Part 28

0 0 0
                                    

   Beberapa kereta kuda yang mengangkut banyak makanan untuk para pengungsi di Kota Silver Stone tiba. Kereta itu berisi banyak sekali daging, sayur-sayuran, buah-buahan, beras, tepung, dan seorang perempuan. Perempuan itu memakai jubah dengan kerudung. Ia keluar dari salah satu kereta dan segera melihat-lihat sekeliling dan segera berjalan menyusuri rumah-rumah penduduk. Pada saat ia sedang melihat-lihat, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang mendekatinya. Laki-laki itu masih muda dengan rambut pirang yang pendek. Dia segera mencengkram bahu perempuan tersebut.
"Hei, kau butuh bantuan?" Tanya dengan tersenyum dan sedikit menunduk mengintip wajahnya.
"Siapa kau? Aku harus segera pergi." Jawab wanita tersebut agak ketakutan.
"Ayolah, jangan pergi terlalu cepat, kita belum berkenalan." Kata laki-laki itu. Perempuan itu berusaha mundur dan menarik lengannya.
"Ayolah, kita bermain-main sebentar, aku bisa memberikanmu kepuasan dan kesenangan, aku akan memberimu pengalaman yang tak terlupakan." Kata laki-laki aneh sambil menguatkan cengkeramannya dan mengeluarkan sebilah pisau dan mengarahkannya kepada perempuan tersebut.
   Perempuan tersebut tampak ketakutan dan tidak tahu harus berbuat apa. Tiba-tiba ada sebuah batu yang melayang tepat ke kepala laki-laki tersebut.
"Bukk!" Laki-laki itu tampak terkejut dan kesakitan. Ia menoleh ke belakang dan melihat ada sekelompok perempuan muda. Salah satu perempuan yang tampak paling dewasa mendekati laki-laki tersebut. "Bukannya aku sudah memberimu pelajaran," kata perempuan itu.
"Kau lagi! Bajingan rasakan ini!" Kata laki-laki itu sambil menghunuskan pisau ke arahnya. Perempuan itu segera menangkisnya dan membuat pisau laki-laki tersebut terjatuh. Perempuan tersebut segera melayangkan tinju yang cepat dan kuat tepat ke wajah laki-laki tersebut.
"Argh!" Teriak laki-laki itu kesakitan.
"Dasar bajingan mesum, rasakan ini!" Kata perempuan tersebut sambil terus melayangkan serangan yang bertubi-tubi. Setelah laki-laki tersebut terjatuh karena beberapa serangan, perempuan tersebut tampak belum puas dan masih terus menyerangnya. Darah tampak membasahi wajah pria tersebut. Tampak beberapa warga menonton kejadian tersebut.
"Hey! Apa yang terjadi? Cepat hentikan!" Tiba-tiba beberapa prajurit kerajaan Blistar tampak menghampiri mereka. Perempuan tersebut tampak mengakhiri serangannya dan berdiri.
"Pria ini berusaha memperkosa wanita tersebut." Kata perempuan tersebut sambil menunjuk ke arah perempuan bertudung tersebut.
"Aku tidak percaya, ia bajingan ini lagi." Kata salah satu prajurit sambil memaksa berdiri laki-laki tersebut. Prajurit tersebut tampak tidak peduli pada luka yang diderita laki-laki tersebut.
"Kau baik-baik saja nona?" Tanya salah satu prajurit kepada perempuan yang berkerudung tersebut.
"Iya, aku baik-baik saja." Jawabnya sambil menutupi wajahnya agar tidak terlihat.
"Terima kasih nona, atas keberanianmu." Sambung prajurit tersebut sambil membawa laki-laki tadi sebagai tahanannya. Beberapa penduduk yang menonton tampak membubarkan diri.
"Wow, tadi itu hebat! Kau sangat hebat Victoria." Beberapa temannya tampak memuji keberanian perempuan yang bernama Victoria tersebut.
"Hei, kau tidak apa-apa?" Tanya Victoria pada perempuan tersebut.
"Iya.. aku baik-baik saja." Jawabnya dengan suara kecil.
"Terima kasih banyak." Sambungnya.
"Namaku Victoria, siapa namamu?" Tanya Victoria.
"Namaku.. Rose." Kata perempuan tersebut agak ragu.
"Hai Rose, namaku Amber." Kata teman perempuan Victoria yang kecil dan berambut pendek sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman.
"Aku Sulli." Kata perempuan berambut panjang hitam yang cantik dengan senyum manisnya.
"Aku Jessica dan ini adikku." Kata perempuan cantik berambut merah panjang sambil menunjuk perempuan disebelahnya.
"Namaku Krystal." Katanya perempuan kecil yang merupakan adik Jessica, ia cantik dan lucu dengan rambut panjang dan poni ratanya.
"Namaku Luna." Kata perempuan kecil berambut kuning panjangnya ,dengan senyum ramahnya.
"Hei, darimana asalmu, sepertinya kau bukan berasal dari sini?" Tanya Luna.
"Aku dari Kota Blistar, aku disini untuk melihat-lihat saja." Jawab perempuan berkerudung tersebut sambil mengangkat wajahnya sedikit.
Para perempuan tersebut tampak kagum melihat kecantikan Rose.
"Wow, kau cantik sekali, apa semua perempuan di kota raja sangat cantik sepertimu?" Puji Krystal.
"Terima kasih, kau juga cantik." Jawab Rose.
"Kenapa perempuan cantik dari kota raja sepertimu jauh-jauh ke kota ini?"
Tanya Jessica.
"Aku ingin melihat keadaan para pengungsi dari Desa Oldwood." Jawab Rose yang membuat mereka semua curiga.
"Kenapa kau ingin tahu keadaan pengungsi dari Desa Oldwood?" Tanya Sulli kepada Rose.
"Ehm.., aku mendengar banyak rumor jika para pengungsi diperlakukan tidak hormat dan ditelantarkan disini." Jawab Rose.
"Itu tidak benar, kita diperlakukan dengan sangat baik." Jawab Sulli.
"Aku salah satu pengungsi dari Desa Oldwood." Sambung Sulli.
"Benarkah, bisakah kau menceritakan apa saja yang terjadi pada kalian para pengungsi kota Oldwood?" Tanya Rose.
"Tentu saja, ayo kita cari tempat yang bagus." Ajak Sulli.
"Hei ayo kita kerumahku," ajak Amber yang langsung disetujui para temannya.
   Dalam perjalanan menuju rumah Amber, mereka berbincang bincang dengan Rose.
"Victoria, kau tadi sangat hebat." Puji Rose.
"Terima kasih, ayahku sering mengajarkanku bela diri." Jawab Victoria.
"Cita-cita Victoria adalah menjadi jenderal perempuan pertama kerajaan Blistar." Kata Luna.
"Hei, itu tidak benar." Kata Victoria agak malu.
   Mereka pergi cukup jauh dan akhirnya sampai dirumah yang berada jauh dari keramaian kota. Rumah tersebut penuh dengan berbagai macam bunga di halamannya. Dan seekor anjing kecil hitam kecoklatan menyambut mereka dengan gonggongannya.
"Ini Chase dia hanya cerewet, tapi sebenarnya dia sangat baik dan bersahabat." Kata Sulli sambil mengelusnya.
   Mereka disambut oleh ibu Amber dengan ramah.
"Luna, kalian ingin bermain di rumah?" Tanya ibu Amber dengan ramah.
"Iya mah," jawab Amber sambil mengajak teman-temannya masuk. Mereka memasuki rumah Amber yang indah dengan meja makan ditengah ruangan. Mereka naik ke lantai dua dan masuk ke kamar Amber. Mereka pun saling bercerita.
Amber menyiapkan kue dan susu untuk mereka semua.
"Sulli, jadi Keluarga Amber mengadopsimu?" Tanya Rose.
"Iya, Amber dan keluarganya sangat baik." Jawab Sulli.
"Aku turut berduka tentang ibumu." Kata Rose.
"Hei, jangan memangis, maaf sudah membuatmu mengingat semua hal mengerikan ini." Kata Rose merasa bersalah membuat Sulli menangis.
"Tidak apa-apa." Jawab Sulli sambil mengelap air matanya dibantu dengan Amber. Rose, Krystal, dan Jessica tampak ikut meneteskan air mata setelah mendengar cerita Sulli.
"Apakah kau tahu seperti apa ayahmu?" Tanya Rose pada Sulli.
"Entahlah, aku tidak begitu mengingatnya. Ibuku pernah bilang bahwa aku mirip dengannya dan ia memiliki rambut hitam pendek terakhir kali ibuku bertemu melihatnya." Jawab Sulli.
"Jangan sedih, aku yakin ayahmu masih hidup, ia adalah pahlawan." Kata Rose menghiburnya.
"Siapa orang yang ayahmu cari?" Tanya Rose.
"Entahlah, tapi ibuku bilang ayahku ingin balas dendam." Jawab Sulli.
"Terima kasih banyak teman-teman, sepertinya aku harus pulang sebelum malam." Kata Rose.
"Jangan pulang sekarang, pasti kau akan sampai di Blistar ketika malam. Menginaplah di sini, ada kamar kosong, aku yakin orang tuaku tidak akan keberatan." Ajak Amber.
"Benarkah, terima kasih banyak Amber." Ucap Rose.

Kisah Tanah JahanamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang