" Jika aku tidak diinginkan, mengapa kalian memberi aku hidup !."
" Apabila Ratu melahirkan anak kembar, itu akhir dari keturunan pewaris tahta kerajaan Qin."
terbelenggu ada nya ramalan kuno, Kerajaan Qin terpaksa harus membuang salah satu putri me...
Bagian 1 : Sebuah Kenyataan ______________________________________
Istana Kerajaan Xia
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Putri Xin Yue duduk tegap di kursi sebuah pondok terletak di taman istana. Taman yang begitu luas, asri dan sejuk membuat ia merasa nyaman. Begitu banyak jenis bunga dan pepohonan disana beserta hembusan angin dan kicauan burung menambah rasa damai di hati nya. Ia tersenyum tipis melihat burung hinggap di pohon jeruk, sayap yang begitu indah memanjakan matanya.
" Sungguh indah burung itu !." Ucapnya tersenyum tipis.
Seketika bayangan gelandangan yang ia lihat ketika di jalan muncul diingatan nya, ia merasakan perasaan yang aneh sehingga membuat perasaan nya begitu sakit serta bingung. Meski ia belum jelas melihat wajahnya karena kotor, namun tatapan mata nya begitu menusuk, hal itu mengingatkannya atas kematian kedua adik nya.
" Siapa gelandangan itu.."
Pelayan mengumumkan kedatangan Putra Mahkota Han beserta pelayannya, ketika mendengar pengumuman itu, Putri Xin Yue berdiri dan memberi hormat kepada Putra Mahkota Han.
" Selamat datang Putra Mahkota Han !."
" Selamat pagi tuan Putri Xin Yue !."
" Ada apa gerangan putra Mahkota menghampiri ku pagi - pagi begini?."
" Duduk lah Putri." Perintah Putra Mahkota Han, Putri Xin Yue pun duduk didepannya. Mereka saling berhadapan sekarang.
" Bagaimana ruangan mu ?, Apa sudah cukup nyaman ?."
" Itu sudah cukup nyaman Putra Mahkota, Sebelumnya aku meminta maaf sudah melibatkan Putra Mahkota dalam pernikahan politik ini."
" Apa yang kau bicarakan putri !, Jangan berkata seperti itu !, Ini lah takdir seorang keturunan Raja."
" Baiklah jika begitu."
" Apakah kau ingin jalan - jalan bersama ku?." Ajak Putra Mahkota Han.
" Aku sangat bersedia."
Putra Mahkota Han dengan Putri Xin Yue beranjak dari tempatnya. Putra mahkota meminta prajurit menyiapkan kuda. Disisi lain Ziwei kembali mengunjungi istana dengan terburu-buru agar ia bisa mendapatkan informasi mengenai kalung berliontin cincin itu. Sungguh disayangkan ketika Ziwei baru tiba, Putra Mahkota beserta Putri Xin Yue telah pergi menjauh dari Istana. Hal itu belum disadari oleh nya. Ziwei memutuskan untuk menemui Pangeran Zhao terlebih dahulu sebelum menemui Putri Xin Yue.
Ziwei menuju ruangan Pangeran Zhao, ia kini telah sampai didepan pintu ruangannya, penjaga mengumumkan kedatangan Ziwei. Pangeran Zhao pun meminta nya untuk masuk. Ziwei masuk kedalam ruangan Pangeran Zhao yang tengah membaca buku. Ia sangat serius sekali sehingga tak sadar bahwa Ziwei kini telah duduk didepannya.
" Kau datang Ziwei !, Ada apa pagi - pagi begini ?." Tanya pangeran Zhao sambil meletakkan buku ke mejanya, lalu menatap serius Ziwei.
" Apa anda ingat dengan pemuda yang datang bersama anda kemarin ?."