Prolog

4.9K 185 3
                                    


Desember menyapa, membuat manusia berseri. Apalagi yang istimewa selain liburan di bulan Desember?

Bulan penuh kejutan bagi sepasang kekasih yang berjarak. Libur ujung tahun ini mereka akan bertemu. Menumpahkan rindu yang dibendung lamanya.

Begitu juga denganku. Enggi, kekasihku. Ah, apa dia kekasihku? Bahkan dia tak pernah memintaku untuk menjadi pacarnya.

Tapi, dia memintaku untuk selalu menunggunya. Katanya, aku ini rumah tempatnya pulang. Romantis kan dia?

Dia lelaki yang berhasil mencuri cinta pertamaku. Waktu itu, saat libur SMP aku tak sengaja bertemu dengannya di warung soto. Ya, memang kami tidak pernah satu sekolah.

Dia banyak tanya tentang kehidupanku. Dan yah! Semenjak itu dia sering ngehubungin. Bahkan, Ibunya sering mengobrol denganku via telepon.

"Ra, kamu sadar nggak sih tentang kita?" Enggi duduk di sampingku, memainkan finger.

"Kenapa?"

"Kita sedekat ini ya? Padahal jaman bocil dulu kita nggak dekat."

"Jaman SD? Ah, itu mah masa lalu. Bahkan, kita jarang main dulu. Atau malah nggak pernah ya?" Dia mengangguk.

"Padahal dulu aku suka kamu, loh! Kamunya aja nggak pernah ngelirik aku. Sedih, kan?" Aku terkejut mendengar pengakuannya. Benar kah ucapannya?

"Sejak kelas tiga SD aku suka kamu. Bisa dibilang sampe sekarang." Aku membungkam mulutku sendiri. Detik ini jantungku ingin melonjak keluar. Arghhhhh!

"Janji sama aku mau? Kita bakal tetap sama-sama sampai dewasa nanti?" Aku tertunduk malu. Mungkin pipiku sudah merah jambu.

"Kamu mau jadi rumah untukku? Menjadi tempatku pulang?"

"Kamu sehat, kan?" Enggi terkekeh. Dia merebut ponsel di genggamanku.

"Aku selalu serius sama kamu!"

"Aku pegang janji kamu, Nggi! Kamu yang pertama membuka hatiku. Kamu harus janji nggak bakal khianat?"

"Promise!"
Kami menautkan kelingking sebagai simbol perjanjian.

Sejak itu, hubungan kami semakin dekat. Apalagi, Ibunya selalu meneleponku setiap seminggu sekali.

Semakin hari semakin tumbuh cinta untuknya. Dia baik, dia selalu berhasil membuatku tersipu.

***

"Nadira, aku mau sekolah di luar pulau!" Ucapan Enggi berhasil membuatku tersedak es kelapa muda.

Hari ini, setelah pengumuman kelulusan SMP, dia mengajakku bertemu. Katanya untuk merayakan kelulusan.

Aku menatapnya. Benar! Tidak ada raut bohong dari wajahnya. Mendadak, aku sedih.

"Kemana?"

"TarNus," katanya. Aku terkejut. Dia pergi dariku sejauh itu.

"Kita tetap bisa saling kabar kok. Aku nggak akan lupa janji kita. Setahun sekali aku balik ke sini, khusus untuk Nyonya Nadira tersayang," lanjutnya meyakinkanku.

Aku menunduk lesu. Rasanya tak ikhlas harus berjauhan dengannya. Tapi mau bagaimana lagi? Aku tak mungkin menghalangi mimpinya itu.

***

"Enggi jadi kan ketemu?" tanyaku pada Enggi melalui sambungan telepon. Kemarin Enggi bilang akan pulang Desember ini.

"Jadi, dong. Aku kangen sama kamu."

"Ih, kamu. Padahal idhul fitri kemarin kamu pulang dan kita ngerayain bareng."

"Kangen aja tetep sama kamu."

Setelah tiga tahun kami menjalani LDR Lampung-Magelang, banyak perubahan di dirinya. Termasuk hubungan kami yang sedikit kendur.

Sekolahnya membuat kami jarang berkomunikasi. Hanya di hari minggu dia menelponku.

Enggi pun berubah menjadi sosok yang tegap dan sangat tampan. Wajar saja, dia ditempa selama tiga tahun ini.

"Nadira, Doakan aku lolos Akademi Militer ya!" ucap Enggi saat duduk di ruang tamu rumahku. Dia baru saja datang, langsung mengajakku mendiskusikan itu.

"Aamiin! Aku juga mau kuliah di Jogja, Nggi. Alhamdulillah, LDRnya nggak kejauhan ya hehehe." Enggi tersenyum.

***

Tiga bulan Enggi tidak menghubungiku. Katanya dia pendidikan dasar sebelum jadi taruna akmil. Huft! Jarang komunikasi seperti ini membuatku kesal.

Bahkan, setelah pendidikan dasar itu selesai pun kami jarang komunikasi. Saat minggu, waktunya pesiar dia sama sekali tak mengajakku pergi atau sekedar meneleponku.

Aku mengiriminya pesan singkat.
"Enggi, kamu kemana aja? Aku kangen."

Tapi sayang, pesan itu tak dibalas. Padahal baru saja dia membuat story instagram yang menunjukkan dia sedang makan di outlet food.

Aku sebal! Dia mulai berubah!



Mau cerita ini lanjut? Jangan lupa vote dan komen😊
Follow penulisnya juga dong biar semangat

NADIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang