Part 16

11 2 0
                                    

   Beberapa anak ada yang pergi mecari rumah mereka masing-masing, beberapa menangis histeris melihat keadaan disekitar mereka. Para orang dewasa berusaha menenangkan anak-anak yang menangis tersebut, walaupun mereka juga menangis dengan penuh kesedihan juga. Dua orang pria dari rombongan yang membakar mayat itu melihat dan mendekati mereka.
   Salah satu orang itu cukup tua dan sudah berumur, dengan rompi dan baju kulit berwarna hitam, rambutnya berwarna putih dan pendek, begitu juga dengan janggutnya. Kumisnya juga berwarna putih tetapi cukup panjang. Sementara yang satunya lagi seorang pria berambut kuning panjang dengan memakai pakaian coklat dengan campuran putih dan rompi berwarna hitam.
"Jack, Harper, Jong-in, Danny," sapa orang tua berambut putih.
"Aku tahu ini cukup mengagetkan, kami turut bersedih untuk kehilangan kalian. Aku senang kalian dan anak-anak baik-baik saja." Ucap pria tersebut.
"Terima kasih banyak David, Anders, aku juga senang kalian baik-baik saja." Ucap Harper yang sedang menenangkan Chanyeol dan Luhan.
"Aku tidak percaya hal yang sangat mengerikan ini terjadi." Kata Anders dengan nada sedih.
"Hei, apakah mereka sedang menangisi keluarga mereka?" Tanya Anders.
"Iya, tentu saja." Jawab Jong-in
"Beberapa mayat disini tidaklah lengkap. Para makhluk itu juga membawa dan menyantap beberapa mayat." Kata Anders.
"Tetapi, tidak semua orang didesa ini mati. Beberapa pergi ke Kota Silver Stone untuk mengungsi, karena itu adalah kota terdekat." Jelas Anders.
"Terima kasih kawan kami akan mencari keluarga kami di sana. Ngomong-ngomong, dimana kepala desa?" Tanya Jong-in.
   Dengan wajah penuh kekecewaan mereka menjelaskan bahwa sang kepala desa dengan keluarganya sudah pergi meninggalkan penduduk desa terlebih dahulu. Mereka membawa seluruh tabungan desa dan pergi ke tempat lain. Anders dan David tahu bahwa dari dulu sang kepala desa adalah orang yang korup dan egois, tetapi tidak ada bukti yang kuat untuk menjatuhkannya.
"Sudahlah, para dewa pasti akan membalasnya. Apakah kalian mau ikut rombongan kita ke Silver Stone untuk mengungsi?" Tanya Anders.
"Tentu saja kami akan ikut, tetapi biarkan kami bersiap-siap terlebih dahulu." Jawab Jong-in.
   Setelah mereka semua mengucapkan perpisahan pada rumah mereka masing-masing, merekapun berkumpul dan ikut rombongan desa untuk mengungsi ke Kota Silver Stone. Selama perjalanan Tao terlihat hanya duduk termenung. Ia masih syok dengan pembantaian desanya. Tetapi yang paling mengganggunya adalah seorang perempuan muda yang mengikutinya dari salah satu rumah penduduk desanya. Wanita itu terus mengikuti dan meminta tolong kepada Tao. Wanita itu memiliki wajah yang pucat dan anehnya hanya Tao yang bisa melihat dan mendengarkan wanita itu.

Kisah Tanah JahanamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang