Part 30

4 0 0
                                    

Pada pagi harinya, mereka bersama mengantar Rose untuk melihat tempat para pengungsi Desa Oldwood tinggal. Mereka tinggal dirumah-rumah kayu bertingkat dua yang cukup bagus dan kokoh. Rumah-rumah kayu tersebut terlihat sederhana tapi cukup kokoh. Ada jembatan di lantai atas yang menghubungkan bangunan satu dengan bangunan yang lain. Para penduduk seperti hidup dengan aman dan nyaman.
"Wow, mereka semua tinggal dibangunan-bangunan ini?" Tanya Rose.
"Iya, bangunan kayu ini sangat bagus dan nyaman. Pada saat aku datang disini, aku menempati salah satu rumah dibangunan tersebut, tetapi hanya dua hari karena aku segera diadopsi menjadi keluarga Amber setelah mereka melihatku, jadi aku tinggal bersama dirumah Amber." Jelas Sulli.
"Hei Sulli, kau kenal bocah itu?" Tanya Jessica yang menunjuk pada bocah laki-laki kecil dan berwajah datar tapi tampan dan menggemaskan.
"Entahlah, aku tidak begitu mengenalnya," jawab Sulli.
"Hei kau, kemarilah." Kata Jessica memanggil bocah laki-laki tersebut. Bocah itu segera menoleh ke arah mereka dan berjalan mendekati mereka. Mereka tersenyum melihat betapa polos dan lucunya bocah itu.
"Astaga dia lucu sekali," kata Jessica.
"Dia juga sangat tampan," tambah Krystal.
"Kau menyukainya?" Tanya Jessica menggoda Krystal.
"Tentu saja tidak," jawab Krystal.
"Tapi tadi kau bilang dia tampan?" Tanya Jessica.
"Sudah diam nanti dia dengar." Bantah Krystal.
Begitu bocah tersebut sampai di depan mereka semua, mereka mulai tertawa kecil melihat betapa menggemaskannya bocah tersebut.
"Ada apa?" Tanya bocah tersebut penuh dengan keheranan.
"Hei, siapa namamu?" Tanya Jessica kepada bocah tersebut.
"Namaku Kyung-soo." Jawab bocah tersebut dengan ekspresi datar.
"Kyung-soo berapa umurmu?" Tanya Jessica lagi.
"Umurku 14 tahun." Jawab Kyung-soo.
"Benarkah? Umurmu sama seperti adikku Krystal, adikku juga bilang kalau dia menyukaimu." Mereka semua tertawa mendengar hal tersebut, tetapi Krystal dan Kyung-soo tidak tertawa. Kyung-soo hanya memasang ekspresi datar dan Krystal dia dan menyembunyikan ekspresi malunya.
"Hei itu tidak benar! Aku Kapan aku mengatakan hal itu?" Bantah Krystal malu sambil mencolek pinggang Jessica yang membuatnya terkejut geli.
"Hei sudah hentikan, maaf," Jessica memohon kepada adiknya agar berhenti menggelitikinya.
"Hei, apakah kau dari desa Oldwood?" Tanya Rose pada Kyung-soo.
"Bukan, aku dari Silver Stone," jawab Kyung-soo.
"Kenapa kau disini?" Tanya Rose.
"Aku sedang ingin menjemput temanku untuk bermain," jawabnya.
"Hei bolehkah kita bermain bertemu bersama temanmu?" Tanya Rose.
"Kenapa?" Kyung-soo bertanya balik.
"Kita hanya ingin berkenalan dengan temanmu." Jawab Rose.
"Kenapa?" Tanya Kyung-soo lagi merasa pertanyaannya belum terjawab.
"Sebenarnya Rose ingin memiliki pacar, ia membutuhkanmu untuk berkenalan dengan teman laki-lakimu." Jawab Victoria. Mereka semua tertawa mendengar jawaban Victoria.
"Oh begitu, baiklah kalian boleh ikut." Jawab Kyung-soo. Mereka pun pergi megikuti Kyung-soo menuju rumah salah satu teman Kyung-soo.
Setelah selesai sarapan bersama Kai dan Tao segera membantu ayahnya mecuci piring. Tepat setelah selesai mencuci piring, ada orang yang mengetok pintu rumah mereka. Jong-in segera menghampiri pintu untuk membukakan pintu tamu tersebut.
"Hai Jong-in, kau sudah siap untuk berburu?" Tanya Harper segera setelah dia melihat Jong-in membukakannya pintu. Harper tidak datang sendiri, ia ditemani oleh saudaranya Wilson.
"Iya, tentu saja. Masuklah dan tunggu sebentar." Jawab Jong-in sambil mempersilahkan masuk kedua tamunya. Kai dan Tao segera menemui para tamu tersebut. Kai dan Tao yang mendengar ada tamu segera mengintip para tamu tersebut. Mereka terkejut melihat Wilson dan Harper datang lagi setelah kemarin.
"Hei Tao, ini saatnya kita menjalankan rencana kita." Bisik Kai ke Tao.
"Oke, aku agak gugup." Jawab Tao.
"Jangan khawatir, kita pasti bisa, ingat apa yang sudah kita bicarakan kemarin. Ayo, sekaranglah saatnya." Bujuk Kai sambil mengajak Tao menemui para tamu.
"Ayah, kau akan pergi berburu?" Tanya Kai pada ayahnya.
"Iya, maaf ayah lupa memberi tahu kalian kemarin. Ayah akan pergi dan kalian yang menjaga rumah. Kalau kalian ingin bermain jangan lupa kunci pintu dan tutup jendela." Kata Jong-in sambil berjalan masuk ke kamarnya untuk mengambil peralatan berburunya.
Harper dan Wilson yang sedang duduk di kursi ruang tamu menatap Kai dan Tao. Kai dan Tao menatap balik mereka dengan canggung.
"Hai Tao, Kai, bagaimana kabar kalian?" Tanya Harper setelah melihat mereka berdua menatapnya.
"Kami baik." Jawab Kai sambil mengajak Tao untuk ikut duduk diruang tamu.
"Apakah kalian merasa senang tinggal disini?" Tanya Harper.
"Iya tentu saja. Kami memiliki banyak teman." Jawab Kai.
"Apakah kalian mendapat teman baru disini?" Tanya Wilson.
"Ya tentu saja, kami punya Jonghyun, Jinki, Kyung-soo, Xiumin, Ki-bum," jawab Kai.
"Dan Kayla." Sambung Tao.
"Oh iya, dan Kayla juga." Sambung Kai. Tampak Wilson terbelalak mendengar nama Kayla disebutkan.
"Wow Kayla? Bukankah itu nama perempuan?" Tanya Harpe dan membuat Wilson mengucurkan keringat.
"Iya, dia memang perempuan." Jawab Tao.
"Apakah dia pacar kalian?" Tanya Harper yang membuat mereka berdua tertawa.
"Tentu saja bukan." Jawab Kai.
"Seperti apa Kayla? Apakah dia cantik?" Tanya Harper lagi.
"Hmm, dia lumayan cantik. Dia memiliki rambut panjang berwarna hitam dan matanya besar dan indah," jawab Tao sambil tersenyum.
"Wow, kau mendiskripsikannya dengan baik. Kalian pasti sangat dekat dengannya?" Tanya Harper.
"Ya, tentu saja." Jawab Kai sambil tersenyum dan sekilas menatap wajah Wilson yang gelisah.
"Oke, kalian sudah siap?" Tanya Jong-in yang sudah keluar dari kamarnya memakai pakaian dan membawa peralatan berburunya.
"Tentu saja, jika tidak mengapa kita berdua menunggumu disini." Jawab Harper yang segera berdiri diikuti oleh Wilson. Mereka pun pergi dengan semangat, kecuali Wilson yang sedikit murung memikirkan sesuatu.
   Setelah mereka bertiga pergi, Kai dan Tao segera menutup pintu rumah dan mereka menatap satu sama lain.
"Kau lihat ekspresinya tadi?" Tanya Tao pada Kai.
"Tentu saja, sudah jelas dia pasti orang yang membunuh keluarga Kayla," jawab Kai.
"Baiklah, sekarang kita harus melngkah ke tahap selanjutnya, kita harus memberi tahu ayahmu." Kata Tao.
"Ya tentu, begitu ayahku pulang, kita harus menceritakan apa yang terjadi." Jawab Kai.
   Pada saat mereka sedang asyik berbincang-bincang, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumah mereka.
"Stt, sepertinya mereka kembali lagi," kata Kai.
"Kenapa?" Tanya Tao.
"Entahlah, mungkin ayah melupakan sesuatu." Jawab Kai sambil berjalan dan membuka pintu. Betapa terkejutnya mereka, ternyata yang mengetuk bukanlah Jong-in atau Harper atau Wilson, tetapi Kyung-soo dengan para perempuan berbagai macam ukuran tinggi badan.
"Hai Tao, Kai." Salam Kyung-soo.
"Hai." Para perempuan dibelakang Kyung-soo ikut mengucapkan salam.
"Hai," jawab mereka berdua dengan grogi.
"Kyung-soo, siapa mereka?" Tanya Kai.
"Entahlah, mereka bilang mereka ingin bertemu dengan kalian." Jawab Kyung-soo.
"Hai, kalian berdua dari desa Oldwood kan? Bisakah kalian ceritakan peristiwa yang terjadi di desa Oldwood?" Tanya salah satu gadis yang bernama Rose.
"Oke, tentu, kalian boleh masuk." Jawab Kai grogi. Mereka semua pun duduk di kursi ruang tamu.
"Oh ya, namaku Rose, ini Victoria, Jessica, Krystal, Amber, Luna, dan ini Sulli, dia juga dari desa Oldwood." Jelas Rose.
"Hai, namaku Kai, dan ini Tao." Balas Kai.
"Jadi apa yang ingin kalian tanyakan?" Tanya Kai.
"Kami ingin kalian menceritakan peristiwa pembantaian di desa Oldwood." Jawab Rose.
"Baik. Pembantaian tersebut terjadi pada malam hari. Pada pagi hari, aku, Tao, dan ke-enam teman kami pergi kehutan untuk berburu." Cerita Kai lalu berhentilah untuk menghela nafas.
"Tunggu, kalian berdelapan pergi kehutan untuk berburu? Apakah kalian tidak tahu betapa bahayanya hutan tersebut?" Tanya Rose terkejut mendengar cerita Kai.
"Kami sama sekali tidak tahu kalau mereka akan menyerang. Kita tahu di dalam hutan ada banyak hewan buas dan hantu, tetapi kami memberanikan diri dan membawa senjata. Kami tahu bahwa itu adalah hal yang bodoh, lalu datang ayahku dan ketiga teman berburunya. Ayahku marah terhadap kecerobohan kita, lalu ia mengajak kita semua untuk berburu bersama." Jawab Kai. Mereka semua tampak mendengarkan cerita Kai dengan penasaran.
"Kami menghadapi banyak hewan buas di hutan, seperti serigala dan macan. Lalu pada saat kami berjalan pulang ke desa, kami mendengar suara kelompok monyet yang sangat banyak dan keras, dan semakin bertambah pada saat mereka semua semakin mendekati kita. Kita pun bersembunyi di balik akar pohon. Aku sangat ketakutan. Kulihat ke atas dan pepohonan di atas dipenuhi dengan Suku Monyet Kegelapan yang bergelantungan dengan suara mereka yang sangat berisik. Mereka semua sedang menuju ke Desa Oldwood untuk menyerangnya. Kita pun merubah rencana kita untuk mengambil tempat agak jauh dari jalan yang menuju ke arah desa. Kita menghabiskan malam dihutan yang angker dan berbahaya karena para monyet tersebut pasti sudah tiba di desa lebih dahulu. Pada pagi hari kitapun pulang, dan seluruh desa sudah dalam keadaan hancur dan penuh dengan mayat. Ibuku meninggal dalam peristiwa tersebut, dan Tao kehilangan seluruh keluarganya." Kai pun mengakhiri ceritanya. Mereka semua tampak terpana dan berduka dengan cerita Kai. Mereka semua sangat sedih dengan apa yang sudah di alami oleh Kai dan Tao.
"Aku sangat berduka atas kematian keluarga kalian." Jawab Rose.
"Kenapa kau ingin tahu tentang cerita ini?" Tanya Kai pada Rose.
"Aku hanya ingin membantu kalian. Banyak orang di kerajaan yang tidak peduli pada permasalahan kalian selama kalian dapat tempat tinggal dan makanan." Jawab Rose.
"Orang-orang kerajaan? Darimana asalmu?" Tanya Tao pada Rose.
"Aku dari kota Blistar, orang tuaku merupakan salah satu menteri di Kerajaan Blistar. Di sana kita sangat dekat dengan para pemerintah kerajaan, jadi kita yang paling sering mendapat kabar dari kerajaan." Jawab Rose.
"Apakah kalian memiliki masalah selama tinggal disini?" Tanya Rose pada Kai dan Tao.
"Sepertinya kita tidak ada masalah. Hanya ada kabar mengenai para penyembah sesat yang suka menculik anak-anak. Aku harap itu tidak benar. Dan sepertinya yang kau katakan itu benar, bahwa selama kita diberi makanan dan tempat tinggal, kita akan lupa tentang masalah awal kita. Aku bingung apa yang terjadi dengan Desa Oldwood dan bagaimana para makhluk itu bisa menyerang. Aku harap kita semua bisa kembali tinggal di Desa Oldwood dengan aman." Jawab Kai.
"Hmm, jangan khawatir, aku akan segera memberitahukan tentang hal ini kepada orang tuaku. Untuk soal desa kalian, aku harap kalian tidak kembali untuk tinggal di desa tersebut." Kata Rose yang membuat mereka semua terkejut dan heran.
"Kenapa?" Tanya Kai.
"Hutan tersebut adalah sumber kekuatan jahat dan para iblis." Jawab Rose dan membuat mereka semua ketakutan.
"Tunggu, kalian tidak tahu betapa bahayanya desa tersebut?" Tanya Rose setelah melihat reaksi wajah mereka saat mendengar jawaban Rose.
"Iya, kami tahu banyak hewan berbahaya di hutan tersebut." Jawab Kai.
"Dan juga hantu. Kita juga tidak boleh ke hutan setelah matahari terbenam. Saat kita menghabiskan malam dihutan, ada banyak suara aneh dan penampakan hantu." Tambah Tao.
"Hutan tersebut lebih berbahaya dari pada sekedar hewan dan hantu. Hutan tersebut sangat jahat. Semakin kalian masuk ke dalam hutan, semakin banyak kekuatan jahat yang hidup." Jawab Rose yang membuat mereka semau ketakutan.
"Kenapa kita semua belum pernah mendengar cerita seperti ini? Darimana kau tahu semua ini?" Tanya Sulli pada Rose.
"Tentu saja dari para petinggi kerajaan. Ini berarti para petinggi kerajaan merahasiakan ini semua kepada kita." Jawab Rose.
"Apakah kalian semua tahu nama asli hutan tersebut?" Tanya Rose pada mereka semua, dan tentu saja mereka semua tidak ada yang tahu.
"Hutan terlarang?" Jawab Kai ragu.
"Itu nama umum bagi orang yang tidak tahu hutan tersebut." Jawab Rose.
"Nama hutan tersebut adalah..." Kata Rose yang tiba-tiba terpotong oleh ketukan pintu yang sanagt keras.
"Kai! Tao! Ayahnya Kai!" Panggil orang yang mengetuk pintu tersebut. 
   Suara orang tersebut terdengar seperti bocah laki-laki. Kai dan Tao tampak mengenali suara tersebut, karena itu adalah suara salah satu teman mereka. Kai dan Tao berjalan ke arah pintu dan membukanya. Betapa terkejutnya mereka semua melihat Chanyeol, Luhan, Kris, dan teman-teman mereka yang lainnya, begitu pula Cahnyeol dan teman-temannya terkejut melihat rumah Kai penuh dengan perempuan.
"Ada apa tanya Kai heran?" Tanya Kai pada mereka.
"Semua orang berkumpul di Bait, ada hal yang mengerikan disana." Kata Xiumin.
"Hal mengerikan seperti apa?" Tanya Kai.
"Ada banyak mayat dan potongan tubuh disana, ayo cepat!" Kata Chanyeol agak ketakutan.
   Mereka semua pergi mengikuti Chanyeol dan teman-temannya. Mereka berlari menuju Bait, tempat orang yang memuja keempat dewa berdoa. Selama merek berlari menuju Bait, banyak orang memenuhi jalan. Semakian mereka dekat dengan Bait, semakin banyak orang yang berkumpul. Pada saat mereka sampai, mereka melihat pintu Bait dipenuhi dengan banyak orang. Mereka kesulitan untuk masuk, tetapi mereka tetap berusaha menerobos kerumunan tersebut. Beberapa dari mereka berhasil masuk dan melihat orang-orang mengerumuni lantai Bait yang penuh dengan potongan tubuh manusia yang disusun berbentuk seperti tanda panah. Sebuah pemandangan yang sanagt mengerikan dan menjijikan bagi semua orang. Yang lebih mengerikan lagi, potongan-potongan tubuh tersebut berlumuran dengan darah dan berbentuk tanda panah yang mengarah pada altar Bait, dan di tembok altar Bait terdapat seseorang yang terikat terlentang berbentuk tanda X. Orang tersebut tak mengenakan busana tanpa sekali dan tubuhnya dipenuhi dengan berbagai luka sayatan yang aneh.
   Beberapa saat kemudian, para prajurit Kerajaan Blistar datang dan meminta semua orang menyingkir. Para prajurit memerintahkan semua orang untuk segera pergi meninggalkan Bait.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kisah Tanah JahanamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang