk.
"Kalo boleh tau, apa yang terjadi sama Echa waktu dia di rumah lo?" Tanya Aldi sambil berbisik. Tama yang mendengar itu pun langsung mengalihkan pandangannya kepada Aldi.
"Echa kenapa?" Tanya Tama langsung.
Aldi terdiam bingung harus menjawab apa."Ceritanya panjang" kata Ayla. Gadis itu pun langsung menceritakan apa yang terjadi dengan Echa kepada Aldi dan Tama.
Padangan Tama beralih kepada Echa yang baru saja duduk di depannya. Gadis itu menikmati es krim dengan tenang.
Tama pun berdiri dari tempat duduknya dan menarik tangan gadis itu ke stand makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATCHA : Luka Dari Masa Lalu.
Fiksi RemajaFitnah itu, pembunuhan dan trauma yang mendalam. Bagaimana rasanya menjadi tersangka pembunuh padahal kau tidak melakukan apa-apa, trauma yang membekas dari masa lalu kelam yang kian menyiksa. Gadis itu, tersiksa mental sebelum waktunya. Batin dis...